Pages

Wednesday, February 26, 2014

Manajemen Toko Swalayan

Read Offline, Save or Download as :
PDF : Manajemen Toko Swalayan.Pdf
Doc : Manajemen Toko Swalayan.Docx

A. Sejarah Toko/ Pasar Swalayan

      Setelah Perang Dunia I, secara menyeluruh kondisi perekonomian dunia terasa memprihatinkan. Oleh karena itu, sekitar tahun 1930 dunia dilanda resesi ekonomi.

      Keadaan ekonomi yang tidak menentu secara langsung memengaruhi para pedagang eceran atau para peritel untuk selalu berpikir, bersikap, dan bertindak efektif dan efisien. Salah satu cara untuk menekan biaya adalah dengan mengurangi tenaga kerja dan mengoptimalkan karyawan sehingga munculah bisnis eceran atau bisnis ritel, dengan sistern swalayan di mana pembeli mengambil sendiri barang yang akan dibeli. Toko yang demikian lebih dikenal sebagai Pasar (toko) Swalayan. Dengan sistem itu, efisiensi didapatkan karena toko yang relatif lebih besar bisa terjangkau hanya dengan sedikit karyawan.

      Toko swalayan berkembang pesat dan berubah mcnjadi General Merchandising Store, Hyperrnarket, Department Store , Ware house store, dsb.

      Setelah perang Dunia II, perkembangan pasar swalayan di Asia mulai di Jepang, diikuti korea, Taiwan, dan Hongkong. Sekitar tahun 70-an, pasar swalayan merambah ke Bangkok, Singapura, dan Indonesia khususnya di Jakarta.

      Model pasar swalayan pertama kali mengikuti gaya barat dengan ciri rak barang tinggi dan lebar, tetapi dengan layout dan dekorasi yang kurang semarak. Keadaan itu memperkecil biaya (cost) sehingga harga jualnya relatif lebih murah. Namun, pada tahun 80-an, trend Jakarta mulai berkiblat kepada trend Jepang sehingga pasar swalayan Indonesia banyak menggunakan konsultan Jepang dalam mernajukan penjualannya. Hal itu ter1ihat dari display dan dekorasinya yang semarak serta rak-rak yang relatif lebih pendek yang tampaknya sesuai dengan tinggi badan orang Indonesia.

      B. Pengertian Toko Swalayan

      Kata swalayan diambil dari kata swa yang berarti sendiri dan layan yang berarti melayani. Jadi, swalayan bisa diartikan melayani sendiri. Toko swalayan melayani kebutuhan konsumen sehari-hari meliputi makanan dan minuman, juga kebutuhan yang berhubungan dengan pakaian dan keperluan rumah tangga lainnya. Setiap pengunjung yang datang untuk berbelanja di toko swalayan harus melayani diri sendiri. Pembeli mencari barang keperluannya sendiri dengan terlebih dahulu mengambil keranjang/ trolly yang disediakan sebagai tempat barang-barang yang akan dibelinya. Setelah memilih barang, pembeli bisa membawa barang tersebut ke meja kasir untuk melakukan proses pembayaran.

      C. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Toko Swalayan

1) Menyediakan produk-produk yang berkualitas baik dengan harga yang pantas dan bersaing.
2) Memberikan pelayanan dengan menyediakan tempat belanja yang nyaman, mudah dicapai, dan fasilitas yang baik (parkir dan lain sebagainya).
3) Melaksanakan manajemen yang sehat sehingga karier toko swalayan dapat berkembang dengan baik.

      D. Persyaratan Mendirikan Toko Swalayan

      Untuk mendirikan toko swalayan yang ideal, hams dipenuhi beberapa syarat yang disebut dengan singkatan "8 P dan 3 C".
8P yang dimaksud adalah:
1. Place (Tempat)
Syarat yang harus dipenuhi peritel dalam mendirikan toko atau minimarket adalah lokasi atau tempat yang tepat. Maksudnya konsumen atau pasar sasaran bisa dengan mudah menjangkau lokasi tersebut, baik menggunakan kendaraan sendiri maupun menggunakan kendaraan umum.

