Pages

Monday, March 17, 2014

Sunday, March 2, 2014

Manajemen Bisnis

Read offline, Save or download as :
PDF : Manajemen Bisnis.pdf
Word : Manajemen Bisnis.docx

A. Manajer

     Kemajuan semua perusahaan bergantung pada kinerja manajemen. Manajer perusahaan yang besar dan manajer perusahaan yang kecil mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sama. Fungsi dan tanggung jawab ini meliputi menganalisis lingkungan dan perencanaan pesaingnya, mengorganisasi, memimpin (directing), dan mengendalikan pengoperasian bisnis dari hari ke hari. Manajer juga bertanggung jawab atas kinerja dan efektivitas tim, divisi, atau perusahaan yang ia pimpin. Manajer yang dibahas di sini adalah manajer bisnis. Namun demikian, manajer dapat juga bekerja di yayasan sosial, lembaga-lembaga keagamaan(masjid, gereja, dan lain-lain), organisasi sosial, institusi pendidikan, dan lembaga-lembaga pemerintahan.

B. Proses Manajemen

     Manajemen adalah proses perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing), pemimpinann (Directing), dan pengendalian (Controlling), keuangan, fisik, sumber daya manuasia, dan sumber daya informasi perusahaan dengan tujuan untuk mencapai tujuan perusahaan. (Ebert dan Griffin, 2011 haI.89).
   
1. Perencanaan
     Menentukan apa yang dibutuhkan organisasi untuk menentukan tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Tiga komponen utama perencanaan adalah:
o Menentukan tujuan (goals).
o Mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut secara komprehensif.
o Mendesain rencana taktikal dan rencana operasional untuk mengimplementasikan strategi tersebut.

2. Pengorganisasian
     Para manajer juga harus mengelola karyawan dan sumber daya yang ada. Beberapa perusahaan membuat grafik yang menggambarkan hubungan antara berbagai macam pekerjaan (job) yang ada di perusahaan. Bagan organisasi (organization charts) ini membantu setiap orang untuk memahami peran mereka di dalam perusahaan.
   
3. Memimpin (Leading)
     Manajer mempunyai kekuasaan untuk memberikan perintah dan meminta hasilnya (results). Ketika memimpin, seorang manajer juga bekerja untuk memberikan petunjuk dan memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan.
   
4. Pengendalian
     Pengendalian adalah proses pemonitoran kinerja perusahaan untuk meyakinkan bahwa tujuan perusahaan akan tercapai. Hal penting yang harus mendapatkan perhatian lebih dari top manajer (chief executiveofficer/CEO) adalah biaya dan kinerja. Pengendalian juga dapat menunjukkan kinerja bagian mana yang berjalan lebih baik daripada yang telah direncanakan dan dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan imbalan (rewards) atau mengurangi biaya.
   

C. Tipe-tipe Manajer

     Meskipun semua manajer melakukan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, namun tidak semua manajer mempunyai tingkat pertanggungjawaban yang sama terhadap semua aktivitas ini. Perbedaan tingkat pertanggungjawaban ini dapat membantu dalam mengklasifikasikan manajer berdasarkan level /tingkatan dan area pertanggung- jawabannya.
   
     1. Tingkatan Manajemen
     Seperti yang digambarkan pada gambar di bawah, ada tiga tingkatan dasar manajemen, yaitu:
o Manajer puncak (top managers), yaitu manajer yang bertanggung jawab terhadap efektivitas dan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
o Manajer menengah (middle managers); yaitu manajer yang mengimplementasikan strategi-strategi dan bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajer tingkat atas.
o Manajer bawah (first-line managers); yaitu manajer yang mengawasi pekerjaan para karyawan.
   
   
     Seperti yang digambarkan pada Gambar di atas, perusahaan mempunyai lebih banyak manajer tingkat menengah daripada manajer puncak, dan mempunyai manajer tingkat bawah yang lebih banyak daripada manajer tingkat menengah.
   
     2. Area Manajemen
     Di dalam banyak perusahaan besar, manajer puncak, manajer menengah, dan manajer bawah bekerja pada berbagai macam bidang, meliputi sumber daya manusia, operasional, pemasaran, penginformasian, dan keuangan.

o Manajer sumber daya manusia (SDM); sebagian besar perusahaan mempunyai manajer SDM. Manajer ini bertugas merekrut dan memfasilitasi pelatihan untuk para karyawan, mengevaluasi kinerja, dan menentukan kompensasi. Perusahaan besar mempunyai departemen tersendiri yang mengurusi perekrutan karyawan tetap dan tidak tetap, tingkatan gaji dan upah, dan hubungan tenaga kerja. Perusahaan yang lebih kecil mungkin mempunyai satu orang yang bertanggung jawab terhadap semua aktivitas sumber daya manusia.

o Manajer operasi: operasi menunjuk pada sistem yang dilalui perusahaan di dalam memproduksi barang dan jasa. Manajer operasi bertanggung jawab terhadap proses produksi, sediaan, dan pengendalian kualitas. Manajer operasi meliputi vice presidents for operations (manajer puncak), manajer pabrik (plant managers yang merupakan manajer menengah), dan pengawas produksi (manajer bawah).

o Manajer pemasaran; pemasaran meliputi pengembangan, penentuan harga, promosi/menawarkan, dan pendistribusian barang dan jasa (Ebert dan Griffin, 2011 halm. 91). Manajer pemasaran bertanggung jawab untuk mengantarkan produk dari produsen kepada konsumen. Manajer pemasaran meliputi vice president for marketing (manajer puncak), manajer pemasaran regional (manajer menengah), dan manajer penjualan di daerah (manajer bawah). Perusahaan-perusahaan yang membuat produk-produk untuk konsumen (consumer products), seperti misalnya P. T. Mustika Ratu, Tbk., P. T. Indofood, Tbk., dan P.T. Sepatu Bata, Tbk., biasanya mempunyai manajer pemasaran pada semua tingkatan dalam jumlah yang banyak.

o Manajer informasi; manajer informasi merupakan posisi yang relatif baru di banyak perusahaan. Manajer informasi bertanggung jawab mendesain dan mengimplementasikan sistem untuk mengumpulkan, mengorganisasi, dan mendistribusikan informasi. Beberapa perusahaan mempunyai chief information officer (CIO) sebagai manajer puncak. Manajer menengah membantu mendesain sistem informasi untuk divisi atau perusahaan. Di dalam perusahaan yang lebih kecil, manajer sistem komputerisasi biasanya adalah manajer bawah.

o Manajer keuangan: hampir semua perusahaan mempunyai manajer keuangan untuk merencanakan dan mengawasi fungsi akuntansi dan sumber daya finansial. Tingkatan dalam manajemen keuangan meliputi chief financial officer (CFO) atau fice president untuk keuangan (manajer puncak), pengendali divisi (manajer menengah), dan pengawas akuntansi (manajer bawah).

o Manajer lainnya; beberapa perusahaan juga mempekerjakan manajer khusus lainnya. Sebagai contoh, beberapa perusahaan, seperti misalnya P.T. Mustika Ratu, Tbk. mempunyai manajer hubungan masyarakat (public relations manager) dan manajer penelitian dan pengembangan (research and development managers).
             

D. Keterampilan Dasar Manajemen

     Manajer yang efektif harus mengembangkan keterampilan teknis, keterampilan dalam hubungan kemanusiaan (human relations), keterampilan konseptual, keterampilan pengambilan keputusan, dan keterampilan untuk mengelola waktu.
   
1. Keterampilan Teknis (Technicasl Skills)
     Keterampilan teknis adalah keterampilan khusus yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas khusus. Sebagai contoh, keterampilan seorang ahli teknik (sarjana teknik) dan ahli mesin yang diperlukan untuk mengerjakan tugas mereka merupakan keterampilan teknis. Manajer tingkat bawah (dan manajer pada tingkat di bawahnya, serta manajer tingkat menengah) membutuhkan keterampilan teknis yang relevan dengan aktivitas yang mereka kelola.
     Meskipun para manajer tidak mengerjakan pekerjaan teknis, namun mereka harus mampu mengatur bawahannya dan menjawab pertanyaan mengenai semua hal yang membutuhkan petunjuk dan arahan. Sebagai contoh, manajer tingkat bawah pada PT Bank BCA harus bisa menangani transaksi akuntansi yang terkomputerisasi dan mampu untuk membantu para karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan akuntansinya. Pada umumnya manajer tingkat atas tidak mempunyai keterampilan teknis yang baik, seperti halnya para manajer yang lainnya. Para manajer ini hanya mengetahui sisi teknis dari bisnis yang dapat membantu para manajer untuk dapat mengelola perusahaan dengan efektif pada semua level.
   
2. Keterampilan dalam Hubungan Kemasyarakatan (Human Relations Skill)
     Keterampilan dalam hubungan kemasyarakatan memungkinkan manajer untuk memahami dan berhubungan dengan orang lain. Seorang manajer dengan keterampilan yang kurang baik mungkin mengalami masalah untuk dapat bergaul dengan baik dengan bawahannya, sehingga mengakibatkan para karyawan yang potensial mengundurkan diri atau pindah ke perusahaan lain, sehingga merugikan perusahaan. Meskipun keterampilan dalam hubungan masyarakat penting bagi semua tingkatan manajer, namun ini mungkin lebih penting bagi manajer tingkat menengah, yaitu manajer yang sering berperan sebagai jembatan bagi manajer tingkat atas dengan manajer tingkat bawah, dan sebagai jembatan bagi para manajer dengan bagian lain di dalam organisasi.
   
3. Keterampilan Konseptual
     Keterampilan konseptual mengacu pada keterampilan seseorang untuk berpikir secara abstrak guna mendiagnosis serta menganalisis situasi di masa depan. Keterampilan ini dapat membantu manajer untuk membaca peluang-peluang baru yang ada di sekitarnya dan membantu menganalisis dampak dari keputusannya. Keterampilan ini sangat dibutuhkan oleh manajer tingkat atas dan sedikit diperlukan oleh manajer tingkat bawah.
   
4. Keterampilan Membuat Keputusan
     Keterampilan membuat keputusan adalah keterampilan untuk mendefinisikan suatu masalah dan memilih jalan keluar yang paling baik. Keterampilan ini terdiri dari keterampilan dalam mengumpulkan informasi, mengidentifikasi solusi, mengevaluasi alternatif, dan mengimplementasikan alternatif yang telah dipilih.
   
5. Keterampilan Mengelola Waktu
     Keterampilan mengatur waktu adalah keterampilan manajer dalam memanfaatkan waktu secara efektif. Untuk mengatur waktu agar efektif, manajer harus memahami empat penyebab pemborosan waktu berikut ini:
* Paperwork. Beberapa manajer menghabiskan banyak waktu untuk memutuskan apa yang harus ia lakukan pada surat-surat dan laporan-laporan yang ditujukan kepadanya. Karena dokumen-dokumen ini bersifat rutin dan dalam jumlah banyak, maka manajer tidak dapat menanganinya dengan cepat. Untuk itu, manajer harus mendahulukan dokumen-dokumen yang penting.
* Telepon. Para ahli memperkirakan bahwa telepon sangat mengganggu manajer. Untuk mengatur waktu agar menjadi lebih efisien, para ahli menyarankan kepada para manajer agar memiliki asisten yang bertugas menyeleksi telepon-telepon yang masuk.
* Pertemuan. Banyak manajer menghabiskan empat jam per hari untuk menghadiri pertemuan. Untuk menjaga agar waktunya tetap produktif, diperlukan seseorang yang dapat mengatur pertemuan dengan baik, seperti memperjelas agenda pertemuan, memulai pertemuan tepat waktu, memastikan tiap peserta pertemuan fokus pada agenda yang sedang dibahas, dan pertemuan berakhir tepat waktu.
* Electronic-mail (E-mail). Seiring dengan kemajuan teknologi, maka semakin banyak manajer yang memanfaatkan kemajuan teknologi seperti e-mail untuk melakukan komunikasi. Waktu terbuang sia-sia ketika manajer harus menyortir surat-surat yang masuk ke e-mail-nya.
   

E. Manajemen Strategi: Menetapkan Tujuan dan Memformulasikan Strategi

     Manajemen strategi adalah proses yang membantu organisasi untuk membangun kerja sama yang efektif dengan lingkungannya. Langkah awal dalam menciptakan manajemen strategi yang efektif adalah menetapkan tujuan. Setelah menetapkan tujuan, manajer harus membuat keputusan mengenai langkah yang akan dan tidak akan dilakukan perusahaan dalam mencapai tujuan. Manajer harus memutuskan langkah mana yang mendukung tercapainya tujuan dan langkah mana yang dapat menghalangi tercapainya tujuan.
   
1. Menetapkan Tujuan Perusahaan
     Tujuan (goals) digunakan untuk menentukan sasaran (target). Sasaran digunakan untuk mengukur kesuksesan atau kegagalan organisasi. Ada empat tujuan utama dari diciptakannya tujuan:
* Tujuan memberikan arahan pada semua manajer
* Tujuan membantu perusahaan dalam mengalokasikan sumberdaya
* Tujuan membantu perusahaan menciptakan budaya
* Tujuan membantu manajer dalam mengukur kinerja

2. Memformulasikan Strategi
     Perencanaan sering kali berkaitan dengan mur dan baut dalam menentukan tujuan, memilih taktik, dan menetapkan skedul. Sebaliknya, strategi adalah konsep yang luas yang mendeskripsikan intensi suatu organisasi. Pemformulasian strategi meliputi tiga langkah dasar sebagai berikut:
   
o Langkah 1: menetapkan tujuan strategis.
Tujuan strategis diturunkan secara langsung dari statement misi perusahaan.
o Langkah 2: menganalisis organisasi dan lingkungan: analisis SWOT.
Setelah tujuan strategis ditentukan, biasanya para manajer berusaha untuk mengukur organisasi dan lingkungannya. Analisis SWOT adalah kerangka yang umumnya digunakan untuk mengukur organisasi dan lingkungan organisasi ini. Proses ini meliputi pengukuran kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) perusahaan dan kesempatan (Opportunities) serta ancaman (Threats) lingkungan.
o Langkah 3: menyesuaikan organisasi dengan lingkungan.
Langkah akhir dalam pemformulasian strategi adalah menghadapkan kesempatan dan ancaman lingkungan dengan kekuatan dan kelemahan korporasi.

3. Hierarki dalam Perencanaan
     Langkah akhir di dalam memformulasikan strategi meliputi pembuatan rencana yang nyata. Perencanaan dapat dibagi dalam tiga tingkatan: strategis, taktik, dan operasional. Tingkatan tersebut membentuk suatu hierarki, karena pengimplementasian perencanaan akan efektif hanya jika perencanaan diturunkan secara logis dari level satu ke level berikutnya.
o Perencanaan strategis; merefleksikan keputusan mengenai pengalokasian sumber daya, prioritas perusahaan, dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis. Perencanaan strategis biasanya dibuat oleh tim manajemen puncak, namun dengan mempertimbangkan masukan dari pihak lain di dalam perusahaan.
o Perencanaan taktis; merupakan perencanaan untuk jangka yang lebih pendek untuk mengimplementasikan aspek-aspek khusus di dalam perencanaan strategis perusahaan. Perencanaan ini melibatkan manajer tingkat atas dan manajer tingkat menengah.
o Perencanaan operasional; dikembangkan oleh manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Mereka merencanakan target jangka pendek, seperti target harian, mingguan, atau bulanan untuk meningkatkan kinerja mereka.



F. Perencanaan Kemungkinan (Contingency) dan Manajemen Krisis

     Perencanaan kemungkinan berusaha untuk mengidentifikasi peningkatan aspek-aspek bisnis yang penting atau pasar yang kemungkinan berubah. Krisis adalah keadaan darurat yang tidak terprediksi yang membutuhkan respons secara cepat. Manajemen krisis meliputi metode-metode yang digunakan organisasi untuk menangani keadaan darurat (emergency).
   

G. Manajemen dan Budaya Organisasi

     Seperti halnya dengan setiap individu yang mempunyai kepribadian yang unik, perusahaan juga mempunyai identitas yang unik yang disebut dengan budaya organisasi. Budaya organisasi adalah pengalaman bersama, sejarah, keyakinan, dan norma-norma yang membentuk karakteristik organisasi. Budaya ini membantu menjelaskan iklim kerja dan iklim bisnis yang ada di dalam organisasi. Budaya organisasi yang kuat mengendalikan semangat karyawan dan membantu semua orang untuk bekerja ke arah tujuan yang sama. Budaya organisasi juga dapat membantu karyawan baru dalam mempelajari perilaku yang dapat diterima.
   

H. Pengambilan Keputusan

Mengambil keputusan bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Banyak pertimbangan yang harus dipikirkan karena tiap keputusan akan memiliki dampak yang berbeda-beda. Seorang manajer, harus pandai-pandai menentukan keputusannya karena tiap keputusan yang diambilnya akan memengaruhi banyak pihak, seperti pemegang saham, pemilik perusahaan, dan para karyawan. Dalam mengambil keputusan, ada langkah-langkah logis atau rasional yang dapat ditempuh agar memperoleh keputusan yang terbaik, yaitu:


1. Memahami dan mendeskripsikan situasi
     Sebelum memulai untuk mencari jalan keluar dari suatu masalah yang tengah dihadapinya, manajer harus memahami dan mendeskripsikan terlebih dahulu situasi yang tengah dihadapi. Hal tersebut berguna untuk mempersempit ruang lingkup masalah tersebut (mencari inti permasalahan), sehingga nantinya akan mempermudah dalam menentukan jalan keluarnya. Ibaratnya ketika kita ingin pergi berwisata, jika kita hanya mengatakan bahwa kita ingin pergi berwisata saja tanpa mengatakan tempat mana yang ingin kita tuju atau jenis wisata seperti apa yang ingin kita nikmati, maka agen wisata kita akan bingung akan mengantar kita ke mana. Sebaliknya, jika kita mengatakan bahwa kita ingin berwisata ke pantai, maka agen wisata kita akan lebih mudah menentukan tempat-tempat mana saja yang dapat kita kunjungi.
   
2. Mencari alternatif
     Setelah inti masalah ditemukan, manajer akan lebih mudah mencari langkah-langkah yang relevan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Seperti wisata tadi, dengan mengungkapkan jenis wisata apa yang ingin kita nikmati, maka agen wisata kita akan lebih mudah untuk menyodorkan lokasi-lokasi wisata yang sesuai dengan keinginan kita. Jika kita ingin berwisata ke pantai, agen wisata kita akan menyodorkan beberapa tempat pilihan, mungkin seperti Pantai Indrayanti di Gunung Kidul, Pantai Kuta di Bali, dan Pantai Depok di Bantul.
   
3. Mengevaluasi alternatif
     Langkah-langkah penyelesaian yang muncul pasti beraneka ragam, sehingga untuk menentukan pilihan mana yang terbaik diperlukan evaluasi untuk menimbang masing-masing alternatif tersebut. Misalnya, jika kita memilih pergi ke Pantai Indrayanti, maka kita akan dapat menikmati indahnya panorama pantai yang masih alami karena pantai tersebut relatif masih baru, tetapi jalan menuju tempat tersebut cukup sulit. Jika kita memilih pergi ke pantai Kuta, kita akan dapat menikmati keindahan pantai yang terkenal dengan matahari terbenamnya itu, tetapi mungkin kita akan mengeluarkan banyak dana untuk pergi ke sana. Jika kita memilih pergi ke Pantai Depok, kita bisa juga menikmati keindahan pantai, tetapi keindahan Pantai Depok kalah jauh dengan keindahan Pantai Indrayanti maupun Pantai Kuta.
   
4. Memilih alternatif terbaik
     Setelah menimbang masing-masing alternatif, maka salah satu alternatif harus dipilih. Alternatif terpilih tersebut adalah alternatif terbaik yang menurut pertimbangan keuntungannya lebih besar daripada kekurangannya. Misalnya, akhirnya kita memilih untuk pergi ke Pantai Indrayanti dengan pertimbangan bahwa besarnya dana yang dikorbankan untuk pergi ke sana dan tantangan yang ada karena jalan menuju tempat tersebut cukup sulit besarnya tidak melebihi kesenangan yang kita dapatkan karena dapat menikmati keindahan Pantai Indrayanti.

5. Mengimplementasikan alternatif yang dipilih
     Dilakukan dengan melaksanakan apa yang telah menjadi keputusan kita. Ketika kita telah memutuskan untuk berwisata ke Pantai Indrayanti, maka kita tidak perlu lagi memikirkan pantai-pantai yang lain. Yang harus kita lakukan adalah pergi ke pantai tersebut dan benar-benar menikmati keindahan alam yang ditawarkan oleh objek wisata alam tersebut.
   
6. Menindaklanjuti dan mengevaluasi hasil
     Ketika implementasi terhadap alternatif terbaik telah dilakukan, maka kita akan mendapatkan hasil dari pelaksanaan alternatif tersebut. Jika ternyata hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan, berarti telah terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan yang telah dilakukan. Sebaliknya, jika hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan, berarti pengambilan keputusan yang telah dilaksanakan tersebut terlaksana dengan baik dan benar.
   
Sayangnya, langkah-langkah logis tersebut tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Banyak faktor irrasional yang ternyata turut memengaruhi pengambilan keputusan.

1) Pengaruh Politik
     Salah satu aspek politik yang banyak memengaruhi proses pengambilan keputusan adalah koalisi. Koalisi adalah sebuah aliansi informal dari individu-individu atau kelompok-kelompok yang dibentuk untuk mencapai satu tujuan tertentu (Ebert dan Griffin, 2011). Dalam suatu perusahaan misalnya, para pemegang saham melakukan koalisi untuk menentang sang direktur untuk mengambil keputusan yang tidak sejalan dengan keinginan mereka. Koalisi menyebabkan individu-individu atau kelompok-kelompok kecil mampu melakukan penyerangan terhadap kelompok besar.
   
2) Intuisi
     Menurut kamus Bahasa Indonesia, intuisi adalah keterampilan mengetahui (memahami) sesuatu tanpa dipikirkan. Manajer yang telah berpengalaman selama bertahun-tahun biasanya menggunakan intuisi dalam mengambil keputusan, tetapi untuk para manajer yang masih baru, cara ini akan sangat berisiko.
   
3) Keberanian Menghadapi Risiko
     Keberanian terhadap risiko nampak ketika manajer membuat suatu keputusan, apakah ia berani untuk mengambil risiko tinggi dengan hasil yang cemerlang atau hanya berani mengambil risiko rendah dengan hasil yang biasa-biasa saja.
   

DAFTAR PUSTAKA

   
- Sunardi dan Anita Primastiwi. 2012. Bisnis Pengantar (Konsep, Strategi & Kasus). CAPS, Yogyakarta.

- Manajemen Bisnis, Ilmumadya.blogspot.com


Baca SelengkapnyaManajemen Bisnis

Saturday, March 1, 2014

Manajemen Produksi (Operasi)

Read Offline, Save or download as :
PDF : Manajemen Produksi (Operasi).pdf
Word : Manajemen Produksi (Operasi).docx

A. Produksi atau Operasi

      Perusahaan ada yang menawarkan produk nampak (tangible) dan atau produk tak nampak (intangible). Aktivitas perusahaan yang menghasilkan produk nampak seperti koran, majalah, televisi, radio, komputer, makanan kemasan, minuman kemasan, dan bus, disebut operasi barang (goods operations) atau produksi barang (goods production). Sedangkan loper koran, pemasok layanan komunikasi, dan sopir bus merupakan orang-orang yang menjadi bagian dari operasi jasa (service operation) atau produksi jasa (service production). Menurut Ebert dan Griffin (2011.halm.120), operasi atau produksi adalah semua aktivitas yang berhubungan dengan pembuatan produk, baik barang maupun jasa untuk konsumen.

B. Menciptakan Nilai di dalam Operasi atau Produksi

      Menciptakan produk yang memberikan nilai kepada konsumen tidaklah mudah. Diperlukan manajemen operasi yang baik di dalam perusahaan pemasok produk tersebut. Menurut Ebert dan Griffin (2011.halm.121), manajemen operasi adalah arahan yang sistematis dan kontrol terhadap aktivitas yang mengubah sumber daya menjadi produk jadi yang menciptakan nilai (value) dan manfaat (benefit) bagi konsumen. Dalam menjalankan manajemen operasi dibutuhkan adanya manajer operasi. Manajer operasi adalah orang yang bertanggung jawab terhadap aktivitas operasi perusahaan dalam menciptakan barang atau jasa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen.

C. Perbedaan Antara Operasi Perusahaan Jasa dan Operasi Perusahaan Manufaktur

      Perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur sama-sama menggunakan produk mentah menjadi produk jadi. Namun dalam perusahaan jasa bahan mentah yang dimaksud bukanlah minyak mentah, aluminium, atau besi, melainkan orang-orang yang memiliki kebutuhan Yang belum terpenuhi (Ebert dan Griffin, 2011 halm.121). Keluaran (output) dari operasi perusahaan jasa adalah kepuasan yang diperoleh konsumen yang kebutuhannya telah terpenuhi. Ada empat aspek yang membedakan antara operasi perusahaan jasa dengan operasi perusahaan manufaktur, yaitu:

1. Interaksi dengan Konsumen
      Operasi perusahaan manufaktur menghasilkan keluaran (keluaran) berupa barang (physical goods) seperti telepon genggam, i-pad, dan laptop. Sedangkan, operasi perusahaan jasa menghasilkan keluaran berupa kombinasi antara barang dan jasa. Rumah Makan Suka-suka misalnya. Selain rumah makan tersebut memproduksi ikan bakar, rumah makan tersebut juga menyediakan jasa pengiriman (delivering) produknya. Selain itu, karyawan perusahaan jasa membutuhkan keterampilan yang berbeda dengan karyawan perusahaan manufaktur, terutama keterampilan dalam berinteraksi dengan konsumen. Karyawan di perusahaan jasa, seperti salon kecantikan, akan lebih banyak berinteraksi dengan konsumen daripada karyawan perusahaan manufaktur. Keunikan masing-masing individu termasuk para konsumen menyebabkan karyawan perusahaan jasa harus memiliki pengetahuan mengenai psikis konsumen.
   
2. Jasa Tidak Berwujud dan Tidak Dapat Disimpan
      Tidak Berwujud. Jasa tidak dapat disentuh, dirasakan, dicium, atau dilihat. Kepuasan yang diberikan perusahaan jasa kepada para konsumennya adalah nilai yang tak berwujud yang diterima konsumen dalam bentuk rasa senang, rasa puas, dan rasa aman. Contohnya ketika kita merekrut seorang sopir pribadi, yang kita dapatkan atas uang yang telah dikeluarkan untuk membayar sopir tersebut adalah rasa senang dan puas karena tidak perlu capek­capek menyetir mobil sendiri dan rasa aman karena sopir tersebut sudah ahli dan berpengalaman.
      Tidak Dapat Disimpan. Jasa seperti penitipan anak, transportasi, pemotongan rambut, dan pembersihan rumah tidak dapat disimpan untuk selanjutnya digunakan kembali.
   
   
3. Kehadiran Konsumen dalam Proses Operasi
      Pada perusahaan manufaktur, kehadiran konsumen tidak banyak berpengaruh terhadap proses produksi. Perusahaan manufaktur cenderung tidak membutuhkan keterlibatan konsumen dalam proses produksinya. Sementara dalam operasi perusahaan jasa, kehadiran dan keterlibatan konsumen sangat diperlukan. Terutama pada perusahaan jasa yang menggunakan high-contract system, tanpa keterlibatan konsumen, proses produksi jasanya tidak dapat dilakukan.
   
4. Kualitas Layanan
      Konsumen menggunakan ukuran yang berbeda untuk mengukur kepuasannya terhadap barang dan jasa yang dikonsumsinya. Hal tersebut dikarenakan jasa tidak hanya terdiri dari sesuatu yang tak berwujud saja, tetapi juga terdiri dari sesuatu yang berwujud. Manajer, khususnya manajer perusahaan jasa, memahami bahwa kualitas kerja berbeda dengan kualitas layanan. Baju yang kita masukkan ke binatu misalnya. Baju yang tadinya kotor tersebut menjadi bersih, wangi, dan rapi (kualitas kerja), tetapi konsumen mungkin merasa kecewa karena ketika mereka mengambil baju mereka di binatu, karyawan di tempat tersebut tidak ramah (kualitas layanan).
   

D. Proses Operasi

      Menurut Ebert dan Griffin (2011, halm.122) proses operasi adalah serangkaian metoda dan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa. Berdasarkan proses operasinya, suatu barang dapat dibedakan menjadi dua proses, yaitu proses operasi berdasarkan pesanan (make-to-order) dan proses operasi untuk menciptakan sediaan (make-to-stock).
      Proses Operasi Berdasarkan Pesanan. Proses operasi seperti ini dilakukan oleh pelaku-pelaku bisnis yang melayani permintaan konsumen berdasarkan pesanan yang disampaikan oleh konsumen. Jika tidak ada pesanan, perusahaan tidak melaksanakan proses operasi. Perusahaan percetakan merupakan salah satu contohnya. Perusahaan ini memproduksi berbagai macam produk yang di antaranya adalah surat undangan. Pembuatan surat undangan ini didasarkan atas hal-hal yang sesuai dengan permintaan konsumen seperti jenis kertas yang akan digunakan, warna, foto-foto yang digunakan, jenis huruf, dan bentuk surat undangan.
      Proses Operasi untuk Menciptakan Sediaan. Proses operasi ini dilakukan dengan memproduksi suatu produk secara terus-menerus untuk mengisi gudang sediaan, yang nantinya setelah ada permintaan, sediaan tersebut akan diserahkan kepada konsumen sehingga terjadi proses penjualan. Jadi, proses operasi dilaksanakan tanpa menunggu datangnya pesanan. Produk yang diproduksi dalam jumlah yang besar ini biasanya memiliki banyak konsumen, harganya murah, dan desainnya standar. Baju, piring, dan gelas dengan desain standar adalah beberapa contohnya.
      Sedangkan untuk perusahaan jasa, proses operasinya dibedakan berdasarkan keterlibatan konsumen, yaitu low-contact systems dan high-contact system.
      Low-contact system adalah sistem operasi yang tidak melibatkan pelanggan atau konsumen dalam proses produksinya. Kantor pos misalnya. Kantor pos memproduksi jasa tanpa melibatkan konsumen di dalam proses produksinya. Ketika konsumen mengirimkan surat atau menerima surat, mereka tidak perlu terlibat dalam proses pengumpulan, penyortiran, dan pengiriman surat.
      High-Contact System adalah sistem operasi yang melibatkan pelanggan atau konsumen dalam proses produksinya. Salon kecantikan contohnya. Untuk memproduksi jasanya, yaitu upaya peningkatan kecantikan konsumen, konsumen harus datang ke salon dan mengikuti serangkaian proses seperti keramas, potong rambut, dan blow. Tanpa keterlibatan konsumen, jasa salon tersebut tidak dapat diproduksi atau dengan kalimat lain: salon kecantikan tidak dapat beroperasi.

   
E. Strategi Bisnis sebagai Pengendali Operasi

      Masing-masing perusahaan menentukan sendiri strategi bisnisnya guna menarik konsumen. Toyota menggunakan kualitas sebagai strategi bisnisnya. Swalayan Mirota Kampus menggunakan harga murah untuk menarik konsumen, dan Toko Bagus.com menggunakan kepercayaan masyarakat dalam pengembangan bisnisnya. Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang mengembangkan sistem operasi yang mendukung strategi bisnisnya. Jika Toyota, Mirota Kampus, dan TokoBagus.com mengubah strategi bisnisnya, maka mereka juga akan mengubah sistem operasi yang selama ini mereka gunakan.
   

F. Rencana Operasi

      Ada lima jenis rencana perusahaan, yaitu:
   
1. Perencanaan Kapasitas (Capacity Planning)
      Kapasitas adalah jumlah produk yang dapat diproduksi suatu perusahaan dalam kondisi normal. Kapasitas perusahaan sangat tergantung pada jumlah tenaga kerja dan fasilitas-fasilitas yang tersedia. Perusahaan roti misalnya, kapasitas roti yang dihasilkan tergantung pada jumlah karyawan pembuat roti, mesin-mesin untuk memproduksi roti, dan bahan mentah yang tersedia atau yang dapat diakses. Dalam merencanakan kapasitas jangka panjang, ada dua hal yang penting untuk dipertimbangkan, yaitu permintaan yang ada sekarang dan prediksi permintaan di masa yang akan datang. Besarnya kapasitas harus disesuaikan dengan besarnya permintaan. Jika kapasitas perusahaan terlalu kecil untuk memenuhi permintaan, maka perusahaan terpaksa harus menolak sebagian dari permintaan tersebut. Jika kapasitas perusahaan melebihi permintaan, yang berarti perusahaan mengalami kelebihan investasi (over-investment), perusahaan menghambur-hamburkan uang dengan menyediakan fasilitas yang berlebihan dan mempekerjakan terlalu banyak tenaga kerja.
   
2. Perencanaan Lokasi (Location Planning)
      Lokasi perusahaan sangat penting karena memengaruhi cost produksi dan fleksibilitas perusahaan. Lokasi perusahaan dapat mengakibatkan perusahaan berproduksi dengan cost yang lebih rendah atau berproduksi dengan cost yang lebih tinggi daripada kompetitornya. Misalnya pabrik garam. Jika pabrik tersebut berada di dekat pantai, maka cost garam akan menjadi lebih murah. Namun jika pabrik garam tersebut berada jauh dari pantai pemasok bahan baku garam (air laut), maka cost garam akan lebih tinggi. Ongkos angkut bahan baku garam dari pantai ke pabrik menyebabkan cost garam meningkat.
      Berbeda dengan perusahaan manufaktur, perusahaan jasa memilih lokasi yang berdekatan dengan konsumennya. Rumah makan cepat saji seperti KFC (Kentucky Fried Chicken), Pizza Hut, McDonald's, dan Jogja Chicken memilih lokasi yang ramai seperti daerah wisata, pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan sekolahan.
   
3. Perencanaan Penataan (Layout Planning)
      Penataan (layout) adalah lokasi fisik atau rencana dasar untuk mesin-mesin, perlengkapan, dan sediaan. Penataan menentukan apakah suatu perusahaan dapat secara efisien mere­ spons permintaan konsumen terhadap produk-produk yang be.rbeda atau tidak. Ada dua cara penataan yang terkenal, yartu custom-product layouts dan same-steps layouts.
      Custom-product layouts adalah penataan berdasarkan tugas-tugas yang spesifik. Salon kecantikan misalnya, membagi karyawannya menjadi tiga kelompok kerja, yaitu bagian potong rambut, perawatan rambut, dan spa. Kelebihan cara ini adalah kefleksibelannya. Konsumen dapat secara bebas memilih layanan yang diinginkannya tanpa mengganggu layanan yang lainnya. Jumlah layanan yang dipilih pun tidak terikat. Konsumen bebas pula untuk menikmati jumlah dan jenis layanan yang diinginkannya.
      Same-steps layouts adalah penataan untuk membuat satu tipe produk dalam satu rangkaian produksi. Cara ini efisien untuk memproduksi suatu produk dalam jumlah yang banyak. Pabrik selai misalnya, memiliki beberapa bagian seperti penyortir buah, pembuat selai, dan pengemas selai. Untuk menjadi produk akhir berupa selai, buah-buahan harus melalui tiap rangkaian proses tersebut. Cara ini sangat efisien karena tiap-tiap keahlian dan perlengkapan terfokus pada satu bidang tertentu. Seperti pabrik selai tersebut, ahli masak, wajan, kompor, gula, garam, blender, dan perlengkapan untuk membuat selai lainnya hanya tersedia di bagian pembuatan selai. Sayangnya, cara ini tidak fleksibel.
   
4. Rencana Kualitas (Quality Planning)
      The American Society of Quality mendefinisikan kualitas sebagai kombinasi dari karakteristik-karakteristik barang atau jasa yang memiliki kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang tersurat maupun yang tersirat (Ebert dan Griffin, 2011 halm126). Kualitas terdiri dari hasil (performance) dan konsistensi. Yang dimaksud dengan hasil adalah seberapa bagus suatu produk dalam memenuhi kebutuhan. Bagi pelanggan Es Krim Magnum misalnya, hasil meliputi aroma, warna, rasa, dan tekstur dari es krim tersebut. Konsistensi adalah kesamaan kualitas atau standar produk tiap unit. Seorang pramuniaga contohnya, jika ia hanya kadang-kadang saja mengucapkan kata terima kasih kepada pelanggan yang berbelanja di tokonya dan bahkan terkadang acuh tak acuh, berarti pramuniaga tersebut tidak konsisten dalam memberikan layanan, tetapi jika pramuniaga tersebut selalu tersenyum ramah dan mengucapkan terima kasih kepada setiap pelanggan yang berbelanja di tokonya berarti pramuniaga tersebut konsisten terhadap layanan yang diberikannya.
   
5. Perencanaan Metode (Methods Planning)
      Dalam mendesain sistem operasinya, manajer harus mengidentifikasi tiap langkah produksinya dan juga mengidentifikasi metode-metode khusus yang digunakan untuk melakukannya. Jika ditemukan metode yang tidak efisien, maka manajer dapat menghapus metode tersebut. Ada dua cara untuk melakukan perbaikan metode, yaitu perbaikan aliran proses (improving process flows) dan perbaikan layanan pelanggan (improving customer service).
      Perbaikan Aliran Proses. Cara ini dimulai dengan mendokumentasikan praktik produksi yang tengah digunakan di dalam perusahaan. Karena mempermudah pengorganisasian informasi, diagram kerap digunakan untuk membantu mendeskripsikan secara rinci informasi-informasi yang didokumentasikan. Bagan alir (flowchart) menggambarkan urutan proses produksi, pemindahan material, dan pekerjaan yang harus dikerjakan dalam tiap tahap dari proses. Melalui diagram ini dapat diketahui aktivitas-aktivitas dan hal-hal mana saja yang tidak perlu. Pengubahan Layanan Pelanggan. Cara ini digunakan untuk meningkatkan kemudahan dan nilai yang diberikan kepada konsumen. Manajer mengeliminasi prosedur-prosedur yang dianggap tidak perlu dalam melayani pelanggan, sehingga pelanggan mendapatkan layanan yang cepat, menyenangkan, dan praktis.
   

G. Penskedulan Operasi

      Setelah perusahaan menentukan rencana operasinya, perusahaan membuat skedul untuk mengimplementasikan rencana tersebut.
1. Skedul Produksi Master (The Master Production Schedule) 
      Skedul produksi master menerangkan tentang produk-produk yang akan diproduksi, kuantitas produk, kapan prosesnya mulai diproduksi, dan kapan produk tersebut selesai diproduksi. Pabrik Kertas Nadia, misalnya, mendapatkan pesanan kertas dari sejumlah pemesan yang harus diselesaikan selama empat Minggu. Skedul produksi master parsial pabrik kertas ini ditunjukkan pada tabel berikut. Dalam skedul itu pula, diterangkan secara spesifik berapa banyak masing-masing tipe kertas yang akan diproduksi tiap minggunya.

      Skedul produksi master membantu manajer menentukan jenis dan jumlah bahan mentah, perlengkapan-perlengkapan, dan sumber daya lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses produksi tiap minggunya.
   
2. Skedul Rinci (Detailed Schedules)
      Skedul rinci mengandung informasi tambahan dari skedul produksi master. Skedul ini menerangkan pekerjaan yang harus dikerjakan oleh masing-masing stasiun kerja tiap harinya, termasuk kapan pekerjaan tersebut harus dimulai dan kapan pekerjaan tersebut harus diakhiri. Pada perusahaan yang menerapkan konsep just in time, skedul rinci sangat diperlukan, karena keluaran (output) stasiun kerja yang satu bisa jadi merupakan masukan (input) bagi stasiun kerja yang lain. Jika demikian, maka jika terjadi keterlambatan pada kelompok pertama, terjadi pemborosan waktu di kelompok kedua; jika kelompok pertama selesai lebih awal, terjadi penumpukan barang setengah jadi yang berarti terjadi pembengkakan investasi pada sediaan.
   
3. Skedul Pegawai dan Penskedulan Berdasarkan Komputer 
      Skedul pegawai, secara umum, adalah waktu kerja spesifik untuk tiap pekerja dalam tiap shift-nya. Penskedulan berdasarkan komputer, biasanya menggunakan software seperti ABS Visual Staff Scheduler PRO, memudahkan manajer dalam mengelola shift kerja seluruh karyawannya, baik karyawan yang bekerja paruh waktu (part-time) maupun yang bekerja penuh waktu (full-time).
   
4. Penskedulan Proyek
      Proyek spesial, seperti membuka bisnis baru atau mendesain ulang suatu produk, membutuhkan koordinasi yang teliti dan pengaturan waktu yang tepat. Alat yang sering digunakan oleh manajemen proyek dalam membuat penskedulan proyeknya adalah diagram Gantt (Gantt chart), yang dikembangkan oleh Henry Gantt. Diagram Gantt membagi-bagi proyek yang besar menjadi bagian-bagian pekerjaan yang lebih spesifik.
      Manajer proyek membuat daftar semua aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut, memperkirakan waktu yang diperlukan untuk setiap aktivitas, menuliskan kemajuan yang terjadi (dapat dilakukan dengan memberikan arsiran pada diagram), dan melakukan pengecekan terhadap kesesuaian tingkat penyelesaian tugas dengan waktu yang ditargetkan. Beberapa aktivitas dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan (contohnya, penelitian selama bulan Februari hingga awal Maret dapat dikerjakan bersamaan dengan perencanaan yang telah dimulai pada awal Januari dan berakhir pada akhir Februari). Tetapi ada sejumlah aktivitas yang tidak bisa dilaksanakan secara bersamaan. Contohnya, implementasi baru dapat dilaksanakan setelah pendesainan selesai dikerjakan.
   

H. Pengawasan Operasi

      Ada dua area operasi yang perlu mendapat pengawasan, yaitu:
   
1. Manajemen Material (Material Management)
      Manajemen material adalah proses di mana manajer merencanakan, mengorganisasi, dan mengendalikan arus material dari sumber-sumber pemasokan sampai dengan distribusi barang jadi. Untuk perusahaan manufaktur, cost material dapat mencapai 50% sampai dengan 75 % total kos produk. Setelah produk didesain, arus material tergantung pada lima kegiatan, dari seleksi pemasok (supplier) sampai dengan distribusi barang jadi.
   
* Pemilihan Pemasok (Supplier)
      Pemilihan pemasok mempunyai arti yang penting dalam pemerolehan bahan mentah pada harga yang layak. Perusahaan harus mencari dan memilih perusahaan yang akan menjadi pemasok barang atau jasa yang akan digunakannya. Pemilihan pemasok ini juga termasuk mengevaluasi pemasok yang berpotensi untuk menyediakan bahan mentah sesuai dengan waktu dan jumlah yang diperlukan oleh perusahaan dengan harga yang relatif murah. Ambil contoh perusahaan pengalengan ikan. Jika pada suatu saat pemasok tidak mampu menyediakan ikan dalam jumlah yang dibutuhkan perusahaan, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya tersebut dalam jumlah dan harga yang relatif murah. Menciptakan hubungan baik dengan pemasok juga merupakan hal yang penting. Pada saat terjadi kelangkaan barang, perusahaan yang mempunyai hubungan baik dengan pemasok akan diprioritaskan dalam perolehan barang. Pembelian
      Pembelian adalah perolehan semua bahan-bahan mentah yang digunakan perusahaan untuk memproduksi produknya. Ada perusahaan yang membeli bahan mentah dalam jumlah yang relatif banyak dan pembelian tersebut jarang dilakukan; dan ada perusahaan yang membeli bahan mentah relatif sedikit dan pembelian tersebut sering dilakukan. Banyak sedikitnya bahan mentah yang dibeli, selain tergantung pada kebutuhan perusahaan, juga tergantung pada faktor-faktor lain, yang antara lain adalah: lead time, biaya pesan, dan biaya penyimpanan.
      Lead time adalah rentang waktu dari dibuatnya pesanan sampai dengan diterimanya barang yang dipesan; semakin panjang lead time, semakin besar volume barang yang dipesan. Biaya pesan yang terjadi setiap kali dilakukan pemesanan barang adalah merupakan unsur cost sediaan. Dengan asumsi bahwa besarnya biaya pesan adalah sama untuk berapa pun jumlah yang dipesan, perusahaan cenderung untuk memesan dalam jumlah besar, karena biaya pesan per unit akan menjadi kecil, yang berarti cost sediaan per unit kecil. Biaya penyimpanan barang dibutuhkan untuk mempertahankan barang (bahan mentah) berada dalam posisi dan kondisi siap untuk diproses, yang berarti bahwa biaya penyimpanan merupakan unsur cost sediaan. Karena biaya ini berkorelasi dengan waktu, maka jika biaya ini mahal, perusahaan cenderung untuk membeli bahan mentah dalam jumlah kecil.
   
* Transportasi
      Transportasi meliputi alat-alat untuk mentraspor bahan mentah ke produsen dan atau produk jadi ke konsumen. Dalam memilih transportasi yang akan digunakan untuk mendistribusikan barangnya, perusahaan mempertimbangkan jenis barang yang akan didistribusikan, jarak tempuh, medan yang dihadapi, dan waktu yang tepat untuk menghadirkan barang tersebut kepada konsumen.
   
* Penggudangan (Warehousing)
      Gudang adalah tempat untuk menyimpan material yang akan digunakan dalam proses produksi dan produk jadi yang akan didistribusikan ke konsumen. Ada dua jenis gudang, yaitu gudang swasta dan gudang publik. Gudang swasta dimiliki dan dioperasikan oleh sebuah perusahaan tertentu. Gudang ini dapat didesain untuk melayani kebutuhan khusus perusahaan tersebut seperti untuk menyimpan barang-barang yang akan digunakan dalam proses produksi. Gudang publik menawarkan jasanya kepada semua individu dan perusahaan. Biasanya berukuran besar dan berlokasi di pinggiran kota-kota besar di mana transportasi truk dan kereta api mudah menjangkaunya. Contohnya gudang-gudang di pelabuhan yang menyimpan sementara barang-barang yang dibongkar dari kapal. Jadi, penggunaan masing-masing jenis gudang bergantung pada aktivitas perusahaan.
   
* Pengendalian Sediaan
      Pengendalian sediaan (inventory control) dilakukan baik pada bahan mentah yang akan digunakan untuk proses produksi maupun pada barang jadi yang akan didistribusikan kepada konsumen. Di swalayan-swalayan, selain menggunakan pramuniaga untuk mengontrol sediaan barang yang ada, juga ada beberapa swalayan besar yang menggunakan sensor untuk mendeteksi jumlah barang yang ditawarkan pada konsumen. Sensor ini akan langsung menyala ketika barang sediaan yang ada di etalase habis, sehingga penambahan sediaan pada etalase dapat segera dilakukan. Sistem sensor ini mulai dikembangkan setelah terjadi banyak kelalaian yang dilakukan pramuniaga yang bertugas mengecek barang di etalase.
   
2. Pengendalian Mutu
      Pengendalian mutu (quality control) adalah proses untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang diproduksi sesuai dengan spesifikasi desain produk. Tujuan utama dari pengawasan kualitas adalah menjaga perusahaan agar selalu memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Standar digunakan untuk menyamaratakan semua kualitas barang yang diproduksi. Biasanya, semakin tinggi standar kualitas suatu produk, semakin mahal konsumen harus membayarnya.

     DAFTAR PUSTAKA :
- Ilmumadya.blogspot.com (center of ilmu)
- Sunardi dan Anita Primastiwi. 2012. Bisnis Pengantar (Konsep, Strategi & Kasus). CAPS, Yogyakarta.


Baca SelengkapnyaManajemen Produksi (Operasi)