Pages

Sunday, March 2, 2014

Manajemen Bisnis

Read offline, Save or download as :
PDF : Manajemen Bisnis.pdf
Word : Manajemen Bisnis.docx

A. Manajer

     Kemajuan semua perusahaan bergantung pada kinerja manajemen. Manajer perusahaan yang besar dan manajer perusahaan yang kecil mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sama. Fungsi dan tanggung jawab ini meliputi menganalisis lingkungan dan perencanaan pesaingnya, mengorganisasi, memimpin (directing), dan mengendalikan pengoperasian bisnis dari hari ke hari. Manajer juga bertanggung jawab atas kinerja dan efektivitas tim, divisi, atau perusahaan yang ia pimpin. Manajer yang dibahas di sini adalah manajer bisnis. Namun demikian, manajer dapat juga bekerja di yayasan sosial, lembaga-lembaga keagamaan(masjid, gereja, dan lain-lain), organisasi sosial, institusi pendidikan, dan lembaga-lembaga pemerintahan.

B. Proses Manajemen

     Manajemen adalah proses perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing), pemimpinann (Directing), dan pengendalian (Controlling), keuangan, fisik, sumber daya manuasia, dan sumber daya informasi perusahaan dengan tujuan untuk mencapai tujuan perusahaan. (Ebert dan Griffin, 2011 haI.89).
   
1. Perencanaan
     Menentukan apa yang dibutuhkan organisasi untuk menentukan tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Tiga komponen utama perencanaan adalah:
o Menentukan tujuan (goals).
o Mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut secara komprehensif.
o Mendesain rencana taktikal dan rencana operasional untuk mengimplementasikan strategi tersebut.

2. Pengorganisasian
     Para manajer juga harus mengelola karyawan dan sumber daya yang ada. Beberapa perusahaan membuat grafik yang menggambarkan hubungan antara berbagai macam pekerjaan (job) yang ada di perusahaan. Bagan organisasi (organization charts) ini membantu setiap orang untuk memahami peran mereka di dalam perusahaan.
   
3. Memimpin (Leading)
     Manajer mempunyai kekuasaan untuk memberikan perintah dan meminta hasilnya (results). Ketika memimpin, seorang manajer juga bekerja untuk memberikan petunjuk dan memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan.
   
4. Pengendalian
     Pengendalian adalah proses pemonitoran kinerja perusahaan untuk meyakinkan bahwa tujuan perusahaan akan tercapai. Hal penting yang harus mendapatkan perhatian lebih dari top manajer (chief executiveofficer/CEO) adalah biaya dan kinerja. Pengendalian juga dapat menunjukkan kinerja bagian mana yang berjalan lebih baik daripada yang telah direncanakan dan dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan imbalan (rewards) atau mengurangi biaya.
   

C. Tipe-tipe Manajer

     Meskipun semua manajer melakukan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, namun tidak semua manajer mempunyai tingkat pertanggungjawaban yang sama terhadap semua aktivitas ini. Perbedaan tingkat pertanggungjawaban ini dapat membantu dalam mengklasifikasikan manajer berdasarkan level /tingkatan dan area pertanggung- jawabannya.
   
     1. Tingkatan Manajemen
     Seperti yang digambarkan pada gambar di bawah, ada tiga tingkatan dasar manajemen, yaitu:
o Manajer puncak (top managers), yaitu manajer yang bertanggung jawab terhadap efektivitas dan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
o Manajer menengah (middle managers); yaitu manajer yang mengimplementasikan strategi-strategi dan bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajer tingkat atas.
o Manajer bawah (first-line managers); yaitu manajer yang mengawasi pekerjaan para karyawan.
   
   
     Seperti yang digambarkan pada Gambar di atas, perusahaan mempunyai lebih banyak manajer tingkat menengah daripada manajer puncak, dan mempunyai manajer tingkat bawah yang lebih banyak daripada manajer tingkat menengah.
   
     2. Area Manajemen
     Di dalam banyak perusahaan besar, manajer puncak, manajer menengah, dan manajer bawah bekerja pada berbagai macam bidang, meliputi sumber daya manusia, operasional, pemasaran, penginformasian, dan keuangan.

o Manajer sumber daya manusia (SDM); sebagian besar perusahaan mempunyai manajer SDM. Manajer ini bertugas merekrut dan memfasilitasi pelatihan untuk para karyawan, mengevaluasi kinerja, dan menentukan kompensasi. Perusahaan besar mempunyai departemen tersendiri yang mengurusi perekrutan karyawan tetap dan tidak tetap, tingkatan gaji dan upah, dan hubungan tenaga kerja. Perusahaan yang lebih kecil mungkin mempunyai satu orang yang bertanggung jawab terhadap semua aktivitas sumber daya manusia.

o Manajer operasi: operasi menunjuk pada sistem yang dilalui perusahaan di dalam memproduksi barang dan jasa. Manajer operasi bertanggung jawab terhadap proses produksi, sediaan, dan pengendalian kualitas. Manajer operasi meliputi vice presidents for operations (manajer puncak), manajer pabrik (plant managers yang merupakan manajer menengah), dan pengawas produksi (manajer bawah).

o Manajer pemasaran; pemasaran meliputi pengembangan, penentuan harga, promosi/menawarkan, dan pendistribusian barang dan jasa (Ebert dan Griffin, 2011 halm. 91). Manajer pemasaran bertanggung jawab untuk mengantarkan produk dari produsen kepada konsumen. Manajer pemasaran meliputi vice president for marketing (manajer puncak), manajer pemasaran regional (manajer menengah), dan manajer penjualan di daerah (manajer bawah). Perusahaan-perusahaan yang membuat produk-produk untuk konsumen (consumer products), seperti misalnya P. T. Mustika Ratu, Tbk., P. T. Indofood, Tbk., dan P.T. Sepatu Bata, Tbk., biasanya mempunyai manajer pemasaran pada semua tingkatan dalam jumlah yang banyak.

o Manajer informasi; manajer informasi merupakan posisi yang relatif baru di banyak perusahaan. Manajer informasi bertanggung jawab mendesain dan mengimplementasikan sistem untuk mengumpulkan, mengorganisasi, dan mendistribusikan informasi. Beberapa perusahaan mempunyai chief information officer (CIO) sebagai manajer puncak. Manajer menengah membantu mendesain sistem informasi untuk divisi atau perusahaan. Di dalam perusahaan yang lebih kecil, manajer sistem komputerisasi biasanya adalah manajer bawah.

o Manajer keuangan: hampir semua perusahaan mempunyai manajer keuangan untuk merencanakan dan mengawasi fungsi akuntansi dan sumber daya finansial. Tingkatan dalam manajemen keuangan meliputi chief financial officer (CFO) atau fice president untuk keuangan (manajer puncak), pengendali divisi (manajer menengah), dan pengawas akuntansi (manajer bawah).

o Manajer lainnya; beberapa perusahaan juga mempekerjakan manajer khusus lainnya. Sebagai contoh, beberapa perusahaan, seperti misalnya P.T. Mustika Ratu, Tbk. mempunyai manajer hubungan masyarakat (public relations manager) dan manajer penelitian dan pengembangan (research and development managers).
             

D. Keterampilan Dasar Manajemen

     Manajer yang efektif harus mengembangkan keterampilan teknis, keterampilan dalam hubungan kemanusiaan (human relations), keterampilan konseptual, keterampilan pengambilan keputusan, dan keterampilan untuk mengelola waktu.
   