2. People (orang/Karyawan)
Syarat kedua yang harus dipenuhi peritel adalah berkaitan dengan sumber daya manusia. SDM yang kompeten mulai dari level yang paling atas (manajer), level menengah, dan level bawah sangatlah diperlukan.
3. Product (Produk)
Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh peritel berkaitan dengan produk yang tepat. Produk yang dijual di toko harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
4. Price (Harga)
Harga yang tepat penting dipikirkan oleh para peritel. Harga yang tepat tidak berarti harus murah. Ukuran tepat bisa diartikan bahwa konsumen merasa puas dengan uang yang dikeluarkan karena ia memperoleh manfaat yang sesuai dengan nilai uang yang dikorbankannya agar bisa mendapatkan barang (produk) tersebut.
5. Promotion (Promosi)
Promosi penting dilakukan. Produk yang baik, harga tepat, lokasi yang strategis saja ternyata tidaklah cukup. Konsumen memerlukan informasi bahwa produk yang baik, dengan harga yang tepat, telah tersedia di toko.
6. Profesional
Berpikir, bersikap, dan bertindak profesional sangat diperlukan dalam dunia bisnis. Begitu juga dalam bisnis rite!' Seseorang dikatakan profesional jika dia tahu benar, mengerti benar, paham benar, dengan apa yang menjadi tugas/kewajibannya serta terampil dalam melaksanakannya.
7. Parking (Parkir)
Ketersediaan tempat parkir yang memadai sangat diperlukan. Tempat parkir bukanlah sarana pelengkap dalam persyaratan manajemen minimarket, tetapi merupakan salah satu dari 8 P yang disyaratkan.

8. Power (Kekuatan Lingkungan)
Kekuatan lingkungan sangat penting diperhatikan oleh para peritel. Minimarket merupakan sistem yang terbuka. Oleh karena itu, kekuatan lingkungan sangat berkontribusi dalam keberhasilan atau kegagalan atas keberadaan suatu minimarket. Ada beberapa kekuatan lingkungan yang dimaksud, di antaranya pelanggan, pemasok, pesaing, pemerintah, masyarakat, dll.

3C yang dimaksud adalah:
1. Capital (Keuangan)
Uang adalah syarat yang mutlak yang harus ada saat mendirikan minimarket. Secara kuantitas, hal itu tentunya sangatlah relatif. Banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk menentukan besarnya jumlah uang yang diperlukan. Luas gedung, jumlah barang yang dijual, dan jumlah karyawan yang tersedia, merupakan contoh dari indikator untuk menentukan jumlah uang yang diperlukan guna mendirikan minimarket.
2. Customer (Pelanggan)
Pelanggan sangat penting dalam keberhasilan minimarket. Peritel bener-benar hams meneliti, mengkaji dengan benar siapa pelanggan, apa keinginan dan kebutuhannya, dan bagaimana memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Jika peri tel bisa memenuhinya, maka pelanggan akan merasa puas.
3. Competitive (Bersaing)
Di era buyer's market seperti sekarang ini, semakin banyak bermunculan pesaing secara kuantitas maupun kualitas. Oleh karena itu, perlu pemikiran mendalam untuk mengetahui cara memenangkan persaingan. Hanya orang atau lembaga tertentu saja yang mampu bertahan, bahkan berhasil memenangkan persaingan. Hal itu dikarenakan adanya sejumlah keunggulan kompetitif yang tidak mudah ditiru atau diikuti oleh pesaingnya.

      E. Kunci Sukses Mengelola Toko Swalayan

      Sukses sebuah toko swalayan dipengaruhi oleh dua hal, yakni controllable (bisa dikontrol) dan uncontrollable (tidak bisa dikontrol). Hal yang akan dibicarakan di sini hanyalah yang pertama, di mana kita bisa mengelola dan bisa dipengaruhi. Lebih dari itu, jika kita akan membuat sebuah toko baru perlu dilakukan studi kelayakan terlebih dahulu sehingga ketika toko dibuka kita sudah bisa memastikan bahwa ada pembeli yang datang.
      Berikut disajikan beberapa kunci sukses dalam mengelola toko swalayan.
1. Barang lengkap
      Konsumen yang datang ke toko swalayan pada umumnya adalah konsumen yang tidak memiliki banyak waktu. Dengan begitu, apabila konsumen datang untuk membeli barang, barang yang dicarinya tersebut akan mudah didapat, dengan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Setiap konsumen berharap segala kebutuhan yang diinginkannya bisa diperolehnya di satu toko sehingga konsumen tidak perlu pergi ke toko lain untuk mencari barang yang tidak didapatkannya di toko swalayan.
2. Harga murah
      Toko swalayan diharapkan bisa memberikan harga yang wajar dan bersaing sesuai produk atau jasa yang ditawarkan. Salah satu yang harus selalu diperhatikan adalah masalah harga, harga yang murah (dibandingkan dengan toko lain) akan membuat konsumen senang datang ke toko kita apalagi bila harga murah didapatkan konsumen dalam kebutuhan pokok sehari-hari. Toko swalayan sebaiknya mengecek harga toko-toko sekitar secara rutin. Apabila harga di toko kita cukup mahal dibandingkan dengan harga di toko sekitar, maka kita harus mengambil suatu kebijaksanaan agar harga di toko kita bisu terjangkau oleh pelanggan kita. Untuk mengetahui barang-barang apa saja yang perlu dicek di toko sekitar, lihat data dari barang-barang di toko kita yang fast moving/ barang yang cepat laku terjual. Dari barang yang fast moving itulah kita bisa mengutamakan pengecekan di toko sekitar.
   
3. Suasana
      Kenyamanan tempat belanja/toko swalayan membuat konsumen senang berada di dalam toko. Begitu juga jika toko bersih dan sehat serta sejuk karena dilengkapi dengan pendingin ruangan sehingga pelanggan merasa tenang saat memilih kebutuhannya yang juga ditunjang dengan situasi yang aman dan tidak berdesakan.
4. Mutu/Kualitas Sarang
      Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas barang, Kita harus menjaga agar barang yang dijual berkualitas. Sebagai informasi tambahan, tanggal expire date produk juga penting untuk diperhatikan.
5. Display
      Pajangan barang yang teratur dan rapi akan membuat konsumen tertarik untuk mendekat, melihat, menyentuh, bahkan membeli barang tersebut.
6. Pelayanan
      Toko swalayan tidak hanya menjual produk, tetapi yang lebih penting lagi adalah menjual pelayanan. Pelayanan bisa menjadi salah satu pembeda antara toko yang satu dengan yang lain dan menjadi salah satu sumber untuk memenangkan persaingan.
7. Kasir
      Lokasi kasir merupakan pintu akhir konsumen yang berkunjung ke tempat kita. Saat kasir menjumlah barang menggunakan mesin cash register, kasir juga berperan terhadap kontrol dari barang itu sendiri. Barang yang keluar seharusnya bermutu baik. Kasir yang melayani dengan ramah dan mengucapkan terima kasih serta selamat jalan akan memberikan kesan tersendiri bagi konsumen sehingga konsumen akan dengan senang hati mengulangi kunjungannya ke toko swalayan itu.
   
8. Program Promosi
      Mengharapkan konsumen datang ke toko swalayan kita tidaklah mudah tanpa ditunjang dengan program promosi. Promosi dapat pula dilakukan bersama dengan masyarakat sekitar, yaitu dengan mengadakan suatu acara di lokasi toko sehingga konsumen akan datang untuk berpartisipasi dalam acara tersebut / menyaksikan acara. Dengan begitu, mereka juga diharapkan akan masuk ke dalam toko sekaligus berbelanja. Promosi pun bisa dilakukan dengan harga murah yang dimuat dalam leaflet / brosur yang diberikan kepada konsumen. Untuk mengatasi hari-hari sepi, seperti halnya hari Senin atau Selasa, perlu juga dibuat program promosi yang membuat masyarakat tertarik untuk datang ke toko.
9. Halaman Parkir
      Lokasi toko swalayan yang tidak ditunjang dengan sarana parkir yang memadai akan membuat konsumen enggan datang ke toko kita. Waktu yang sedikit tak akan cukup bila konsumen harus mencari lokasi yang cukup jauh dari toko untuk sekedar memarkir kendaraan. Hal itu juga akan menyulitkan konsumen yang membawa barang belanjaan cukup banyak.
   

F. Pengelompokan Barang (Grouping)

      Setelah kita mengetahui layout toko, bagian penting lainnya adalah grouping / pengelompokan barang. Pengelompokan barang menjadi sangat penting karena itu akan tercermin dalam proses display dan dirasakan langsung oleh customer. Di samping itu, pengelompokan yang benar akan mempermudah cara kerja karyawan toko itu sendiri. Kesalahan dalam grouping akan bermuara pada kesulitan konsumen dalam memilih produk dan bisa mengakibatkan turunnya penjualan.
      Secara umum, pengelompokan barang dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu food dan non-food. Kemudian, dipecah lagi menjadi sub­group yang terdiri dari jenis barang (artikel).
   
      Perhatikan bagan berikut.
      GROUP  ------------- > SUB-GROUP  ----------> JENIS BARANG
   
      non-food -------------->   pecah belah   -----------> gelas, cangkir
 
      Dengan demikian, digunakan logika sederhana dalam pengelompokan ini, di mana konsumen akan menjadi lebih mudah mencari barang yang dibutuhkan.
   

DAFTAR PUSTAKA :
Sopiah dan Syihabudhin. 2008. Manajemen Bisnis Ritel. Andi, Yogyakarta. 

3 comments: