Pages

Friday, February 28, 2014

Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

Read Offline, Save or download as :
Pdf :  Manajemen sumber daya manusia.pdf
Word :  Manajemen sumber daya manusia.pdf

      Manajemen sumber daya manusia atau yang biasa disebut HRM (human resource management) adalah sebuah aktivitas organisasi yang bertujuan menciptakan dan mengembangkan sumber daya manusianya agar dapat bekerja secara efektif. Semua karyawan, termasuk karyawan lini bawah sekalipun, memiliki peranan yang penting dalam perusahaan. Oleh karena itu, manajer pengelola sumber daya manusia harus mampu melakukan perencanaan yang baik untuk mendukung efektivitas kerja karyawannya. Bagian atau unit yang biasanya mengurus dan menangani sumber daya manusia adalah departemen sumber daya manusia atau HRO (human resource department).

A. Perencanaan Sumber Daya Manusia

      Secara spesifik, perencanaan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu analisis pekerjaan dan meramal permintaan dan penawaran sumber daya manusia.
1. Analisis Pekerjaan (job Analysis).
Analisis pekerjaan adalah sebuah analisis sistematis terhadap posisi-posisi pekerjaan yang ada dalam suatu organisasi. Analisis pekerjaan ini akan menghasilkan dua hal, yaitu :
a. Deskripsi Pekerjaan (Job Description)
Deskripsi pekerjaan menyajikan informasi tentang hak dan kewajiban yang akan dimiliki oleh karyawan yang menempati posisi tersebut, lingkungan kerja yang akan dihadapi, dan perlengkapan-perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan tersebut. Contoh untuk posisi sebagai sekretaris, gaji yang akan diterima sebesar Rp5.OOO.OOO, pekerjaan terpenting yang harus dikerjakannya adalah mengatur jadwal kerja atasannya, dan di ruang kerjanya tersedia fasilitas-fasilitas penunjang seperti laptop, telepon, dan internet.
b. Spesifikasi Pekerjaan
Spesifikasi pekerjaan menjelaskan tentang keterampilan dan kemampuan yang harus dimiliki oleh sumber daya manusia agar dapat menempati posisi tersebut. Contohnya untuk menempati posisi sebagai sekretaris, suatu perusahaan mensyaratkan: minimal lulusan D3 jurusan kesekretarian, dapat berbahasa Inggris baik aktif maupun pasif, berusia minimal 20 tahun, dan sudah memiliki pengalaman bekerja sebagai sekretaris minimal satu tahun.
2. Meramal Permintaan dan Penawaran Sumber Daya Manusia.
Setelah manajer melakukan analisis pekerjaan, selanjutnya manajer dapat memperkirakan kebutuhan karyawan perusahaannya baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang. Manajer memulainya dengan melihat trend perusahaan dalam mengatur sumber daya manusianya, rencana perusahaan di masa yang akan datang, dan trend ekonomi negara tersebut. Peramalan penawaran tenaga kerja ada dua, yaitu: 1) Peramalan penawaran internal: Jumlah dan tipe karyawan yang tersedia di Madya Swalayan dalam beberapa waktu ke depan. 2) Peramalan penawaran eksternal: Jumlah dan tipe tenaga kerja yang akan tersedia di pasar tenaga kerja. Dalam meramalkan permintaan perusahaan terhadap sumber daya manusia, manajer mendasarkan ramalannya pada informasi-informasi relevan yang dapat diperolehnya. Informasi-informasi relevan ini di antaranya dunia bisnis di masa yang akan datang, produk­ produk baru, dan rencana perluasan usaha. Informasi-informasi masa lalu, seperti sejarah perkembangan teknologi, sejarah kebiasaan dalam mengatur sumber daya manusianya, dan trend ekonomi juga merupakan informasi yang sangat berguna. Staf HRM menggunakan semua informasi tersebut untuk menentukan jumlah karyawan yang akan direkrut oleh perusahaan dan kualifikasi yang dibutuhkan.