1. Keterampilan Teknis (Technicasl Skills)
     Keterampilan teknis adalah keterampilan khusus yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas khusus. Sebagai contoh, keterampilan seorang ahli teknik (sarjana teknik) dan ahli mesin yang diperlukan untuk mengerjakan tugas mereka merupakan keterampilan teknis. Manajer tingkat bawah (dan manajer pada tingkat di bawahnya, serta manajer tingkat menengah) membutuhkan keterampilan teknis yang relevan dengan aktivitas yang mereka kelola.
     Meskipun para manajer tidak mengerjakan pekerjaan teknis, namun mereka harus mampu mengatur bawahannya dan menjawab pertanyaan mengenai semua hal yang membutuhkan petunjuk dan arahan. Sebagai contoh, manajer tingkat bawah pada PT Bank BCA harus bisa menangani transaksi akuntansi yang terkomputerisasi dan mampu untuk membantu para karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan akuntansinya. Pada umumnya manajer tingkat atas tidak mempunyai keterampilan teknis yang baik, seperti halnya para manajer yang lainnya. Para manajer ini hanya mengetahui sisi teknis dari bisnis yang dapat membantu para manajer untuk dapat mengelola perusahaan dengan efektif pada semua level.
   
2. Keterampilan dalam Hubungan Kemasyarakatan (Human Relations Skill)
     Keterampilan dalam hubungan kemasyarakatan memungkinkan manajer untuk memahami dan berhubungan dengan orang lain. Seorang manajer dengan keterampilan yang kurang baik mungkin mengalami masalah untuk dapat bergaul dengan baik dengan bawahannya, sehingga mengakibatkan para karyawan yang potensial mengundurkan diri atau pindah ke perusahaan lain, sehingga merugikan perusahaan. Meskipun keterampilan dalam hubungan masyarakat penting bagi semua tingkatan manajer, namun ini mungkin lebih penting bagi manajer tingkat menengah, yaitu manajer yang sering berperan sebagai jembatan bagi manajer tingkat atas dengan manajer tingkat bawah, dan sebagai jembatan bagi para manajer dengan bagian lain di dalam organisasi.
   
3. Keterampilan Konseptual
     Keterampilan konseptual mengacu pada keterampilan seseorang untuk berpikir secara abstrak guna mendiagnosis serta menganalisis situasi di masa depan. Keterampilan ini dapat membantu manajer untuk membaca peluang-peluang baru yang ada di sekitarnya dan membantu menganalisis dampak dari keputusannya. Keterampilan ini sangat dibutuhkan oleh manajer tingkat atas dan sedikit diperlukan oleh manajer tingkat bawah.
   
4. Keterampilan Membuat Keputusan
     Keterampilan membuat keputusan adalah keterampilan untuk mendefinisikan suatu masalah dan memilih jalan keluar yang paling baik. Keterampilan ini terdiri dari keterampilan dalam mengumpulkan informasi, mengidentifikasi solusi, mengevaluasi alternatif, dan mengimplementasikan alternatif yang telah dipilih.
   
5. Keterampilan Mengelola Waktu
     Keterampilan mengatur waktu adalah keterampilan manajer dalam memanfaatkan waktu secara efektif. Untuk mengatur waktu agar efektif, manajer harus memahami empat penyebab pemborosan waktu berikut ini:
* Paperwork. Beberapa manajer menghabiskan banyak waktu untuk memutuskan apa yang harus ia lakukan pada surat-surat dan laporan-laporan yang ditujukan kepadanya. Karena dokumen-dokumen ini bersifat rutin dan dalam jumlah banyak, maka manajer tidak dapat menanganinya dengan cepat. Untuk itu, manajer harus mendahulukan dokumen-dokumen yang penting.
* Telepon. Para ahli memperkirakan bahwa telepon sangat mengganggu manajer. Untuk mengatur waktu agar menjadi lebih efisien, para ahli menyarankan kepada para manajer agar memiliki asisten yang bertugas menyeleksi telepon-telepon yang masuk.
* Pertemuan. Banyak manajer menghabiskan empat jam per hari untuk menghadiri pertemuan. Untuk menjaga agar waktunya tetap produktif, diperlukan seseorang yang dapat mengatur pertemuan dengan baik, seperti memperjelas agenda pertemuan, memulai pertemuan tepat waktu, memastikan tiap peserta pertemuan fokus pada agenda yang sedang dibahas, dan pertemuan berakhir tepat waktu.
* Electronic-mail (E-mail). Seiring dengan kemajuan teknologi, maka semakin banyak manajer yang memanfaatkan kemajuan teknologi seperti e-mail untuk melakukan komunikasi. Waktu terbuang sia-sia ketika manajer harus menyortir surat-surat yang masuk ke e-mail-nya.
   

E. Manajemen Strategi: Menetapkan Tujuan dan Memformulasikan Strategi

     Manajemen strategi adalah proses yang membantu organisasi untuk membangun kerja sama yang efektif dengan lingkungannya. Langkah awal dalam menciptakan manajemen strategi yang efektif adalah menetapkan tujuan. Setelah menetapkan tujuan, manajer harus membuat keputusan mengenai langkah yang akan dan tidak akan dilakukan perusahaan dalam mencapai tujuan. Manajer harus memutuskan langkah mana yang mendukung tercapainya tujuan dan langkah mana yang dapat menghalangi tercapainya tujuan.
   
1. Menetapkan Tujuan Perusahaan
     Tujuan (goals) digunakan untuk menentukan sasaran (target). Sasaran digunakan untuk mengukur kesuksesan atau kegagalan organisasi. Ada empat tujuan utama dari diciptakannya tujuan:
* Tujuan memberikan arahan pada semua manajer
* Tujuan membantu perusahaan dalam mengalokasikan sumberdaya
* Tujuan membantu perusahaan menciptakan budaya
* Tujuan membantu manajer dalam mengukur kinerja

2. Memformulasikan Strategi
     Perencanaan sering kali berkaitan dengan mur dan baut dalam menentukan tujuan, memilih taktik, dan menetapkan skedul. Sebaliknya, strategi adalah konsep yang luas yang mendeskripsikan intensi suatu organisasi. Pemformulasian strategi meliputi tiga langkah dasar sebagai berikut:
   
o Langkah 1: menetapkan tujuan strategis.
Tujuan strategis diturunkan secara langsung dari statement misi perusahaan.
o Langkah 2: menganalisis organisasi dan lingkungan: analisis SWOT.
Setelah tujuan strategis ditentukan, biasanya para manajer berusaha untuk mengukur organisasi dan lingkungannya. Analisis SWOT adalah kerangka yang umumnya digunakan untuk mengukur organisasi dan lingkungan organisasi ini. Proses ini meliputi pengukuran kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) perusahaan dan kesempatan (Opportunities) serta ancaman (Threats) lingkungan.
o Langkah 3: menyesuaikan organisasi dengan lingkungan.
Langkah akhir dalam pemformulasian strategi adalah menghadapkan kesempatan dan ancaman lingkungan dengan kekuatan dan kelemahan korporasi.

3. Hierarki dalam Perencanaan
     Langkah akhir di dalam memformulasikan strategi meliputi pembuatan rencana yang nyata. Perencanaan dapat dibagi dalam tiga tingkatan: strategis, taktik, dan operasional. Tingkatan tersebut membentuk suatu hierarki, karena pengimplementasian perencanaan akan efektif hanya jika perencanaan diturunkan secara logis dari level satu ke level berikutnya.
o Perencanaan strategis; merefleksikan keputusan mengenai pengalokasian sumber daya, prioritas perusahaan, dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis. Perencanaan strategis biasanya dibuat oleh tim manajemen puncak, namun dengan mempertimbangkan masukan dari pihak lain di dalam perusahaan.
o Perencanaan taktis; merupakan perencanaan untuk jangka yang lebih pendek untuk mengimplementasikan aspek-aspek khusus di dalam perencanaan strategis perusahaan. Perencanaan ini melibatkan manajer tingkat atas dan manajer tingkat menengah.
o Perencanaan operasional; dikembangkan oleh manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Mereka merencanakan target jangka pendek, seperti target harian, mingguan, atau bulanan untuk meningkatkan kinerja mereka.