B. Merekrut Sumber Daya Manusia

      Ketika manajer mengetahui bahwa perusahaan memerlukan karyawan baru, maka manajer mempersiapkan rencana untuk merekrut karyawan. Perekrutan adalah proses untuk menarik pelamar pekerjaan yang berkualitas. Untuk melakukan proses perekrutan, perusahaan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, proses ini memerlukan suatu tata cara yang sistematis. Perekrutan ini ada dua jenis, yaitu perekrutan internal dan perekrutan eksternal.
1. Perekrutan Eksternal
Perekrutan eksternal adalah usaha untuk menarik pelamar pekerjaan dari luar perusahaan. Untuk menarik para pelamar pekerjaan tersebut, perusahaan dapat menggunakan media massa untuk mempubikasikan posisi kosong, persyaratan, dan fasilitas yang akan didapatkan, melakukan perekrutan di universitas-universitas, dan menggunakan agen tenaga kerja. Banyak pula tenaga kerja yang langsung mengirimkan lamarannya kepada perusahaan. Keuntungannya, perekrutan eksternal akan menghadirkan karyawan dengan perspektif baru dan latar belakang bisnis yang bervariasi. Kekurangannya, untuk melaksanakan proses ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit, terutama jika perusahaan menggunakan jasa agen tenaga kerja. Selain itu, perekrutan eksternal berpel uang menimbulkan rasa tidak nyaman pada karyawan lama yang ada di perusahaan.
2. Perekrutan Internal
      Perekrutan internal adalah perekrutan yang pelamar pekerjaannya merupakan karyawan perusahaan itu sendiri. Hal tersebut kerap terjadi di dalam perusahaan seperti karyawan yang dipromosikan untuk menempati posisi yang lebih tinggi dan karyawan yang ditransfer dari posisi satu ke posisi lainnya dalam satu level. Keuntungannya, perekrutan internal dapat meningkatkan motivasi karyawan yang ada di dalam perusahaan tersebut dan juga dapat membantu perusahaan dalam mempertahankan karyawan­karyawannya yang berkualitas. Kekurangan proses ini adalah promosi yang menyebabkan seorang karyawan naik level akan berdampak kosongnya posisi yang dulu ditempati oleh karyawan tersebut. Hal itu tidak hanya akan menyebabkan perusahaan membuka perekrutan eksternal yang membutuhkan banyak biaya, tetapi juga menyebabkan perusahaan harus melakukan training kepada dua karyawan (satu karyawan baru dan satu karyawan yang naik tingkat) yang membutuhkan biaya yang tak sedikit pula.

C. Memilih Sumber Daya Manusia

      Ketika suatu perusahaan, khususnya perusahaan besar, membuka lowongan pekerjaan, biasanya akan banyak tenaga kerja yang mendaftar. Seperti yang terjadi pada perekrutan karyawan Bank Indonesia tahun 2008 silam. Sekitar 10.000 orang tenaga kerja memperebutkan kursi yang hanya berjumlah 150 buah. Untuk menjaring 150 orang tenaga kerja yang diinginkan oleh perusahaan ini tidaklah mudah, perusahaan perlu menyelenggarakan beberapa tahapan seleksi untuk mendapatkan tenaga kerja yang diinginkannya.
1. Surat Lamaran
Surat lamaran berguna untuk mengumpulkan informasi mengenai riwayat hidup pelamar termasuk pendidikan, pengalaman kerja, dan karakteristik pelamar. Informasi yang diperoleh perusahaan dari surat lamaran tersebut digunakan untuk dua tujuan, yaitu untuk mengidentifikasi calon karyawan yang pantas atau melakukan pemeriksaan yang lebih cermat dan untuk membuat pewawancara memahami latar belakang pelamar.
2. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui seberapa jauh keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan calon karyawan yang relevan terhadap pekerjaan yang akan dibebankan kepadanya. Beberapa perusahaan menggunakan tes The "Big Five" Personality Traits untuk mengetahui kepribadian calon karyawannya.
3. Wawancara
Wawancara mungkin merupakan cara yang paling banyak digunakan untuk menjaring tenaga kerja. Proses ini membuka peluang antara pelamar dengan perusahaan untuk saling mengenal. Pewawancara dapat mengajukan suatu kasus untuk mengetahui secara langsung kemampuan pelamar. Mereka juga dapat memahami lebih dalam mengenai riwayat hidup, perilaku, dan motivasi si pelamar. Sementara, pelamar dapat mendapatkan kesempatan untuk mengetahui lebih jauh mengenai pekerjaan dan lingkungan pekerjaan yang akan dihadapinya.
4. Referensi
Pelamar kerja biasanya diminta untuk menuliskan nama referensi, yaitu orang yang dapat memverifikasi informasi latar belakang pelamar dan memberikan evaluasi pribadi mengenai pelamar tersebut. Secara alami, pelamar cenderung hanya menuliskan referensi yang akan mengatakan hal-hal yang baik mengenai dirinya. Dengan demikian, evaluasi pribadi yang diperoleh dari referensi tidak banyak bermanfaat. Tetapi, referensi sering memberikan verifikasi atas informasi-informasi tertentu seperti pertanggungjawaban kerja sebelumnya dan alasan mengapa pelamar meninggalkan pekerjaan semula.
5. Teknik Lain
Perusahaan mungkin akan menggunakan teknik-teknik lain untuk menjaring tenaga kerja yang diinginkannya seperti polygraph tests, physical exams, dan drug tests.

D. Orientasi

      Setelah perusahaan menganalisis semua informasi tentang calon tenaga kerja, perusahaan memutuskan pelamar yang diterima sebagai karyawan. Ketika karyawan mulai bekerja di perusahaan tersebut, mereka perlu menjalani orientasi. Orientasi adalah proses memperkenalkan karyawan baru dengan lingkungan kerjanya. Orientasi ini dapat dilakukan dengan presentasi singkat mengenai perusahaan, memperkenalkan karyawan baru dengan karyawan-karyawan lama, dan mengajak karyawan baru berkeliling perusahaan untuk mengenali lingkungan perusahaan.

E. Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja

      Karyawan baru perlu pelatihan agar ia paham betul apa yang harus dilakukannya dan agar ia mampu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
1. Pelatihan (Training)
Pelatihan sangat penting jika perusahaan ingin memperoleh karyawan yang berkualitas dan dapat bekerja secara efektif. Berikut adalah beberapa metode yang dapat digunakan untuk memberikan pelatihan-pelatihan kepada karyawan baru.
a) On-the-job methods
On-the-job methods adalah metoda pelatihan yang dilakukan dengan membiarkan para karyawan baru (yang diberi pelatihan) melakukan pekerjaannya, sementara karyawan-karyawan yang telah ahli dan berpengalaman mengawasi dan memberikan arahan kepada mereka.
b) Vestibule training
Vestibule training adalah metoda pelatihan yang dilakukan dengan menciptakan situasi kerja yang distimulasikan dalam area yang terpisah dari tempat kerja mereka.
2. Memberikan pengajaran di kelas (classroom teaching and lectures)
Metode ini dilakukan dengan menghadirkan seorang ahli untuk memberikan pengajaran kepada para karyawan, atau serupa dengan para guru yang mengajari murid-muridnya di dalam kelas.
3. Konferensi dan seminar
Konferensi dan seminar adalah salah satu bentuk pelatihan yang dilakukan dengan mempertemukan antara para ahli dan karyawan baru sehingga, mereka dapat saling berdiskusi dan bertukar pikiran.

4. Memainkan peran (role playing)
Memainkan peran adalah metode pelatihan yang dilakukan dengan membiarkan masing-masing anggota pelatihan memerankan peran karyawan lain dalam organisasi sehingga masing-masing akan lebih memahami peran-peran yang ada di dalam tempat kerja mereka yang baru.
5. Penilaian terhadap Kinerja (Performance Appraisal)
Penilaian terhadap kinerja adalah sebuah evaluasi terhadap para karyawan sehingga, manajer dapat membuat suatu keputusan yang objektif terhadap sumber daya manusianya. Evaluasi ini memiliki tiga tujuan utama, yaitu:
- Membuat para karyawan mengetahui kinerjanya selama ini dan perkiraan seberapa baik kinerja mereka di masa yang akan datang.
- Menjadi dasar yang baik dalam memberikan penghargaan seperti peningkatan gaji dan promosi jabatan terhadap mereka yang berkinerja bagus.
- Membantu perusahaan dalam mengawasi proses-proses penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan para karyawannya.
6. Manfaat Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja
Menurut Soetrisno (1991.halm.255), ada empat manfaat pelatihan dan pengembangan tenaga kerja, yaitu:
- Kenaikan Produktivitas
Dengan program pelatihan dan pengembangan, diharapkan produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan, baik dari segi jumlah maupun dari segi kualitasnya.
- Kenaikan Moral Tenaga Kerja
Penyelenggaraan latihan dan pengembangan yang sesuai dengan tingkat keperluan yang ada dalam perusahaan, akan menciptakan suatu lingkungan kerja yang harmonis dan semangat kerja yang meningkat.
- Menurunnya Angka Kecelakaan
Meningkatnya pemahaman dan keterampilan tenaga kerja karena telah melaksanakan program pelatihan dan pengembangan dapat memperkecil peluang terjadinya kecelakaan kerja.
- Kenaikan Stabilitas dan Keluwesan Tenaga Kerja 
Stabilitas dan keluwesan diartikan bahwa ketika seorang tenaga kerja tidak dapat bekerja, ia dapat digantikan sementara oleh tenaga kerja yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA :
Sunardi dan Anita Primastiwi. 2012. Bisnis Pengantar (Konsep, Strategi & Kasus). CAPS, Yogyakarta.

Baca SelengkapnyaManajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

Wednesday, February 26, 2014

Manajemen Toko Swalayan

Read Offline, Save or Download as :
PDF : Manajemen Toko Swalayan.Pdf
Doc : Manajemen Toko Swalayan.Docx

A. Sejarah Toko/ Pasar Swalayan

      Setelah Perang Dunia I, secara menyeluruh kondisi perekonomian dunia terasa memprihatinkan. Oleh karena itu, sekitar tahun 1930 dunia dilanda resesi ekonomi.

      Keadaan ekonomi yang tidak menentu secara langsung memengaruhi para pedagang eceran atau para peritel untuk selalu berpikir, bersikap, dan bertindak efektif dan efisien. Salah satu cara untuk menekan biaya adalah dengan mengurangi tenaga kerja dan mengoptimalkan karyawan sehingga munculah bisnis eceran atau bisnis ritel, dengan sistern swalayan di mana pembeli mengambil sendiri barang yang akan dibeli. Toko yang demikian lebih dikenal sebagai Pasar (toko) Swalayan. Dengan sistem itu, efisiensi didapatkan karena toko yang relatif lebih besar bisa terjangkau hanya dengan sedikit karyawan.

      Toko swalayan berkembang pesat dan berubah mcnjadi General Merchandising Store, Hyperrnarket, Department Store , Ware house store, dsb.

      Setelah perang Dunia II, perkembangan pasar swalayan di Asia mulai di Jepang, diikuti korea, Taiwan, dan Hongkong. Sekitar tahun 70-an, pasar swalayan merambah ke Bangkok, Singapura, dan Indonesia khususnya di Jakarta.

      Model pasar swalayan pertama kali mengikuti gaya barat dengan ciri rak barang tinggi dan lebar, tetapi dengan layout dan dekorasi yang kurang semarak. Keadaan itu memperkecil biaya (cost) sehingga harga jualnya relatif lebih murah. Namun, pada tahun 80-an, trend Jakarta mulai berkiblat kepada trend Jepang sehingga pasar swalayan Indonesia banyak menggunakan konsultan Jepang dalam mernajukan penjualannya. Hal itu ter1ihat dari display dan dekorasinya yang semarak serta rak-rak yang relatif lebih pendek yang tampaknya sesuai dengan tinggi badan orang Indonesia.

      B. Pengertian Toko Swalayan

      Kata swalayan diambil dari kata swa yang berarti sendiri dan layan yang berarti melayani. Jadi, swalayan bisa diartikan melayani sendiri. Toko swalayan melayani kebutuhan konsumen sehari-hari meliputi makanan dan minuman, juga kebutuhan yang berhubungan dengan pakaian dan keperluan rumah tangga lainnya. Setiap pengunjung yang datang untuk berbelanja di toko swalayan harus melayani diri sendiri. Pembeli mencari barang keperluannya sendiri dengan terlebih dahulu mengambil keranjang/ trolly yang disediakan sebagai tempat barang-barang yang akan dibelinya. Setelah memilih barang, pembeli bisa membawa barang tersebut ke meja kasir untuk melakukan proses pembayaran.

      C. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Toko Swalayan

1) Menyediakan produk-produk yang berkualitas baik dengan harga yang pantas dan bersaing.
2) Memberikan pelayanan dengan menyediakan tempat belanja yang nyaman, mudah dicapai, dan fasilitas yang baik (parkir dan lain sebagainya).
3) Melaksanakan manajemen yang sehat sehingga karier toko swalayan dapat berkembang dengan baik.

      D. Persyaratan Mendirikan Toko Swalayan

      Untuk mendirikan toko swalayan yang ideal, hams dipenuhi beberapa syarat yang disebut dengan singkatan "8 P dan 3 C".
8P yang dimaksud adalah:
1. Place (Tempat)
Syarat yang harus dipenuhi peritel dalam mendirikan toko atau minimarket adalah lokasi atau tempat yang tepat. Maksudnya konsumen atau pasar sasaran bisa dengan mudah menjangkau lokasi tersebut, baik menggunakan kendaraan sendiri maupun menggunakan kendaraan umum.

2. People (orang/Karyawan)
Syarat kedua yang harus dipenuhi peritel adalah berkaitan dengan sumber daya manusia. SDM yang kompeten mulai dari level yang paling atas (manajer), level menengah, dan level bawah sangatlah diperlukan.
3. Product (Produk)
Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh peritel berkaitan dengan produk yang tepat. Produk yang dijual di toko harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
4. Price (Harga)
Harga yang tepat penting dipikirkan oleh para peritel. Harga yang tepat tidak berarti harus murah. Ukuran tepat bisa diartikan bahwa konsumen merasa puas dengan uang yang dikeluarkan karena ia memperoleh manfaat yang sesuai dengan nilai uang yang dikorbankannya agar bisa mendapatkan barang (produk) tersebut.
5. Promotion (Promosi)
Promosi penting dilakukan. Produk yang baik, harga tepat, lokasi yang strategis saja ternyata tidaklah cukup. Konsumen memerlukan informasi bahwa produk yang baik, dengan harga yang tepat, telah tersedia di toko.
6. Profesional
Berpikir, bersikap, dan bertindak profesional sangat diperlukan dalam dunia bisnis. Begitu juga dalam bisnis rite!' Seseorang dikatakan profesional jika dia tahu benar, mengerti benar, paham benar, dengan apa yang menjadi tugas/kewajibannya serta terampil dalam melaksanakannya.
7. Parking (Parkir)
Ketersediaan tempat parkir yang memadai sangat diperlukan. Tempat parkir bukanlah sarana pelengkap dalam persyaratan manajemen minimarket, tetapi merupakan salah satu dari 8 P yang disyaratkan.

8. Power (Kekuatan Lingkungan)
Kekuatan lingkungan sangat penting diperhatikan oleh para peritel. Minimarket merupakan sistem yang terbuka. Oleh karena itu, kekuatan lingkungan sangat berkontribusi dalam keberhasilan atau kegagalan atas keberadaan suatu minimarket. Ada beberapa kekuatan lingkungan yang dimaksud, di antaranya pelanggan, pemasok, pesaing, pemerintah, masyarakat, dll.

3C yang dimaksud adalah:
1. Capital (Keuangan)
Uang adalah syarat yang mutlak yang harus ada saat mendirikan minimarket. Secara kuantitas, hal itu tentunya sangatlah relatif. Banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk menentukan besarnya jumlah uang yang diperlukan. Luas gedung, jumlah barang yang dijual, dan jumlah karyawan yang tersedia, merupakan contoh dari indikator untuk menentukan jumlah uang yang diperlukan guna mendirikan minimarket.
2. Customer (Pelanggan)
Pelanggan sangat penting dalam keberhasilan minimarket. Peritel bener-benar hams meneliti, mengkaji dengan benar siapa pelanggan, apa keinginan dan kebutuhannya, dan bagaimana memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Jika peri tel bisa memenuhinya, maka pelanggan akan merasa puas.
3. Competitive (Bersaing)
Di era buyer's market seperti sekarang ini, semakin banyak bermunculan pesaing secara kuantitas maupun kualitas. Oleh karena itu, perlu pemikiran mendalam untuk mengetahui cara memenangkan persaingan. Hanya orang atau lembaga tertentu saja yang mampu bertahan, bahkan berhasil memenangkan persaingan. Hal itu dikarenakan adanya sejumlah keunggulan kompetitif yang tidak mudah ditiru atau diikuti oleh pesaingnya.

      E. Kunci Sukses Mengelola Toko Swalayan

      Sukses sebuah toko swalayan dipengaruhi oleh dua hal, yakni controllable (bisa dikontrol) dan uncontrollable (tidak bisa dikontrol). Hal yang akan dibicarakan di sini hanyalah yang pertama, di mana kita bisa mengelola dan bisa dipengaruhi. Lebih dari itu, jika kita akan membuat sebuah toko baru perlu dilakukan studi kelayakan terlebih dahulu sehingga ketika toko dibuka kita sudah bisa memastikan bahwa ada pembeli yang datang.
      Berikut disajikan beberapa kunci sukses dalam mengelola toko swalayan.
1. Barang lengkap
      Konsumen yang datang ke toko swalayan pada umumnya adalah konsumen yang tidak memiliki banyak waktu. Dengan begitu, apabila konsumen datang untuk membeli barang, barang yang dicarinya tersebut akan mudah didapat, dengan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Setiap konsumen berharap segala kebutuhan yang diinginkannya bisa diperolehnya di satu toko sehingga konsumen tidak perlu pergi ke toko lain untuk mencari barang yang tidak didapatkannya di toko swalayan.
2. Harga murah
      Toko swalayan diharapkan bisa memberikan harga yang wajar dan bersaing sesuai produk atau jasa yang ditawarkan. Salah satu yang harus selalu diperhatikan adalah masalah harga, harga yang murah (dibandingkan dengan toko lain) akan membuat konsumen senang datang ke toko kita apalagi bila harga murah didapatkan konsumen dalam kebutuhan pokok sehari-hari. Toko swalayan sebaiknya mengecek harga toko-toko sekitar secara rutin. Apabila harga di toko kita cukup mahal dibandingkan dengan harga di toko sekitar, maka kita harus mengambil suatu kebijaksanaan agar harga di toko kita bisu terjangkau oleh pelanggan kita. Untuk mengetahui barang-barang apa saja yang perlu dicek di toko sekitar, lihat data dari barang-barang di toko kita yang fast moving/ barang yang cepat laku terjual. Dari barang yang fast moving itulah kita bisa mengutamakan pengecekan di toko sekitar.
   
3. Suasana
      Kenyamanan tempat belanja/toko swalayan membuat konsumen senang berada di dalam toko. Begitu juga jika toko bersih dan sehat serta sejuk karena dilengkapi dengan pendingin ruangan sehingga pelanggan merasa tenang saat memilih kebutuhannya yang juga ditunjang dengan situasi yang aman dan tidak berdesakan.
4. Mutu/Kualitas Sarang
      Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas barang, Kita harus menjaga agar barang yang dijual berkualitas. Sebagai informasi tambahan, tanggal expire date produk juga penting untuk diperhatikan.
5. Display
      Pajangan barang yang teratur dan rapi akan membuat konsumen tertarik untuk mendekat, melihat, menyentuh, bahkan membeli barang tersebut.
6. Pelayanan
      Toko swalayan tidak hanya menjual produk, tetapi yang lebih penting lagi adalah menjual pelayanan. Pelayanan bisa menjadi salah satu pembeda antara toko yang satu dengan yang lain dan menjadi salah satu sumber untuk memenangkan persaingan.
7. Kasir
      Lokasi kasir merupakan pintu akhir konsumen yang berkunjung ke tempat kita. Saat kasir menjumlah barang menggunakan mesin cash register, kasir juga berperan terhadap kontrol dari barang itu sendiri. Barang yang keluar seharusnya bermutu baik. Kasir yang melayani dengan ramah dan mengucapkan terima kasih serta selamat jalan akan memberikan kesan tersendiri bagi konsumen sehingga konsumen akan dengan senang hati mengulangi kunjungannya ke toko swalayan itu.
   
8. Program Promosi
      Mengharapkan konsumen datang ke toko swalayan kita tidaklah mudah tanpa ditunjang dengan program promosi. Promosi dapat pula dilakukan bersama dengan masyarakat sekitar, yaitu dengan mengadakan suatu acara di lokasi toko sehingga konsumen akan datang untuk berpartisipasi dalam acara tersebut / menyaksikan acara. Dengan begitu, mereka juga diharapkan akan masuk ke dalam toko sekaligus berbelanja. Promosi pun bisa dilakukan dengan harga murah yang dimuat dalam leaflet / brosur yang diberikan kepada konsumen. Untuk mengatasi hari-hari sepi, seperti halnya hari Senin atau Selasa, perlu juga dibuat program promosi yang membuat masyarakat tertarik untuk datang ke toko.
9. Halaman Parkir
      Lokasi toko swalayan yang tidak ditunjang dengan sarana parkir yang memadai akan membuat konsumen enggan datang ke toko kita. Waktu yang sedikit tak akan cukup bila konsumen harus mencari lokasi yang cukup jauh dari toko untuk sekedar memarkir kendaraan. Hal itu juga akan menyulitkan konsumen yang membawa barang belanjaan cukup banyak.
   

F. Pengelompokan Barang (Grouping)

      Setelah kita mengetahui layout toko, bagian penting lainnya adalah grouping / pengelompokan barang. Pengelompokan barang menjadi sangat penting karena itu akan tercermin dalam proses display dan dirasakan langsung oleh customer. Di samping itu, pengelompokan yang benar akan mempermudah cara kerja karyawan toko itu sendiri. Kesalahan dalam grouping akan bermuara pada kesulitan konsumen dalam memilih produk dan bisa mengakibatkan turunnya penjualan.
      Secara umum, pengelompokan barang dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu food dan non-food. Kemudian, dipecah lagi menjadi sub­group yang terdiri dari jenis barang (artikel).
   
      Perhatikan bagan berikut.
      GROUP  ------------- > SUB-GROUP  ----------> JENIS BARANG
   
      non-food -------------->   pecah belah   -----------> gelas, cangkir
 
      Dengan demikian, digunakan logika sederhana dalam pengelompokan ini, di mana konsumen akan menjadi lebih mudah mencari barang yang dibutuhkan.
   

DAFTAR PUSTAKA :
Sopiah dan Syihabudhin. 2008. Manajemen Bisnis Ritel. Andi, Yogyakarta. 

Baca SelengkapnyaManajemen Toko Swalayan

Thursday, February 13, 2014

Konsep Dasar Pemasaran

Read Offline, Save or Download as :
PDF : Konsep Dasar Pemasaran.Pdf
Doc : Konsep Dasar Pemasaran.docx

A. Pengertian Pemasaran

     Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi yang diberikan sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan para ahli tersebut dalam memandang dan meninjau pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas pertukaran merupakan hal sentral. Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran dimana seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan sejumlah nilai keberbagai macam kelompok sosial untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Definisi yang paling sesuai dengan tujuan tersebut adalah: Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler,1997). Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands).

B. Manajemen Pemasaran

     Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang banyak. Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak sesuai dengan yang diinginkannya. Dengan demikian, manajemen pemasaran dapat diartikan : Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997)
     Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terkait.
     Manajemen pemasaran dapat diterapkan pada semua bidang usaha. Dalam manajemen terdapat fungsi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan atau penerapan serta pengawasan. Tahap perencanaan merupakan tahap yang menentukan terhadap kelangsungan dan kesuksesan suatu organisasi pemasaran. Proses perencanaan merupakan satu proses yang selalu memandang ke depan atau pada kemungkinan masa akan datang termasuk dalam pengembangan program, kebijakan dan prosedur untuk mencapai tujuan pemasaran.

C. Perkembangan Falsafah Manajemen Pemasaran

     Sesuai dengan perkembangannya dan waktu ke waktu terdapat lima konsep pemasaran yang mendasari cara organisasi melakukan kegiatan pemasarannya. Adapun perkembangan konsep-konsep tersebut dari awal hingga sekarang akan diuraikan berikut ini:
     1. Konsep Produksi
     Dalam konsep berwawasan produksi berpendapat bahwa konsumen menyukai produk yang tersedia di mana-mana dan dengan harga murah. Produsen yang berwawasan produksi mi perhatiannya senantiasa tertuju pada usaha mencapai efisiensi produksi yang tinggi serta daerah penyaluran yang luas bagi barang hasil produksinya. Konsep produksi ini merupakan konsep yang klasik dan tertua dalam sejarah perkembangan pemasaran. Dalam konsep produksi ini, kejadian konsumen akan memilih produk yang murah dan mudah didapat akan berlangsung bila dalam kondisi:
a. Permintaan barang melebihi penawarannya, dimana konsumen ingin mendapatkan barang tanpa memperhatikan detil barangnya dan produsen memusatkan perhatiannya pada tingkat produksi yang tinggi.
b. Biaya produksi tinggi dan harus diturunkan dengan peningkatan produktivitas untuk memperluas pasar. Tingkat penjualan yang tinggi akan dapat menekan biaya produksi.
     2. Konsep Produk
     Produsen yang berwawasan produk berpendapat bahwa konsumen hanya akan memilih produk yang berkualitas, atau mempunyai kelebihan-kelebihan lain yang sifatnya inovatif menurut anggapan produsen. Oleh karenanya produsen disini akan memusatkan perhatiannya untuk membuat produk yang lebih baik dan dan selalu berusaha terus untuk mengembangkan dan menyempurnakannya dan kurang memperhatikan masukan dari pelanggan. Sebagai akibatnya memang kualitas produk akan berkembang dan sempurna akan tetapi keinginan pasar terabaikan, sehingga pada akhirnya produk yang baik tersebut akan kekurangan pasar atau bahkan kehilangan pasar sama sekali, karena produk yang baik atau sempurna tersebut belum tentu sesuai dengan keinginan konsumen, baik itu dalam hal model, kualitas ataupun harga. Konsep produksi ini terutama banyak diterapkan di negara-negara terbelakang atau sedang berkembang dimana konsumen tidak banyak pilihan untuk suatu produk, dan rata-rata daya beli konsumen rendah.
     3. Konsep Penjualan
     Dalam konsep ini produsen berpendapat bahwa agar konsumen membeli produk yang dihasilkan oleh organisasi maka harus ada upaya aktif dan produsen untuk melakukan usaha penjualan dan promosi penjualan yang agresif. Konsumen tidak boleh dibiarkan memilih dan membeli sendiri tanpa upaya aktif dan produsen untuk membujuknya membeli dalam jumlah tertentu yang diinginkan produsen. Konsumen yang tidak mempunyai keinginan untuk membeli juga harus diupayakan agar mereka membeli produk yang dihasilkan. Konsep penjualan ini banyak dipakai terutama untuk barang-barang yang tidak dicari, atau tidak terpikir oleh konsumen untuk membelinya, misalnya kebutuhan akan asuaransi, buku ensikiopedi, tanah kuburan, dan lain-lain. Pada umumnya organisasi atau perusahaan menerapkan konsep produk ini j ika mereka mengalami kelebihan kapasitas produksinya. Tujuan mereka terfokus pada upaya menjual apa yang mereka hasilkan dan bukan pada keinginan pasar. Jadi di sini kebutuhan penjualah yang diutamakan bukan kebutuhan pasar.
   
     4. Konsep Pemasaran
     Konsep yang sangat berbeda dengan tiga konsep yang telah diuraikan adalah konsep pemasaran. Konsep ini berpendapat bahwa menentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien merupakan kunci utama dalam mencapai sasaran dan tujuan organisasi. Jadi di sini kebutuhan pasarlah yang paling diutamakan bukan kebutuhan atau kepentingan penjual. Di sini harus diciptakan bagaimana menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antara produsen dan konsumen. Produsen harus dapat mengkoordinir semua kegiatan yang berkaitan dengan pelanggan. Singkatnya konsep berwawasan pemasaran ini berlandaskan pada empat aspek utama yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terkoordinir, dan keuntungan melalui kepuasan pelanggan.
     Konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi konsep pemasaran merupakan orientasi perusahaan yang menekankan bahwa tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar dan selanjutnya memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut sehingga dicapai tingkat kepuasan langganan yang melebihi dari kepuasan yang diberikan oleh para saingan.
     Pada hakikatnya konsep pemasaran menekankan orientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen yang didukung oleh kegiatan pemasaran yang terpadu yang ditujukan untuk menciptakan kepuasan langganan sebagai kunci untuk keberhasilan mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian ada empat unsur pokok yang terdapat dalam konsep pemasaran, yaitu: orientasi pada konsumen (kebutuhan dan keinginan konsumen), kegiatan pemasaran yang terpadu, kepuasan konsumen atau pelanggan, dan tujuan perusahaan jangka panjang. Konsep pemasaran ini sering dicampuradukkan atau dikaburkan dengan istilah konsep penjualan. Konsep penjualan menekankan orientasi pada produk yang dihasilkan untuk dijual yang didukung dengan kegiatan penjualan dan promosi, sehingga tujuan perusahaan jangka pendek dapat dicapai melalui pencapaian target penjualan. Kalau digambarkan secara skematis perbedaan konsep pemasaran dan konsep penjualan adalah sebagai berikut :
   

   
     Pada prinsipnya ada beberapa dasar pemikiran yang digunakan dalam konsep pemasaran, yaitu:
a. Para konsumen dapat dikelompokkan menjadi beberapa segmen pasar yang berbeda tergantung pada kebutuhan dan keinginan mereka.
b. Konsumen pada salah satu segmen pasar yang manapun akan memilih penawaran dari perusahaan yang dianggap paling mampu memberikan kepuasan atas kebutuhan dan keinginan tertentu mereka.
c. Tugas organisasi perusahaan adalah melakukan riset dan menentukan pasar yang menjadi sasarannya serta mengembangkan penawaran dan program pemasaran secara efektif sebagai kunci untuk menarik pembeli dan mempertahankannya sebagai langganan.
   
     Konsep pemasaran merupakan alat untuk mencapai tujuan atau sasaran perusahaan. Oleh karena itu orientasi perusahaan dalam usaha untuk memuaskan konsumen dilakukan dalam rangka pencapai tujuan atau sasaran perusahaan seperti tingkat laba/keuntungan, pertumbuhan dan peningkatan share pasar. Demi keberhasilan perusahaan, para pemimpin .perusahaan (terutama di Indonesia) hendaknya memulai mengubah orientasi atau pandangannya, yaitu dengan mulai menjalankan konsep pemasaran dalam perusahaannya. Dengan menjalankan konsep pemasaran secara tepat dalam menjalankan kegiatan usaha perusahaan, maka hal ini akan banyak membantu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi perusahaan di Indonesia dewasa ini.
     Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya harus efisien menjalankan konsep pemasaran agar keuntungan yang diharapkan dapat terealisasi dengan baik. Ini menandakan bahwa kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasi dan dikelola dengan cara yang lebih baik.
     Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Kegiatan perusahaan yang berdasar pada konsep pemasaran ini harus diarahkan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Secara definitif dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha, 1996).
     Dari definisi tersebut, perusahaan memiliki konsekuensi seluruh kegiatan perusahaan harus diarahkan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan mampu memberikan kepuasan agar mendapat laba dalam jangka panjang. Organisasi perusahaan yang menerapkan konsep pemasaran ini disebut organisasi pemasaran.
     Konsep pemasaran juga menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan pasar sasaran (Kotler, 1997). Konsep pemasaran ini bersandar pada empat pilar, yaitu : pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu dan profitabilitas.
     Dewasa ini konsep pemasaran mengalami perkembangan yang semakin maju sejalan dengan majunya masyarakat dan teknologi. Perusahaan tidak lagi berorientasi hanya pada pembeli saja, akan tetapi berorientasi pada masyarakat atau manusia. Konsep yang demikianlah yang disebut dengan konsep pemasaran masyarakat (Swastha, 1996).
     Selanjutnya akan dibahas tiga faktor penting yang digunakan sebagai dasar dalam konsep pemasaran (Swastha, 1996):
   
     a. Orientasi konsumen
     Pada intinya, jika suatu perusahaan ingin menerapkan orientasi konsumen ini, maka :
o Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
o Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.
o Menentukan produk dan program pemasarannya.
o Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka.
o Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.
   
     b. Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan
     Untuk memberikan kepuasan secara optimal kepada konsumen, semua elemen pemasaran yang ada harus diintegrasikan. Hindari adanya pertentangan antara perusahaan dengan pasarnya. Salah satu cara penyelesaian untuk mengatasi masalah koordinasi dan integrasi ini dapat menggunakan satu orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pemasaran, yaitu manajer pemasaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap orang dan bagian dalam perusahaan turut serta dalam suatu upaya yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
   
     c. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen
     Salah satu tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan profit atau laba. Dengan laba tersebut perusahaan bisa tumbuh dan berkembang dengan kemampuan yang lebih besar. Sebenarnya laba merupakan tujuan umum dari sebuah perusahaan. Banyak perusahaan yang mempunyai tujuan lain disamping laba. Dengan menggunakan konsep pemasaran ini, hubungan antara perusahaan dan konsumen akan dapat diperbaiki yang pada akhirnya akan menguntungkan bagi perusahaan.
   

Baca SelengkapnyaKonsep Dasar Pemasaran