F. Perencanaan Kemungkinan (Contingency) dan Manajemen Krisis

     Perencanaan kemungkinan berusaha untuk mengidentifikasi peningkatan aspek-aspek bisnis yang penting atau pasar yang kemungkinan berubah. Krisis adalah keadaan darurat yang tidak terprediksi yang membutuhkan respons secara cepat. Manajemen krisis meliputi metode-metode yang digunakan organisasi untuk menangani keadaan darurat (emergency).
   

G. Manajemen dan Budaya Organisasi

     Seperti halnya dengan setiap individu yang mempunyai kepribadian yang unik, perusahaan juga mempunyai identitas yang unik yang disebut dengan budaya organisasi. Budaya organisasi adalah pengalaman bersama, sejarah, keyakinan, dan norma-norma yang membentuk karakteristik organisasi. Budaya ini membantu menjelaskan iklim kerja dan iklim bisnis yang ada di dalam organisasi. Budaya organisasi yang kuat mengendalikan semangat karyawan dan membantu semua orang untuk bekerja ke arah tujuan yang sama. Budaya organisasi juga dapat membantu karyawan baru dalam mempelajari perilaku yang dapat diterima.
   

H. Pengambilan Keputusan

Mengambil keputusan bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Banyak pertimbangan yang harus dipikirkan karena tiap keputusan akan memiliki dampak yang berbeda-beda. Seorang manajer, harus pandai-pandai menentukan keputusannya karena tiap keputusan yang diambilnya akan memengaruhi banyak pihak, seperti pemegang saham, pemilik perusahaan, dan para karyawan. Dalam mengambil keputusan, ada langkah-langkah logis atau rasional yang dapat ditempuh agar memperoleh keputusan yang terbaik, yaitu:


1. Memahami dan mendeskripsikan situasi
     Sebelum memulai untuk mencari jalan keluar dari suatu masalah yang tengah dihadapinya, manajer harus memahami dan mendeskripsikan terlebih dahulu situasi yang tengah dihadapi. Hal tersebut berguna untuk mempersempit ruang lingkup masalah tersebut (mencari inti permasalahan), sehingga nantinya akan mempermudah dalam menentukan jalan keluarnya. Ibaratnya ketika kita ingin pergi berwisata, jika kita hanya mengatakan bahwa kita ingin pergi berwisata saja tanpa mengatakan tempat mana yang ingin kita tuju atau jenis wisata seperti apa yang ingin kita nikmati, maka agen wisata kita akan bingung akan mengantar kita ke mana. Sebaliknya, jika kita mengatakan bahwa kita ingin berwisata ke pantai, maka agen wisata kita akan lebih mudah menentukan tempat-tempat mana saja yang dapat kita kunjungi.
   
2. Mencari alternatif
     Setelah inti masalah ditemukan, manajer akan lebih mudah mencari langkah-langkah yang relevan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Seperti wisata tadi, dengan mengungkapkan jenis wisata apa yang ingin kita nikmati, maka agen wisata kita akan lebih mudah untuk menyodorkan lokasi-lokasi wisata yang sesuai dengan keinginan kita. Jika kita ingin berwisata ke pantai, agen wisata kita akan menyodorkan beberapa tempat pilihan, mungkin seperti Pantai Indrayanti di Gunung Kidul, Pantai Kuta di Bali, dan Pantai Depok di Bantul.
   
3. Mengevaluasi alternatif
     Langkah-langkah penyelesaian yang muncul pasti beraneka ragam, sehingga untuk menentukan pilihan mana yang terbaik diperlukan evaluasi untuk menimbang masing-masing alternatif tersebut. Misalnya, jika kita memilih pergi ke Pantai Indrayanti, maka kita akan dapat menikmati indahnya panorama pantai yang masih alami karena pantai tersebut relatif masih baru, tetapi jalan menuju tempat tersebut cukup sulit. Jika kita memilih pergi ke pantai Kuta, kita akan dapat menikmati keindahan pantai yang terkenal dengan matahari terbenamnya itu, tetapi mungkin kita akan mengeluarkan banyak dana untuk pergi ke sana. Jika kita memilih pergi ke Pantai Depok, kita bisa juga menikmati keindahan pantai, tetapi keindahan Pantai Depok kalah jauh dengan keindahan Pantai Indrayanti maupun Pantai Kuta.
   
4. Memilih alternatif terbaik
     Setelah menimbang masing-masing alternatif, maka salah satu alternatif harus dipilih. Alternatif terpilih tersebut adalah alternatif terbaik yang menurut pertimbangan keuntungannya lebih besar daripada kekurangannya. Misalnya, akhirnya kita memilih untuk pergi ke Pantai Indrayanti dengan pertimbangan bahwa besarnya dana yang dikorbankan untuk pergi ke sana dan tantangan yang ada karena jalan menuju tempat tersebut cukup sulit besarnya tidak melebihi kesenangan yang kita dapatkan karena dapat menikmati keindahan Pantai Indrayanti.

5. Mengimplementasikan alternatif yang dipilih
     Dilakukan dengan melaksanakan apa yang telah menjadi keputusan kita. Ketika kita telah memutuskan untuk berwisata ke Pantai Indrayanti, maka kita tidak perlu lagi memikirkan pantai-pantai yang lain. Yang harus kita lakukan adalah pergi ke pantai tersebut dan benar-benar menikmati keindahan alam yang ditawarkan oleh objek wisata alam tersebut.
   
6. Menindaklanjuti dan mengevaluasi hasil
     Ketika implementasi terhadap alternatif terbaik telah dilakukan, maka kita akan mendapatkan hasil dari pelaksanaan alternatif tersebut. Jika ternyata hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan, berarti telah terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan yang telah dilakukan. Sebaliknya, jika hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan, berarti pengambilan keputusan yang telah dilaksanakan tersebut terlaksana dengan baik dan benar.
   
Sayangnya, langkah-langkah logis tersebut tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Banyak faktor irrasional yang ternyata turut memengaruhi pengambilan keputusan.

1) Pengaruh Politik
     Salah satu aspek politik yang banyak memengaruhi proses pengambilan keputusan adalah koalisi. Koalisi adalah sebuah aliansi informal dari individu-individu atau kelompok-kelompok yang dibentuk untuk mencapai satu tujuan tertentu (Ebert dan Griffin, 2011). Dalam suatu perusahaan misalnya, para pemegang saham melakukan koalisi untuk menentang sang direktur untuk mengambil keputusan yang tidak sejalan dengan keinginan mereka. Koalisi menyebabkan individu-individu atau kelompok-kelompok kecil mampu melakukan penyerangan terhadap kelompok besar.
   
2) Intuisi
     Menurut kamus Bahasa Indonesia, intuisi adalah keterampilan mengetahui (memahami) sesuatu tanpa dipikirkan. Manajer yang telah berpengalaman selama bertahun-tahun biasanya menggunakan intuisi dalam mengambil keputusan, tetapi untuk para manajer yang masih baru, cara ini akan sangat berisiko.
   
3) Keberanian Menghadapi Risiko
     Keberanian terhadap risiko nampak ketika manajer membuat suatu keputusan, apakah ia berani untuk mengambil risiko tinggi dengan hasil yang cemerlang atau hanya berani mengambil risiko rendah dengan hasil yang biasa-biasa saja.
   

DAFTAR PUSTAKA

   
- Sunardi dan Anita Primastiwi. 2012. Bisnis Pengantar (Konsep, Strategi & Kasus). CAPS, Yogyakarta.

- Manajemen Bisnis, Ilmumadya.blogspot.com


1 comment: