Pages

Monday, March 17, 2014

Sunday, March 2, 2014

Manajemen Bisnis

Read offline, Save or download as :
PDF : Manajemen Bisnis.pdf
Word : Manajemen Bisnis.docx

A. Manajer

     Kemajuan semua perusahaan bergantung pada kinerja manajemen. Manajer perusahaan yang besar dan manajer perusahaan yang kecil mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sama. Fungsi dan tanggung jawab ini meliputi menganalisis lingkungan dan perencanaan pesaingnya, mengorganisasi, memimpin (directing), dan mengendalikan pengoperasian bisnis dari hari ke hari. Manajer juga bertanggung jawab atas kinerja dan efektivitas tim, divisi, atau perusahaan yang ia pimpin. Manajer yang dibahas di sini adalah manajer bisnis. Namun demikian, manajer dapat juga bekerja di yayasan sosial, lembaga-lembaga keagamaan(masjid, gereja, dan lain-lain), organisasi sosial, institusi pendidikan, dan lembaga-lembaga pemerintahan.

B. Proses Manajemen

     Manajemen adalah proses perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing), pemimpinann (Directing), dan pengendalian (Controlling), keuangan, fisik, sumber daya manuasia, dan sumber daya informasi perusahaan dengan tujuan untuk mencapai tujuan perusahaan. (Ebert dan Griffin, 2011 haI.89).
   
1. Perencanaan
     Menentukan apa yang dibutuhkan organisasi untuk menentukan tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Tiga komponen utama perencanaan adalah:
o Menentukan tujuan (goals).
o Mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut secara komprehensif.
o Mendesain rencana taktikal dan rencana operasional untuk mengimplementasikan strategi tersebut.

2. Pengorganisasian
     Para manajer juga harus mengelola karyawan dan sumber daya yang ada. Beberapa perusahaan membuat grafik yang menggambarkan hubungan antara berbagai macam pekerjaan (job) yang ada di perusahaan. Bagan organisasi (organization charts) ini membantu setiap orang untuk memahami peran mereka di dalam perusahaan.
   
3. Memimpin (Leading)
     Manajer mempunyai kekuasaan untuk memberikan perintah dan meminta hasilnya (results). Ketika memimpin, seorang manajer juga bekerja untuk memberikan petunjuk dan memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan.
   
4. Pengendalian
     Pengendalian adalah proses pemonitoran kinerja perusahaan untuk meyakinkan bahwa tujuan perusahaan akan tercapai. Hal penting yang harus mendapatkan perhatian lebih dari top manajer (chief executiveofficer/CEO) adalah biaya dan kinerja. Pengendalian juga dapat menunjukkan kinerja bagian mana yang berjalan lebih baik daripada yang telah direncanakan dan dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan imbalan (rewards) atau mengurangi biaya.
   

C. Tipe-tipe Manajer

     Meskipun semua manajer melakukan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, namun tidak semua manajer mempunyai tingkat pertanggungjawaban yang sama terhadap semua aktivitas ini. Perbedaan tingkat pertanggungjawaban ini dapat membantu dalam mengklasifikasikan manajer berdasarkan level /tingkatan dan area pertanggung- jawabannya.
   
     1. Tingkatan Manajemen
     Seperti yang digambarkan pada gambar di bawah, ada tiga tingkatan dasar manajemen, yaitu:
o Manajer puncak (top managers), yaitu manajer yang bertanggung jawab terhadap efektivitas dan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
o Manajer menengah (middle managers); yaitu manajer yang mengimplementasikan strategi-strategi dan bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajer tingkat atas.
o Manajer bawah (first-line managers); yaitu manajer yang mengawasi pekerjaan para karyawan.
   
   
     Seperti yang digambarkan pada Gambar di atas, perusahaan mempunyai lebih banyak manajer tingkat menengah daripada manajer puncak, dan mempunyai manajer tingkat bawah yang lebih banyak daripada manajer tingkat menengah.
   
     2. Area Manajemen
     Di dalam banyak perusahaan besar, manajer puncak, manajer menengah, dan manajer bawah bekerja pada berbagai macam bidang, meliputi sumber daya manusia, operasional, pemasaran, penginformasian, dan keuangan.

o Manajer sumber daya manusia (SDM); sebagian besar perusahaan mempunyai manajer SDM. Manajer ini bertugas merekrut dan memfasilitasi pelatihan untuk para karyawan, mengevaluasi kinerja, dan menentukan kompensasi. Perusahaan besar mempunyai departemen tersendiri yang mengurusi perekrutan karyawan tetap dan tidak tetap, tingkatan gaji dan upah, dan hubungan tenaga kerja. Perusahaan yang lebih kecil mungkin mempunyai satu orang yang bertanggung jawab terhadap semua aktivitas sumber daya manusia.

o Manajer operasi: operasi menunjuk pada sistem yang dilalui perusahaan di dalam memproduksi barang dan jasa. Manajer operasi bertanggung jawab terhadap proses produksi, sediaan, dan pengendalian kualitas. Manajer operasi meliputi vice presidents for operations (manajer puncak), manajer pabrik (plant managers yang merupakan manajer menengah), dan pengawas produksi (manajer bawah).

o Manajer pemasaran; pemasaran meliputi pengembangan, penentuan harga, promosi/menawarkan, dan pendistribusian barang dan jasa (Ebert dan Griffin, 2011 halm. 91). Manajer pemasaran bertanggung jawab untuk mengantarkan produk dari produsen kepada konsumen. Manajer pemasaran meliputi vice president for marketing (manajer puncak), manajer pemasaran regional (manajer menengah), dan manajer penjualan di daerah (manajer bawah). Perusahaan-perusahaan yang membuat produk-produk untuk konsumen (consumer products), seperti misalnya P. T. Mustika Ratu, Tbk., P. T. Indofood, Tbk., dan P.T. Sepatu Bata, Tbk., biasanya mempunyai manajer pemasaran pada semua tingkatan dalam jumlah yang banyak.

o Manajer informasi; manajer informasi merupakan posisi yang relatif baru di banyak perusahaan. Manajer informasi bertanggung jawab mendesain dan mengimplementasikan sistem untuk mengumpulkan, mengorganisasi, dan mendistribusikan informasi. Beberapa perusahaan mempunyai chief information officer (CIO) sebagai manajer puncak. Manajer menengah membantu mendesain sistem informasi untuk divisi atau perusahaan. Di dalam perusahaan yang lebih kecil, manajer sistem komputerisasi biasanya adalah manajer bawah.

o Manajer keuangan: hampir semua perusahaan mempunyai manajer keuangan untuk merencanakan dan mengawasi fungsi akuntansi dan sumber daya finansial. Tingkatan dalam manajemen keuangan meliputi chief financial officer (CFO) atau fice president untuk keuangan (manajer puncak), pengendali divisi (manajer menengah), dan pengawas akuntansi (manajer bawah).

o Manajer lainnya; beberapa perusahaan juga mempekerjakan manajer khusus lainnya. Sebagai contoh, beberapa perusahaan, seperti misalnya P.T. Mustika Ratu, Tbk. mempunyai manajer hubungan masyarakat (public relations manager) dan manajer penelitian dan pengembangan (research and development managers).
             

D. Keterampilan Dasar Manajemen

     Manajer yang efektif harus mengembangkan keterampilan teknis, keterampilan dalam hubungan kemanusiaan (human relations), keterampilan konseptual, keterampilan pengambilan keputusan, dan keterampilan untuk mengelola waktu.
   
1. Keterampilan Teknis (Technicasl Skills)
     Keterampilan teknis adalah keterampilan khusus yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas khusus. Sebagai contoh, keterampilan seorang ahli teknik (sarjana teknik) dan ahli mesin yang diperlukan untuk mengerjakan tugas mereka merupakan keterampilan teknis. Manajer tingkat bawah (dan manajer pada tingkat di bawahnya, serta manajer tingkat menengah) membutuhkan keterampilan teknis yang relevan dengan aktivitas yang mereka kelola.
     Meskipun para manajer tidak mengerjakan pekerjaan teknis, namun mereka harus mampu mengatur bawahannya dan menjawab pertanyaan mengenai semua hal yang membutuhkan petunjuk dan arahan. Sebagai contoh, manajer tingkat bawah pada PT Bank BCA harus bisa menangani transaksi akuntansi yang terkomputerisasi dan mampu untuk membantu para karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan akuntansinya. Pada umumnya manajer tingkat atas tidak mempunyai keterampilan teknis yang baik, seperti halnya para manajer yang lainnya. Para manajer ini hanya mengetahui sisi teknis dari bisnis yang dapat membantu para manajer untuk dapat mengelola perusahaan dengan efektif pada semua level.
   
2. Keterampilan dalam Hubungan Kemasyarakatan (Human Relations Skill)
     Keterampilan dalam hubungan kemasyarakatan memungkinkan manajer untuk memahami dan berhubungan dengan orang lain. Seorang manajer dengan keterampilan yang kurang baik mungkin mengalami masalah untuk dapat bergaul dengan baik dengan bawahannya, sehingga mengakibatkan para karyawan yang potensial mengundurkan diri atau pindah ke perusahaan lain, sehingga merugikan perusahaan. Meskipun keterampilan dalam hubungan masyarakat penting bagi semua tingkatan manajer, namun ini mungkin lebih penting bagi manajer tingkat menengah, yaitu manajer yang sering berperan sebagai jembatan bagi manajer tingkat atas dengan manajer tingkat bawah, dan sebagai jembatan bagi para manajer dengan bagian lain di dalam organisasi.
   
3. Keterampilan Konseptual
     Keterampilan konseptual mengacu pada keterampilan seseorang untuk berpikir secara abstrak guna mendiagnosis serta menganalisis situasi di masa depan. Keterampilan ini dapat membantu manajer untuk membaca peluang-peluang baru yang ada di sekitarnya dan membantu menganalisis dampak dari keputusannya. Keterampilan ini sangat dibutuhkan oleh manajer tingkat atas dan sedikit diperlukan oleh manajer tingkat bawah.
   
4. Keterampilan Membuat Keputusan
     Keterampilan membuat keputusan adalah keterampilan untuk mendefinisikan suatu masalah dan memilih jalan keluar yang paling baik. Keterampilan ini terdiri dari keterampilan dalam mengumpulkan informasi, mengidentifikasi solusi, mengevaluasi alternatif, dan mengimplementasikan alternatif yang telah dipilih.
   
5. Keterampilan Mengelola Waktu
     Keterampilan mengatur waktu adalah keterampilan manajer dalam memanfaatkan waktu secara efektif. Untuk mengatur waktu agar efektif, manajer harus memahami empat penyebab pemborosan waktu berikut ini:
* Paperwork. Beberapa manajer menghabiskan banyak waktu untuk memutuskan apa yang harus ia lakukan pada surat-surat dan laporan-laporan yang ditujukan kepadanya. Karena dokumen-dokumen ini bersifat rutin dan dalam jumlah banyak, maka manajer tidak dapat menanganinya dengan cepat. Untuk itu, manajer harus mendahulukan dokumen-dokumen yang penting.
* Telepon. Para ahli memperkirakan bahwa telepon sangat mengganggu manajer. Untuk mengatur waktu agar menjadi lebih efisien, para ahli menyarankan kepada para manajer agar memiliki asisten yang bertugas menyeleksi telepon-telepon yang masuk.
* Pertemuan. Banyak manajer menghabiskan empat jam per hari untuk menghadiri pertemuan. Untuk menjaga agar waktunya tetap produktif, diperlukan seseorang yang dapat mengatur pertemuan dengan baik, seperti memperjelas agenda pertemuan, memulai pertemuan tepat waktu, memastikan tiap peserta pertemuan fokus pada agenda yang sedang dibahas, dan pertemuan berakhir tepat waktu.
* Electronic-mail (E-mail). Seiring dengan kemajuan teknologi, maka semakin banyak manajer yang memanfaatkan kemajuan teknologi seperti e-mail untuk melakukan komunikasi. Waktu terbuang sia-sia ketika manajer harus menyortir surat-surat yang masuk ke e-mail-nya.
   

E. Manajemen Strategi: Menetapkan Tujuan dan Memformulasikan Strategi

     Manajemen strategi adalah proses yang membantu organisasi untuk membangun kerja sama yang efektif dengan lingkungannya. Langkah awal dalam menciptakan manajemen strategi yang efektif adalah menetapkan tujuan. Setelah menetapkan tujuan, manajer harus membuat keputusan mengenai langkah yang akan dan tidak akan dilakukan perusahaan dalam mencapai tujuan. Manajer harus memutuskan langkah mana yang mendukung tercapainya tujuan dan langkah mana yang dapat menghalangi tercapainya tujuan.
   
1. Menetapkan Tujuan Perusahaan
     Tujuan (goals) digunakan untuk menentukan sasaran (target). Sasaran digunakan untuk mengukur kesuksesan atau kegagalan organisasi. Ada empat tujuan utama dari diciptakannya tujuan:
* Tujuan memberikan arahan pada semua manajer
* Tujuan membantu perusahaan dalam mengalokasikan sumberdaya
* Tujuan membantu perusahaan menciptakan budaya
* Tujuan membantu manajer dalam mengukur kinerja

2. Memformulasikan Strategi
     Perencanaan sering kali berkaitan dengan mur dan baut dalam menentukan tujuan, memilih taktik, dan menetapkan skedul. Sebaliknya, strategi adalah konsep yang luas yang mendeskripsikan intensi suatu organisasi. Pemformulasian strategi meliputi tiga langkah dasar sebagai berikut:
   
o Langkah 1: menetapkan tujuan strategis.
Tujuan strategis diturunkan secara langsung dari statement misi perusahaan.
o Langkah 2: menganalisis organisasi dan lingkungan: analisis SWOT.
Setelah tujuan strategis ditentukan, biasanya para manajer berusaha untuk mengukur organisasi dan lingkungannya. Analisis SWOT adalah kerangka yang umumnya digunakan untuk mengukur organisasi dan lingkungan organisasi ini. Proses ini meliputi pengukuran kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) perusahaan dan kesempatan (Opportunities) serta ancaman (Threats) lingkungan.
o Langkah 3: menyesuaikan organisasi dengan lingkungan.
Langkah akhir dalam pemformulasian strategi adalah menghadapkan kesempatan dan ancaman lingkungan dengan kekuatan dan kelemahan korporasi.

3. Hierarki dalam Perencanaan
     Langkah akhir di dalam memformulasikan strategi meliputi pembuatan rencana yang nyata. Perencanaan dapat dibagi dalam tiga tingkatan: strategis, taktik, dan operasional. Tingkatan tersebut membentuk suatu hierarki, karena pengimplementasian perencanaan akan efektif hanya jika perencanaan diturunkan secara logis dari level satu ke level berikutnya.
o Perencanaan strategis; merefleksikan keputusan mengenai pengalokasian sumber daya, prioritas perusahaan, dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis. Perencanaan strategis biasanya dibuat oleh tim manajemen puncak, namun dengan mempertimbangkan masukan dari pihak lain di dalam perusahaan.
o Perencanaan taktis; merupakan perencanaan untuk jangka yang lebih pendek untuk mengimplementasikan aspek-aspek khusus di dalam perencanaan strategis perusahaan. Perencanaan ini melibatkan manajer tingkat atas dan manajer tingkat menengah.
o Perencanaan operasional; dikembangkan oleh manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Mereka merencanakan target jangka pendek, seperti target harian, mingguan, atau bulanan untuk meningkatkan kinerja mereka.



F. Perencanaan Kemungkinan (Contingency) dan Manajemen Krisis

     Perencanaan kemungkinan berusaha untuk mengidentifikasi peningkatan aspek-aspek bisnis yang penting atau pasar yang kemungkinan berubah. Krisis adalah keadaan darurat yang tidak terprediksi yang membutuhkan respons secara cepat. Manajemen krisis meliputi metode-metode yang digunakan organisasi untuk menangani keadaan darurat (emergency).
   

G. Manajemen dan Budaya Organisasi

     Seperti halnya dengan setiap individu yang mempunyai kepribadian yang unik, perusahaan juga mempunyai identitas yang unik yang disebut dengan budaya organisasi. Budaya organisasi adalah pengalaman bersama, sejarah, keyakinan, dan norma-norma yang membentuk karakteristik organisasi. Budaya ini membantu menjelaskan iklim kerja dan iklim bisnis yang ada di dalam organisasi. Budaya organisasi yang kuat mengendalikan semangat karyawan dan membantu semua orang untuk bekerja ke arah tujuan yang sama. Budaya organisasi juga dapat membantu karyawan baru dalam mempelajari perilaku yang dapat diterima.
   

H. Pengambilan Keputusan

Mengambil keputusan bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Banyak pertimbangan yang harus dipikirkan karena tiap keputusan akan memiliki dampak yang berbeda-beda. Seorang manajer, harus pandai-pandai menentukan keputusannya karena tiap keputusan yang diambilnya akan memengaruhi banyak pihak, seperti pemegang saham, pemilik perusahaan, dan para karyawan. Dalam mengambil keputusan, ada langkah-langkah logis atau rasional yang dapat ditempuh agar memperoleh keputusan yang terbaik, yaitu:


1. Memahami dan mendeskripsikan situasi
     Sebelum memulai untuk mencari jalan keluar dari suatu masalah yang tengah dihadapinya, manajer harus memahami dan mendeskripsikan terlebih dahulu situasi yang tengah dihadapi. Hal tersebut berguna untuk mempersempit ruang lingkup masalah tersebut (mencari inti permasalahan), sehingga nantinya akan mempermudah dalam menentukan jalan keluarnya. Ibaratnya ketika kita ingin pergi berwisata, jika kita hanya mengatakan bahwa kita ingin pergi berwisata saja tanpa mengatakan tempat mana yang ingin kita tuju atau jenis wisata seperti apa yang ingin kita nikmati, maka agen wisata kita akan bingung akan mengantar kita ke mana. Sebaliknya, jika kita mengatakan bahwa kita ingin berwisata ke pantai, maka agen wisata kita akan lebih mudah menentukan tempat-tempat mana saja yang dapat kita kunjungi.
   
2. Mencari alternatif
     Setelah inti masalah ditemukan, manajer akan lebih mudah mencari langkah-langkah yang relevan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Seperti wisata tadi, dengan mengungkapkan jenis wisata apa yang ingin kita nikmati, maka agen wisata kita akan lebih mudah untuk menyodorkan lokasi-lokasi wisata yang sesuai dengan keinginan kita. Jika kita ingin berwisata ke pantai, agen wisata kita akan menyodorkan beberapa tempat pilihan, mungkin seperti Pantai Indrayanti di Gunung Kidul, Pantai Kuta di Bali, dan Pantai Depok di Bantul.
   
3. Mengevaluasi alternatif
     Langkah-langkah penyelesaian yang muncul pasti beraneka ragam, sehingga untuk menentukan pilihan mana yang terbaik diperlukan evaluasi untuk menimbang masing-masing alternatif tersebut. Misalnya, jika kita memilih pergi ke Pantai Indrayanti, maka kita akan dapat menikmati indahnya panorama pantai yang masih alami karena pantai tersebut relatif masih baru, tetapi jalan menuju tempat tersebut cukup sulit. Jika kita memilih pergi ke pantai Kuta, kita akan dapat menikmati keindahan pantai yang terkenal dengan matahari terbenamnya itu, tetapi mungkin kita akan mengeluarkan banyak dana untuk pergi ke sana. Jika kita memilih pergi ke Pantai Depok, kita bisa juga menikmati keindahan pantai, tetapi keindahan Pantai Depok kalah jauh dengan keindahan Pantai Indrayanti maupun Pantai Kuta.
   
4. Memilih alternatif terbaik
     Setelah menimbang masing-masing alternatif, maka salah satu alternatif harus dipilih. Alternatif terpilih tersebut adalah alternatif terbaik yang menurut pertimbangan keuntungannya lebih besar daripada kekurangannya. Misalnya, akhirnya kita memilih untuk pergi ke Pantai Indrayanti dengan pertimbangan bahwa besarnya dana yang dikorbankan untuk pergi ke sana dan tantangan yang ada karena jalan menuju tempat tersebut cukup sulit besarnya tidak melebihi kesenangan yang kita dapatkan karena dapat menikmati keindahan Pantai Indrayanti.

5. Mengimplementasikan alternatif yang dipilih
     Dilakukan dengan melaksanakan apa yang telah menjadi keputusan kita. Ketika kita telah memutuskan untuk berwisata ke Pantai Indrayanti, maka kita tidak perlu lagi memikirkan pantai-pantai yang lain. Yang harus kita lakukan adalah pergi ke pantai tersebut dan benar-benar menikmati keindahan alam yang ditawarkan oleh objek wisata alam tersebut.
   
6. Menindaklanjuti dan mengevaluasi hasil
     Ketika implementasi terhadap alternatif terbaik telah dilakukan, maka kita akan mendapatkan hasil dari pelaksanaan alternatif tersebut. Jika ternyata hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan, berarti telah terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan yang telah dilakukan. Sebaliknya, jika hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan, berarti pengambilan keputusan yang telah dilaksanakan tersebut terlaksana dengan baik dan benar.
   
Sayangnya, langkah-langkah logis tersebut tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Banyak faktor irrasional yang ternyata turut memengaruhi pengambilan keputusan.

1) Pengaruh Politik
     Salah satu aspek politik yang banyak memengaruhi proses pengambilan keputusan adalah koalisi. Koalisi adalah sebuah aliansi informal dari individu-individu atau kelompok-kelompok yang dibentuk untuk mencapai satu tujuan tertentu (Ebert dan Griffin, 2011). Dalam suatu perusahaan misalnya, para pemegang saham melakukan koalisi untuk menentang sang direktur untuk mengambil keputusan yang tidak sejalan dengan keinginan mereka. Koalisi menyebabkan individu-individu atau kelompok-kelompok kecil mampu melakukan penyerangan terhadap kelompok besar.
   
2) Intuisi
     Menurut kamus Bahasa Indonesia, intuisi adalah keterampilan mengetahui (memahami) sesuatu tanpa dipikirkan. Manajer yang telah berpengalaman selama bertahun-tahun biasanya menggunakan intuisi dalam mengambil keputusan, tetapi untuk para manajer yang masih baru, cara ini akan sangat berisiko.
   
3) Keberanian Menghadapi Risiko
     Keberanian terhadap risiko nampak ketika manajer membuat suatu keputusan, apakah ia berani untuk mengambil risiko tinggi dengan hasil yang cemerlang atau hanya berani mengambil risiko rendah dengan hasil yang biasa-biasa saja.
   

DAFTAR PUSTAKA

   
- Sunardi dan Anita Primastiwi. 2012. Bisnis Pengantar (Konsep, Strategi & Kasus). CAPS, Yogyakarta.

- Manajemen Bisnis, Ilmumadya.blogspot.com


Baca SelengkapnyaManajemen Bisnis

Saturday, March 1, 2014

Manajemen Produksi (Operasi)

Read Offline, Save or download as :
PDF : Manajemen Produksi (Operasi).pdf
Word : Manajemen Produksi (Operasi).docx

A. Produksi atau Operasi

      Perusahaan ada yang menawarkan produk nampak (tangible) dan atau produk tak nampak (intangible). Aktivitas perusahaan yang menghasilkan produk nampak seperti koran, majalah, televisi, radio, komputer, makanan kemasan, minuman kemasan, dan bus, disebut operasi barang (goods operations) atau produksi barang (goods production). Sedangkan loper koran, pemasok layanan komunikasi, dan sopir bus merupakan orang-orang yang menjadi bagian dari operasi jasa (service operation) atau produksi jasa (service production). Menurut Ebert dan Griffin (2011.halm.120), operasi atau produksi adalah semua aktivitas yang berhubungan dengan pembuatan produk, baik barang maupun jasa untuk konsumen.

B. Menciptakan Nilai di dalam Operasi atau Produksi

      Menciptakan produk yang memberikan nilai kepada konsumen tidaklah mudah. Diperlukan manajemen operasi yang baik di dalam perusahaan pemasok produk tersebut. Menurut Ebert dan Griffin (2011.halm.121), manajemen operasi adalah arahan yang sistematis dan kontrol terhadap aktivitas yang mengubah sumber daya menjadi produk jadi yang menciptakan nilai (value) dan manfaat (benefit) bagi konsumen. Dalam menjalankan manajemen operasi dibutuhkan adanya manajer operasi. Manajer operasi adalah orang yang bertanggung jawab terhadap aktivitas operasi perusahaan dalam menciptakan barang atau jasa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen.

C. Perbedaan Antara Operasi Perusahaan Jasa dan Operasi Perusahaan Manufaktur

      Perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur sama-sama menggunakan produk mentah menjadi produk jadi. Namun dalam perusahaan jasa bahan mentah yang dimaksud bukanlah minyak mentah, aluminium, atau besi, melainkan orang-orang yang memiliki kebutuhan Yang belum terpenuhi (Ebert dan Griffin, 2011 halm.121). Keluaran (output) dari operasi perusahaan jasa adalah kepuasan yang diperoleh konsumen yang kebutuhannya telah terpenuhi. Ada empat aspek yang membedakan antara operasi perusahaan jasa dengan operasi perusahaan manufaktur, yaitu:

1. Interaksi dengan Konsumen
      Operasi perusahaan manufaktur menghasilkan keluaran (keluaran) berupa barang (physical goods) seperti telepon genggam, i-pad, dan laptop. Sedangkan, operasi perusahaan jasa menghasilkan keluaran berupa kombinasi antara barang dan jasa. Rumah Makan Suka-suka misalnya. Selain rumah makan tersebut memproduksi ikan bakar, rumah makan tersebut juga menyediakan jasa pengiriman (delivering) produknya. Selain itu, karyawan perusahaan jasa membutuhkan keterampilan yang berbeda dengan karyawan perusahaan manufaktur, terutama keterampilan dalam berinteraksi dengan konsumen. Karyawan di perusahaan jasa, seperti salon kecantikan, akan lebih banyak berinteraksi dengan konsumen daripada karyawan perusahaan manufaktur. Keunikan masing-masing individu termasuk para konsumen menyebabkan karyawan perusahaan jasa harus memiliki pengetahuan mengenai psikis konsumen.
   
2. Jasa Tidak Berwujud dan Tidak Dapat Disimpan
      Tidak Berwujud. Jasa tidak dapat disentuh, dirasakan, dicium, atau dilihat. Kepuasan yang diberikan perusahaan jasa kepada para konsumennya adalah nilai yang tak berwujud yang diterima konsumen dalam bentuk rasa senang, rasa puas, dan rasa aman. Contohnya ketika kita merekrut seorang sopir pribadi, yang kita dapatkan atas uang yang telah dikeluarkan untuk membayar sopir tersebut adalah rasa senang dan puas karena tidak perlu capek­capek menyetir mobil sendiri dan rasa aman karena sopir tersebut sudah ahli dan berpengalaman.
      Tidak Dapat Disimpan. Jasa seperti penitipan anak, transportasi, pemotongan rambut, dan pembersihan rumah tidak dapat disimpan untuk selanjutnya digunakan kembali.
   
   
3. Kehadiran Konsumen dalam Proses Operasi
      Pada perusahaan manufaktur, kehadiran konsumen tidak banyak berpengaruh terhadap proses produksi. Perusahaan manufaktur cenderung tidak membutuhkan keterlibatan konsumen dalam proses produksinya. Sementara dalam operasi perusahaan jasa, kehadiran dan keterlibatan konsumen sangat diperlukan. Terutama pada perusahaan jasa yang menggunakan high-contract system, tanpa keterlibatan konsumen, proses produksi jasanya tidak dapat dilakukan.
   
4. Kualitas Layanan
      Konsumen menggunakan ukuran yang berbeda untuk mengukur kepuasannya terhadap barang dan jasa yang dikonsumsinya. Hal tersebut dikarenakan jasa tidak hanya terdiri dari sesuatu yang tak berwujud saja, tetapi juga terdiri dari sesuatu yang berwujud. Manajer, khususnya manajer perusahaan jasa, memahami bahwa kualitas kerja berbeda dengan kualitas layanan. Baju yang kita masukkan ke binatu misalnya. Baju yang tadinya kotor tersebut menjadi bersih, wangi, dan rapi (kualitas kerja), tetapi konsumen mungkin merasa kecewa karena ketika mereka mengambil baju mereka di binatu, karyawan di tempat tersebut tidak ramah (kualitas layanan).
   

D. Proses Operasi

      Menurut Ebert dan Griffin (2011, halm.122) proses operasi adalah serangkaian metoda dan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa. Berdasarkan proses operasinya, suatu barang dapat dibedakan menjadi dua proses, yaitu proses operasi berdasarkan pesanan (make-to-order) dan proses operasi untuk menciptakan sediaan (make-to-stock).
      Proses Operasi Berdasarkan Pesanan. Proses operasi seperti ini dilakukan oleh pelaku-pelaku bisnis yang melayani permintaan konsumen berdasarkan pesanan yang disampaikan oleh konsumen. Jika tidak ada pesanan, perusahaan tidak melaksanakan proses operasi. Perusahaan percetakan merupakan salah satu contohnya. Perusahaan ini memproduksi berbagai macam produk yang di antaranya adalah surat undangan. Pembuatan surat undangan ini didasarkan atas hal-hal yang sesuai dengan permintaan konsumen seperti jenis kertas yang akan digunakan, warna, foto-foto yang digunakan, jenis huruf, dan bentuk surat undangan.
      Proses Operasi untuk Menciptakan Sediaan. Proses operasi ini dilakukan dengan memproduksi suatu produk secara terus-menerus untuk mengisi gudang sediaan, yang nantinya setelah ada permintaan, sediaan tersebut akan diserahkan kepada konsumen sehingga terjadi proses penjualan. Jadi, proses operasi dilaksanakan tanpa menunggu datangnya pesanan. Produk yang diproduksi dalam jumlah yang besar ini biasanya memiliki banyak konsumen, harganya murah, dan desainnya standar. Baju, piring, dan gelas dengan desain standar adalah beberapa contohnya.
      Sedangkan untuk perusahaan jasa, proses operasinya dibedakan berdasarkan keterlibatan konsumen, yaitu low-contact systems dan high-contact system.
      Low-contact system adalah sistem operasi yang tidak melibatkan pelanggan atau konsumen dalam proses produksinya. Kantor pos misalnya. Kantor pos memproduksi jasa tanpa melibatkan konsumen di dalam proses produksinya. Ketika konsumen mengirimkan surat atau menerima surat, mereka tidak perlu terlibat dalam proses pengumpulan, penyortiran, dan pengiriman surat.
      High-Contact System adalah sistem operasi yang melibatkan pelanggan atau konsumen dalam proses produksinya. Salon kecantikan contohnya. Untuk memproduksi jasanya, yaitu upaya peningkatan kecantikan konsumen, konsumen harus datang ke salon dan mengikuti serangkaian proses seperti keramas, potong rambut, dan blow. Tanpa keterlibatan konsumen, jasa salon tersebut tidak dapat diproduksi atau dengan kalimat lain: salon kecantikan tidak dapat beroperasi.

   
E. Strategi Bisnis sebagai Pengendali Operasi

      Masing-masing perusahaan menentukan sendiri strategi bisnisnya guna menarik konsumen. Toyota menggunakan kualitas sebagai strategi bisnisnya. Swalayan Mirota Kampus menggunakan harga murah untuk menarik konsumen, dan Toko Bagus.com menggunakan kepercayaan masyarakat dalam pengembangan bisnisnya. Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang mengembangkan sistem operasi yang mendukung strategi bisnisnya. Jika Toyota, Mirota Kampus, dan TokoBagus.com mengubah strategi bisnisnya, maka mereka juga akan mengubah sistem operasi yang selama ini mereka gunakan.
   

F. Rencana Operasi

      Ada lima jenis rencana perusahaan, yaitu:
   
1. Perencanaan Kapasitas (Capacity Planning)
      Kapasitas adalah jumlah produk yang dapat diproduksi suatu perusahaan dalam kondisi normal. Kapasitas perusahaan sangat tergantung pada jumlah tenaga kerja dan fasilitas-fasilitas yang tersedia. Perusahaan roti misalnya, kapasitas roti yang dihasilkan tergantung pada jumlah karyawan pembuat roti, mesin-mesin untuk memproduksi roti, dan bahan mentah yang tersedia atau yang dapat diakses. Dalam merencanakan kapasitas jangka panjang, ada dua hal yang penting untuk dipertimbangkan, yaitu permintaan yang ada sekarang dan prediksi permintaan di masa yang akan datang. Besarnya kapasitas harus disesuaikan dengan besarnya permintaan. Jika kapasitas perusahaan terlalu kecil untuk memenuhi permintaan, maka perusahaan terpaksa harus menolak sebagian dari permintaan tersebut. Jika kapasitas perusahaan melebihi permintaan, yang berarti perusahaan mengalami kelebihan investasi (over-investment), perusahaan menghambur-hamburkan uang dengan menyediakan fasilitas yang berlebihan dan mempekerjakan terlalu banyak tenaga kerja.
   
2. Perencanaan Lokasi (Location Planning)
      Lokasi perusahaan sangat penting karena memengaruhi cost produksi dan fleksibilitas perusahaan. Lokasi perusahaan dapat mengakibatkan perusahaan berproduksi dengan cost yang lebih rendah atau berproduksi dengan cost yang lebih tinggi daripada kompetitornya. Misalnya pabrik garam. Jika pabrik tersebut berada di dekat pantai, maka cost garam akan menjadi lebih murah. Namun jika pabrik garam tersebut berada jauh dari pantai pemasok bahan baku garam (air laut), maka cost garam akan lebih tinggi. Ongkos angkut bahan baku garam dari pantai ke pabrik menyebabkan cost garam meningkat.
      Berbeda dengan perusahaan manufaktur, perusahaan jasa memilih lokasi yang berdekatan dengan konsumennya. Rumah makan cepat saji seperti KFC (Kentucky Fried Chicken), Pizza Hut, McDonald's, dan Jogja Chicken memilih lokasi yang ramai seperti daerah wisata, pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan sekolahan.
   
3. Perencanaan Penataan (Layout Planning)
      Penataan (layout) adalah lokasi fisik atau rencana dasar untuk mesin-mesin, perlengkapan, dan sediaan. Penataan menentukan apakah suatu perusahaan dapat secara efisien mere­ spons permintaan konsumen terhadap produk-produk yang be.rbeda atau tidak. Ada dua cara penataan yang terkenal, yartu custom-product layouts dan same-steps layouts.
      Custom-product layouts adalah penataan berdasarkan tugas-tugas yang spesifik. Salon kecantikan misalnya, membagi karyawannya menjadi tiga kelompok kerja, yaitu bagian potong rambut, perawatan rambut, dan spa. Kelebihan cara ini adalah kefleksibelannya. Konsumen dapat secara bebas memilih layanan yang diinginkannya tanpa mengganggu layanan yang lainnya. Jumlah layanan yang dipilih pun tidak terikat. Konsumen bebas pula untuk menikmati jumlah dan jenis layanan yang diinginkannya.
      Same-steps layouts adalah penataan untuk membuat satu tipe produk dalam satu rangkaian produksi. Cara ini efisien untuk memproduksi suatu produk dalam jumlah yang banyak. Pabrik selai misalnya, memiliki beberapa bagian seperti penyortir buah, pembuat selai, dan pengemas selai. Untuk menjadi produk akhir berupa selai, buah-buahan harus melalui tiap rangkaian proses tersebut. Cara ini sangat efisien karena tiap-tiap keahlian dan perlengkapan terfokus pada satu bidang tertentu. Seperti pabrik selai tersebut, ahli masak, wajan, kompor, gula, garam, blender, dan perlengkapan untuk membuat selai lainnya hanya tersedia di bagian pembuatan selai. Sayangnya, cara ini tidak fleksibel.
   
4. Rencana Kualitas (Quality Planning)
      The American Society of Quality mendefinisikan kualitas sebagai kombinasi dari karakteristik-karakteristik barang atau jasa yang memiliki kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang tersurat maupun yang tersirat (Ebert dan Griffin, 2011 halm126). Kualitas terdiri dari hasil (performance) dan konsistensi. Yang dimaksud dengan hasil adalah seberapa bagus suatu produk dalam memenuhi kebutuhan. Bagi pelanggan Es Krim Magnum misalnya, hasil meliputi aroma, warna, rasa, dan tekstur dari es krim tersebut. Konsistensi adalah kesamaan kualitas atau standar produk tiap unit. Seorang pramuniaga contohnya, jika ia hanya kadang-kadang saja mengucapkan kata terima kasih kepada pelanggan yang berbelanja di tokonya dan bahkan terkadang acuh tak acuh, berarti pramuniaga tersebut tidak konsisten dalam memberikan layanan, tetapi jika pramuniaga tersebut selalu tersenyum ramah dan mengucapkan terima kasih kepada setiap pelanggan yang berbelanja di tokonya berarti pramuniaga tersebut konsisten terhadap layanan yang diberikannya.
   
5. Perencanaan Metode (Methods Planning)
      Dalam mendesain sistem operasinya, manajer harus mengidentifikasi tiap langkah produksinya dan juga mengidentifikasi metode-metode khusus yang digunakan untuk melakukannya. Jika ditemukan metode yang tidak efisien, maka manajer dapat menghapus metode tersebut. Ada dua cara untuk melakukan perbaikan metode, yaitu perbaikan aliran proses (improving process flows) dan perbaikan layanan pelanggan (improving customer service).
      Perbaikan Aliran Proses. Cara ini dimulai dengan mendokumentasikan praktik produksi yang tengah digunakan di dalam perusahaan. Karena mempermudah pengorganisasian informasi, diagram kerap digunakan untuk membantu mendeskripsikan secara rinci informasi-informasi yang didokumentasikan. Bagan alir (flowchart) menggambarkan urutan proses produksi, pemindahan material, dan pekerjaan yang harus dikerjakan dalam tiap tahap dari proses. Melalui diagram ini dapat diketahui aktivitas-aktivitas dan hal-hal mana saja yang tidak perlu. Pengubahan Layanan Pelanggan. Cara ini digunakan untuk meningkatkan kemudahan dan nilai yang diberikan kepada konsumen. Manajer mengeliminasi prosedur-prosedur yang dianggap tidak perlu dalam melayani pelanggan, sehingga pelanggan mendapatkan layanan yang cepat, menyenangkan, dan praktis.
   

G. Penskedulan Operasi

      Setelah perusahaan menentukan rencana operasinya, perusahaan membuat skedul untuk mengimplementasikan rencana tersebut.
1. Skedul Produksi Master (The Master Production Schedule) 
      Skedul produksi master menerangkan tentang produk-produk yang akan diproduksi, kuantitas produk, kapan prosesnya mulai diproduksi, dan kapan produk tersebut selesai diproduksi. Pabrik Kertas Nadia, misalnya, mendapatkan pesanan kertas dari sejumlah pemesan yang harus diselesaikan selama empat Minggu. Skedul produksi master parsial pabrik kertas ini ditunjukkan pada tabel berikut. Dalam skedul itu pula, diterangkan secara spesifik berapa banyak masing-masing tipe kertas yang akan diproduksi tiap minggunya.

      Skedul produksi master membantu manajer menentukan jenis dan jumlah bahan mentah, perlengkapan-perlengkapan, dan sumber daya lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses produksi tiap minggunya.
   
2. Skedul Rinci (Detailed Schedules)
      Skedul rinci mengandung informasi tambahan dari skedul produksi master. Skedul ini menerangkan pekerjaan yang harus dikerjakan oleh masing-masing stasiun kerja tiap harinya, termasuk kapan pekerjaan tersebut harus dimulai dan kapan pekerjaan tersebut harus diakhiri. Pada perusahaan yang menerapkan konsep just in time, skedul rinci sangat diperlukan, karena keluaran (output) stasiun kerja yang satu bisa jadi merupakan masukan (input) bagi stasiun kerja yang lain. Jika demikian, maka jika terjadi keterlambatan pada kelompok pertama, terjadi pemborosan waktu di kelompok kedua; jika kelompok pertama selesai lebih awal, terjadi penumpukan barang setengah jadi yang berarti terjadi pembengkakan investasi pada sediaan.
   
3. Skedul Pegawai dan Penskedulan Berdasarkan Komputer 
      Skedul pegawai, secara umum, adalah waktu kerja spesifik untuk tiap pekerja dalam tiap shift-nya. Penskedulan berdasarkan komputer, biasanya menggunakan software seperti ABS Visual Staff Scheduler PRO, memudahkan manajer dalam mengelola shift kerja seluruh karyawannya, baik karyawan yang bekerja paruh waktu (part-time) maupun yang bekerja penuh waktu (full-time).
   
4. Penskedulan Proyek
      Proyek spesial, seperti membuka bisnis baru atau mendesain ulang suatu produk, membutuhkan koordinasi yang teliti dan pengaturan waktu yang tepat. Alat yang sering digunakan oleh manajemen proyek dalam membuat penskedulan proyeknya adalah diagram Gantt (Gantt chart), yang dikembangkan oleh Henry Gantt. Diagram Gantt membagi-bagi proyek yang besar menjadi bagian-bagian pekerjaan yang lebih spesifik.
      Manajer proyek membuat daftar semua aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut, memperkirakan waktu yang diperlukan untuk setiap aktivitas, menuliskan kemajuan yang terjadi (dapat dilakukan dengan memberikan arsiran pada diagram), dan melakukan pengecekan terhadap kesesuaian tingkat penyelesaian tugas dengan waktu yang ditargetkan. Beberapa aktivitas dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan (contohnya, penelitian selama bulan Februari hingga awal Maret dapat dikerjakan bersamaan dengan perencanaan yang telah dimulai pada awal Januari dan berakhir pada akhir Februari). Tetapi ada sejumlah aktivitas yang tidak bisa dilaksanakan secara bersamaan. Contohnya, implementasi baru dapat dilaksanakan setelah pendesainan selesai dikerjakan.
   

H. Pengawasan Operasi

      Ada dua area operasi yang perlu mendapat pengawasan, yaitu:
   
1. Manajemen Material (Material Management)
      Manajemen material adalah proses di mana manajer merencanakan, mengorganisasi, dan mengendalikan arus material dari sumber-sumber pemasokan sampai dengan distribusi barang jadi. Untuk perusahaan manufaktur, cost material dapat mencapai 50% sampai dengan 75 % total kos produk. Setelah produk didesain, arus material tergantung pada lima kegiatan, dari seleksi pemasok (supplier) sampai dengan distribusi barang jadi.
   
* Pemilihan Pemasok (Supplier)
      Pemilihan pemasok mempunyai arti yang penting dalam pemerolehan bahan mentah pada harga yang layak. Perusahaan harus mencari dan memilih perusahaan yang akan menjadi pemasok barang atau jasa yang akan digunakannya. Pemilihan pemasok ini juga termasuk mengevaluasi pemasok yang berpotensi untuk menyediakan bahan mentah sesuai dengan waktu dan jumlah yang diperlukan oleh perusahaan dengan harga yang relatif murah. Ambil contoh perusahaan pengalengan ikan. Jika pada suatu saat pemasok tidak mampu menyediakan ikan dalam jumlah yang dibutuhkan perusahaan, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya tersebut dalam jumlah dan harga yang relatif murah. Menciptakan hubungan baik dengan pemasok juga merupakan hal yang penting. Pada saat terjadi kelangkaan barang, perusahaan yang mempunyai hubungan baik dengan pemasok akan diprioritaskan dalam perolehan barang. Pembelian
      Pembelian adalah perolehan semua bahan-bahan mentah yang digunakan perusahaan untuk memproduksi produknya. Ada perusahaan yang membeli bahan mentah dalam jumlah yang relatif banyak dan pembelian tersebut jarang dilakukan; dan ada perusahaan yang membeli bahan mentah relatif sedikit dan pembelian tersebut sering dilakukan. Banyak sedikitnya bahan mentah yang dibeli, selain tergantung pada kebutuhan perusahaan, juga tergantung pada faktor-faktor lain, yang antara lain adalah: lead time, biaya pesan, dan biaya penyimpanan.
      Lead time adalah rentang waktu dari dibuatnya pesanan sampai dengan diterimanya barang yang dipesan; semakin panjang lead time, semakin besar volume barang yang dipesan. Biaya pesan yang terjadi setiap kali dilakukan pemesanan barang adalah merupakan unsur cost sediaan. Dengan asumsi bahwa besarnya biaya pesan adalah sama untuk berapa pun jumlah yang dipesan, perusahaan cenderung untuk memesan dalam jumlah besar, karena biaya pesan per unit akan menjadi kecil, yang berarti cost sediaan per unit kecil. Biaya penyimpanan barang dibutuhkan untuk mempertahankan barang (bahan mentah) berada dalam posisi dan kondisi siap untuk diproses, yang berarti bahwa biaya penyimpanan merupakan unsur cost sediaan. Karena biaya ini berkorelasi dengan waktu, maka jika biaya ini mahal, perusahaan cenderung untuk membeli bahan mentah dalam jumlah kecil.
   
* Transportasi
      Transportasi meliputi alat-alat untuk mentraspor bahan mentah ke produsen dan atau produk jadi ke konsumen. Dalam memilih transportasi yang akan digunakan untuk mendistribusikan barangnya, perusahaan mempertimbangkan jenis barang yang akan didistribusikan, jarak tempuh, medan yang dihadapi, dan waktu yang tepat untuk menghadirkan barang tersebut kepada konsumen.
   
* Penggudangan (Warehousing)
      Gudang adalah tempat untuk menyimpan material yang akan digunakan dalam proses produksi dan produk jadi yang akan didistribusikan ke konsumen. Ada dua jenis gudang, yaitu gudang swasta dan gudang publik. Gudang swasta dimiliki dan dioperasikan oleh sebuah perusahaan tertentu. Gudang ini dapat didesain untuk melayani kebutuhan khusus perusahaan tersebut seperti untuk menyimpan barang-barang yang akan digunakan dalam proses produksi. Gudang publik menawarkan jasanya kepada semua individu dan perusahaan. Biasanya berukuran besar dan berlokasi di pinggiran kota-kota besar di mana transportasi truk dan kereta api mudah menjangkaunya. Contohnya gudang-gudang di pelabuhan yang menyimpan sementara barang-barang yang dibongkar dari kapal. Jadi, penggunaan masing-masing jenis gudang bergantung pada aktivitas perusahaan.
   
* Pengendalian Sediaan
      Pengendalian sediaan (inventory control) dilakukan baik pada bahan mentah yang akan digunakan untuk proses produksi maupun pada barang jadi yang akan didistribusikan kepada konsumen. Di swalayan-swalayan, selain menggunakan pramuniaga untuk mengontrol sediaan barang yang ada, juga ada beberapa swalayan besar yang menggunakan sensor untuk mendeteksi jumlah barang yang ditawarkan pada konsumen. Sensor ini akan langsung menyala ketika barang sediaan yang ada di etalase habis, sehingga penambahan sediaan pada etalase dapat segera dilakukan. Sistem sensor ini mulai dikembangkan setelah terjadi banyak kelalaian yang dilakukan pramuniaga yang bertugas mengecek barang di etalase.
   
2. Pengendalian Mutu
      Pengendalian mutu (quality control) adalah proses untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang diproduksi sesuai dengan spesifikasi desain produk. Tujuan utama dari pengawasan kualitas adalah menjaga perusahaan agar selalu memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Standar digunakan untuk menyamaratakan semua kualitas barang yang diproduksi. Biasanya, semakin tinggi standar kualitas suatu produk, semakin mahal konsumen harus membayarnya.

     DAFTAR PUSTAKA :
- Ilmumadya.blogspot.com (center of ilmu)
- Sunardi dan Anita Primastiwi. 2012. Bisnis Pengantar (Konsep, Strategi & Kasus). CAPS, Yogyakarta.


Baca SelengkapnyaManajemen Produksi (Operasi)

Friday, February 28, 2014

Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

Read Offline, Save or download as :
Pdf :  Manajemen sumber daya manusia.pdf
Word :  Manajemen sumber daya manusia.pdf

      Manajemen sumber daya manusia atau yang biasa disebut HRM (human resource management) adalah sebuah aktivitas organisasi yang bertujuan menciptakan dan mengembangkan sumber daya manusianya agar dapat bekerja secara efektif. Semua karyawan, termasuk karyawan lini bawah sekalipun, memiliki peranan yang penting dalam perusahaan. Oleh karena itu, manajer pengelola sumber daya manusia harus mampu melakukan perencanaan yang baik untuk mendukung efektivitas kerja karyawannya. Bagian atau unit yang biasanya mengurus dan menangani sumber daya manusia adalah departemen sumber daya manusia atau HRO (human resource department).

A. Perencanaan Sumber Daya Manusia

      Secara spesifik, perencanaan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu analisis pekerjaan dan meramal permintaan dan penawaran sumber daya manusia.
1. Analisis Pekerjaan (job Analysis).
Analisis pekerjaan adalah sebuah analisis sistematis terhadap posisi-posisi pekerjaan yang ada dalam suatu organisasi. Analisis pekerjaan ini akan menghasilkan dua hal, yaitu :
a. Deskripsi Pekerjaan (Job Description)
Deskripsi pekerjaan menyajikan informasi tentang hak dan kewajiban yang akan dimiliki oleh karyawan yang menempati posisi tersebut, lingkungan kerja yang akan dihadapi, dan perlengkapan-perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan tersebut. Contoh untuk posisi sebagai sekretaris, gaji yang akan diterima sebesar Rp5.OOO.OOO, pekerjaan terpenting yang harus dikerjakannya adalah mengatur jadwal kerja atasannya, dan di ruang kerjanya tersedia fasilitas-fasilitas penunjang seperti laptop, telepon, dan internet.
b. Spesifikasi Pekerjaan
Spesifikasi pekerjaan menjelaskan tentang keterampilan dan kemampuan yang harus dimiliki oleh sumber daya manusia agar dapat menempati posisi tersebut. Contohnya untuk menempati posisi sebagai sekretaris, suatu perusahaan mensyaratkan: minimal lulusan D3 jurusan kesekretarian, dapat berbahasa Inggris baik aktif maupun pasif, berusia minimal 20 tahun, dan sudah memiliki pengalaman bekerja sebagai sekretaris minimal satu tahun.
2. Meramal Permintaan dan Penawaran Sumber Daya Manusia.
Setelah manajer melakukan analisis pekerjaan, selanjutnya manajer dapat memperkirakan kebutuhan karyawan perusahaannya baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang. Manajer memulainya dengan melihat trend perusahaan dalam mengatur sumber daya manusianya, rencana perusahaan di masa yang akan datang, dan trend ekonomi negara tersebut. Peramalan penawaran tenaga kerja ada dua, yaitu: 1) Peramalan penawaran internal: Jumlah dan tipe karyawan yang tersedia di Madya Swalayan dalam beberapa waktu ke depan. 2) Peramalan penawaran eksternal: Jumlah dan tipe tenaga kerja yang akan tersedia di pasar tenaga kerja. Dalam meramalkan permintaan perusahaan terhadap sumber daya manusia, manajer mendasarkan ramalannya pada informasi-informasi relevan yang dapat diperolehnya. Informasi-informasi relevan ini di antaranya dunia bisnis di masa yang akan datang, produk­ produk baru, dan rencana perluasan usaha. Informasi-informasi masa lalu, seperti sejarah perkembangan teknologi, sejarah kebiasaan dalam mengatur sumber daya manusianya, dan trend ekonomi juga merupakan informasi yang sangat berguna. Staf HRM menggunakan semua informasi tersebut untuk menentukan jumlah karyawan yang akan direkrut oleh perusahaan dan kualifikasi yang dibutuhkan.

B. Merekrut Sumber Daya Manusia

      Ketika manajer mengetahui bahwa perusahaan memerlukan karyawan baru, maka manajer mempersiapkan rencana untuk merekrut karyawan. Perekrutan adalah proses untuk menarik pelamar pekerjaan yang berkualitas. Untuk melakukan proses perekrutan, perusahaan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, proses ini memerlukan suatu tata cara yang sistematis. Perekrutan ini ada dua jenis, yaitu perekrutan internal dan perekrutan eksternal.
1. Perekrutan Eksternal
Perekrutan eksternal adalah usaha untuk menarik pelamar pekerjaan dari luar perusahaan. Untuk menarik para pelamar pekerjaan tersebut, perusahaan dapat menggunakan media massa untuk mempubikasikan posisi kosong, persyaratan, dan fasilitas yang akan didapatkan, melakukan perekrutan di universitas-universitas, dan menggunakan agen tenaga kerja. Banyak pula tenaga kerja yang langsung mengirimkan lamarannya kepada perusahaan. Keuntungannya, perekrutan eksternal akan menghadirkan karyawan dengan perspektif baru dan latar belakang bisnis yang bervariasi. Kekurangannya, untuk melaksanakan proses ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit, terutama jika perusahaan menggunakan jasa agen tenaga kerja. Selain itu, perekrutan eksternal berpel uang menimbulkan rasa tidak nyaman pada karyawan lama yang ada di perusahaan.
2. Perekrutan Internal
      Perekrutan internal adalah perekrutan yang pelamar pekerjaannya merupakan karyawan perusahaan itu sendiri. Hal tersebut kerap terjadi di dalam perusahaan seperti karyawan yang dipromosikan untuk menempati posisi yang lebih tinggi dan karyawan yang ditransfer dari posisi satu ke posisi lainnya dalam satu level. Keuntungannya, perekrutan internal dapat meningkatkan motivasi karyawan yang ada di dalam perusahaan tersebut dan juga dapat membantu perusahaan dalam mempertahankan karyawan­karyawannya yang berkualitas. Kekurangan proses ini adalah promosi yang menyebabkan seorang karyawan naik level akan berdampak kosongnya posisi yang dulu ditempati oleh karyawan tersebut. Hal itu tidak hanya akan menyebabkan perusahaan membuka perekrutan eksternal yang membutuhkan banyak biaya, tetapi juga menyebabkan perusahaan harus melakukan training kepada dua karyawan (satu karyawan baru dan satu karyawan yang naik tingkat) yang membutuhkan biaya yang tak sedikit pula.

C. Memilih Sumber Daya Manusia

      Ketika suatu perusahaan, khususnya perusahaan besar, membuka lowongan pekerjaan, biasanya akan banyak tenaga kerja yang mendaftar. Seperti yang terjadi pada perekrutan karyawan Bank Indonesia tahun 2008 silam. Sekitar 10.000 orang tenaga kerja memperebutkan kursi yang hanya berjumlah 150 buah. Untuk menjaring 150 orang tenaga kerja yang diinginkan oleh perusahaan ini tidaklah mudah, perusahaan perlu menyelenggarakan beberapa tahapan seleksi untuk mendapatkan tenaga kerja yang diinginkannya.
1. Surat Lamaran
Surat lamaran berguna untuk mengumpulkan informasi mengenai riwayat hidup pelamar termasuk pendidikan, pengalaman kerja, dan karakteristik pelamar. Informasi yang diperoleh perusahaan dari surat lamaran tersebut digunakan untuk dua tujuan, yaitu untuk mengidentifikasi calon karyawan yang pantas atau melakukan pemeriksaan yang lebih cermat dan untuk membuat pewawancara memahami latar belakang pelamar.
2. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui seberapa jauh keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan calon karyawan yang relevan terhadap pekerjaan yang akan dibebankan kepadanya. Beberapa perusahaan menggunakan tes The "Big Five" Personality Traits untuk mengetahui kepribadian calon karyawannya.
3. Wawancara
Wawancara mungkin merupakan cara yang paling banyak digunakan untuk menjaring tenaga kerja. Proses ini membuka peluang antara pelamar dengan perusahaan untuk saling mengenal. Pewawancara dapat mengajukan suatu kasus untuk mengetahui secara langsung kemampuan pelamar. Mereka juga dapat memahami lebih dalam mengenai riwayat hidup, perilaku, dan motivasi si pelamar. Sementara, pelamar dapat mendapatkan kesempatan untuk mengetahui lebih jauh mengenai pekerjaan dan lingkungan pekerjaan yang akan dihadapinya.
4. Referensi
Pelamar kerja biasanya diminta untuk menuliskan nama referensi, yaitu orang yang dapat memverifikasi informasi latar belakang pelamar dan memberikan evaluasi pribadi mengenai pelamar tersebut. Secara alami, pelamar cenderung hanya menuliskan referensi yang akan mengatakan hal-hal yang baik mengenai dirinya. Dengan demikian, evaluasi pribadi yang diperoleh dari referensi tidak banyak bermanfaat. Tetapi, referensi sering memberikan verifikasi atas informasi-informasi tertentu seperti pertanggungjawaban kerja sebelumnya dan alasan mengapa pelamar meninggalkan pekerjaan semula.
5. Teknik Lain
Perusahaan mungkin akan menggunakan teknik-teknik lain untuk menjaring tenaga kerja yang diinginkannya seperti polygraph tests, physical exams, dan drug tests.

D. Orientasi

      Setelah perusahaan menganalisis semua informasi tentang calon tenaga kerja, perusahaan memutuskan pelamar yang diterima sebagai karyawan. Ketika karyawan mulai bekerja di perusahaan tersebut, mereka perlu menjalani orientasi. Orientasi adalah proses memperkenalkan karyawan baru dengan lingkungan kerjanya. Orientasi ini dapat dilakukan dengan presentasi singkat mengenai perusahaan, memperkenalkan karyawan baru dengan karyawan-karyawan lama, dan mengajak karyawan baru berkeliling perusahaan untuk mengenali lingkungan perusahaan.

E. Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja

      Karyawan baru perlu pelatihan agar ia paham betul apa yang harus dilakukannya dan agar ia mampu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
1. Pelatihan (Training)
Pelatihan sangat penting jika perusahaan ingin memperoleh karyawan yang berkualitas dan dapat bekerja secara efektif. Berikut adalah beberapa metode yang dapat digunakan untuk memberikan pelatihan-pelatihan kepada karyawan baru.
a) On-the-job methods
On-the-job methods adalah metoda pelatihan yang dilakukan dengan membiarkan para karyawan baru (yang diberi pelatihan) melakukan pekerjaannya, sementara karyawan-karyawan yang telah ahli dan berpengalaman mengawasi dan memberikan arahan kepada mereka.
b) Vestibule training
Vestibule training adalah metoda pelatihan yang dilakukan dengan menciptakan situasi kerja yang distimulasikan dalam area yang terpisah dari tempat kerja mereka.
2. Memberikan pengajaran di kelas (classroom teaching and lectures)
Metode ini dilakukan dengan menghadirkan seorang ahli untuk memberikan pengajaran kepada para karyawan, atau serupa dengan para guru yang mengajari murid-muridnya di dalam kelas.
3. Konferensi dan seminar
Konferensi dan seminar adalah salah satu bentuk pelatihan yang dilakukan dengan mempertemukan antara para ahli dan karyawan baru sehingga, mereka dapat saling berdiskusi dan bertukar pikiran.

4. Memainkan peran (role playing)
Memainkan peran adalah metode pelatihan yang dilakukan dengan membiarkan masing-masing anggota pelatihan memerankan peran karyawan lain dalam organisasi sehingga masing-masing akan lebih memahami peran-peran yang ada di dalam tempat kerja mereka yang baru.
5. Penilaian terhadap Kinerja (Performance Appraisal)
Penilaian terhadap kinerja adalah sebuah evaluasi terhadap para karyawan sehingga, manajer dapat membuat suatu keputusan yang objektif terhadap sumber daya manusianya. Evaluasi ini memiliki tiga tujuan utama, yaitu:
- Membuat para karyawan mengetahui kinerjanya selama ini dan perkiraan seberapa baik kinerja mereka di masa yang akan datang.
- Menjadi dasar yang baik dalam memberikan penghargaan seperti peningkatan gaji dan promosi jabatan terhadap mereka yang berkinerja bagus.
- Membantu perusahaan dalam mengawasi proses-proses penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan para karyawannya.
6. Manfaat Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja
Menurut Soetrisno (1991.halm.255), ada empat manfaat pelatihan dan pengembangan tenaga kerja, yaitu:
- Kenaikan Produktivitas
Dengan program pelatihan dan pengembangan, diharapkan produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan, baik dari segi jumlah maupun dari segi kualitasnya.
- Kenaikan Moral Tenaga Kerja
Penyelenggaraan latihan dan pengembangan yang sesuai dengan tingkat keperluan yang ada dalam perusahaan, akan menciptakan suatu lingkungan kerja yang harmonis dan semangat kerja yang meningkat.
- Menurunnya Angka Kecelakaan
Meningkatnya pemahaman dan keterampilan tenaga kerja karena telah melaksanakan program pelatihan dan pengembangan dapat memperkecil peluang terjadinya kecelakaan kerja.
- Kenaikan Stabilitas dan Keluwesan Tenaga Kerja 
Stabilitas dan keluwesan diartikan bahwa ketika seorang tenaga kerja tidak dapat bekerja, ia dapat digantikan sementara oleh tenaga kerja yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA :
Sunardi dan Anita Primastiwi. 2012. Bisnis Pengantar (Konsep, Strategi & Kasus). CAPS, Yogyakarta.

Baca SelengkapnyaManajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

Wednesday, February 26, 2014

Manajemen Toko Swalayan

Read Offline, Save or Download as :
PDF : Manajemen Toko Swalayan.Pdf
Doc : Manajemen Toko Swalayan.Docx

A. Sejarah Toko/ Pasar Swalayan

      Setelah Perang Dunia I, secara menyeluruh kondisi perekonomian dunia terasa memprihatinkan. Oleh karena itu, sekitar tahun 1930 dunia dilanda resesi ekonomi.

      Keadaan ekonomi yang tidak menentu secara langsung memengaruhi para pedagang eceran atau para peritel untuk selalu berpikir, bersikap, dan bertindak efektif dan efisien. Salah satu cara untuk menekan biaya adalah dengan mengurangi tenaga kerja dan mengoptimalkan karyawan sehingga munculah bisnis eceran atau bisnis ritel, dengan sistern swalayan di mana pembeli mengambil sendiri barang yang akan dibeli. Toko yang demikian lebih dikenal sebagai Pasar (toko) Swalayan. Dengan sistem itu, efisiensi didapatkan karena toko yang relatif lebih besar bisa terjangkau hanya dengan sedikit karyawan.

      Toko swalayan berkembang pesat dan berubah mcnjadi General Merchandising Store, Hyperrnarket, Department Store , Ware house store, dsb.

      Setelah perang Dunia II, perkembangan pasar swalayan di Asia mulai di Jepang, diikuti korea, Taiwan, dan Hongkong. Sekitar tahun 70-an, pasar swalayan merambah ke Bangkok, Singapura, dan Indonesia khususnya di Jakarta.

      Model pasar swalayan pertama kali mengikuti gaya barat dengan ciri rak barang tinggi dan lebar, tetapi dengan layout dan dekorasi yang kurang semarak. Keadaan itu memperkecil biaya (cost) sehingga harga jualnya relatif lebih murah. Namun, pada tahun 80-an, trend Jakarta mulai berkiblat kepada trend Jepang sehingga pasar swalayan Indonesia banyak menggunakan konsultan Jepang dalam mernajukan penjualannya. Hal itu ter1ihat dari display dan dekorasinya yang semarak serta rak-rak yang relatif lebih pendek yang tampaknya sesuai dengan tinggi badan orang Indonesia.

      B. Pengertian Toko Swalayan

      Kata swalayan diambil dari kata swa yang berarti sendiri dan layan yang berarti melayani. Jadi, swalayan bisa diartikan melayani sendiri. Toko swalayan melayani kebutuhan konsumen sehari-hari meliputi makanan dan minuman, juga kebutuhan yang berhubungan dengan pakaian dan keperluan rumah tangga lainnya. Setiap pengunjung yang datang untuk berbelanja di toko swalayan harus melayani diri sendiri. Pembeli mencari barang keperluannya sendiri dengan terlebih dahulu mengambil keranjang/ trolly yang disediakan sebagai tempat barang-barang yang akan dibelinya. Setelah memilih barang, pembeli bisa membawa barang tersebut ke meja kasir untuk melakukan proses pembayaran.

      C. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Toko Swalayan

1) Menyediakan produk-produk yang berkualitas baik dengan harga yang pantas dan bersaing.
2) Memberikan pelayanan dengan menyediakan tempat belanja yang nyaman, mudah dicapai, dan fasilitas yang baik (parkir dan lain sebagainya).
3) Melaksanakan manajemen yang sehat sehingga karier toko swalayan dapat berkembang dengan baik.

      D. Persyaratan Mendirikan Toko Swalayan

      Untuk mendirikan toko swalayan yang ideal, hams dipenuhi beberapa syarat yang disebut dengan singkatan "8 P dan 3 C".
8P yang dimaksud adalah:
1. Place (Tempat)
Syarat yang harus dipenuhi peritel dalam mendirikan toko atau minimarket adalah lokasi atau tempat yang tepat. Maksudnya konsumen atau pasar sasaran bisa dengan mudah menjangkau lokasi tersebut, baik menggunakan kendaraan sendiri maupun menggunakan kendaraan umum.

2. People (orang/Karyawan)
Syarat kedua yang harus dipenuhi peritel adalah berkaitan dengan sumber daya manusia. SDM yang kompeten mulai dari level yang paling atas (manajer), level menengah, dan level bawah sangatlah diperlukan.
3. Product (Produk)
Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh peritel berkaitan dengan produk yang tepat. Produk yang dijual di toko harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
4. Price (Harga)
Harga yang tepat penting dipikirkan oleh para peritel. Harga yang tepat tidak berarti harus murah. Ukuran tepat bisa diartikan bahwa konsumen merasa puas dengan uang yang dikeluarkan karena ia memperoleh manfaat yang sesuai dengan nilai uang yang dikorbankannya agar bisa mendapatkan barang (produk) tersebut.
5. Promotion (Promosi)
Promosi penting dilakukan. Produk yang baik, harga tepat, lokasi yang strategis saja ternyata tidaklah cukup. Konsumen memerlukan informasi bahwa produk yang baik, dengan harga yang tepat, telah tersedia di toko.
6. Profesional
Berpikir, bersikap, dan bertindak profesional sangat diperlukan dalam dunia bisnis. Begitu juga dalam bisnis rite!' Seseorang dikatakan profesional jika dia tahu benar, mengerti benar, paham benar, dengan apa yang menjadi tugas/kewajibannya serta terampil dalam melaksanakannya.
7. Parking (Parkir)
Ketersediaan tempat parkir yang memadai sangat diperlukan. Tempat parkir bukanlah sarana pelengkap dalam persyaratan manajemen minimarket, tetapi merupakan salah satu dari 8 P yang disyaratkan.

8. Power (Kekuatan Lingkungan)
Kekuatan lingkungan sangat penting diperhatikan oleh para peritel. Minimarket merupakan sistem yang terbuka. Oleh karena itu, kekuatan lingkungan sangat berkontribusi dalam keberhasilan atau kegagalan atas keberadaan suatu minimarket. Ada beberapa kekuatan lingkungan yang dimaksud, di antaranya pelanggan, pemasok, pesaing, pemerintah, masyarakat, dll.

3C yang dimaksud adalah:
1. Capital (Keuangan)
Uang adalah syarat yang mutlak yang harus ada saat mendirikan minimarket. Secara kuantitas, hal itu tentunya sangatlah relatif. Banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk menentukan besarnya jumlah uang yang diperlukan. Luas gedung, jumlah barang yang dijual, dan jumlah karyawan yang tersedia, merupakan contoh dari indikator untuk menentukan jumlah uang yang diperlukan guna mendirikan minimarket.
2. Customer (Pelanggan)
Pelanggan sangat penting dalam keberhasilan minimarket. Peritel bener-benar hams meneliti, mengkaji dengan benar siapa pelanggan, apa keinginan dan kebutuhannya, dan bagaimana memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Jika peri tel bisa memenuhinya, maka pelanggan akan merasa puas.
3. Competitive (Bersaing)
Di era buyer's market seperti sekarang ini, semakin banyak bermunculan pesaing secara kuantitas maupun kualitas. Oleh karena itu, perlu pemikiran mendalam untuk mengetahui cara memenangkan persaingan. Hanya orang atau lembaga tertentu saja yang mampu bertahan, bahkan berhasil memenangkan persaingan. Hal itu dikarenakan adanya sejumlah keunggulan kompetitif yang tidak mudah ditiru atau diikuti oleh pesaingnya.

      E. Kunci Sukses Mengelola Toko Swalayan

      Sukses sebuah toko swalayan dipengaruhi oleh dua hal, yakni controllable (bisa dikontrol) dan uncontrollable (tidak bisa dikontrol). Hal yang akan dibicarakan di sini hanyalah yang pertama, di mana kita bisa mengelola dan bisa dipengaruhi. Lebih dari itu, jika kita akan membuat sebuah toko baru perlu dilakukan studi kelayakan terlebih dahulu sehingga ketika toko dibuka kita sudah bisa memastikan bahwa ada pembeli yang datang.
      Berikut disajikan beberapa kunci sukses dalam mengelola toko swalayan.
1. Barang lengkap
      Konsumen yang datang ke toko swalayan pada umumnya adalah konsumen yang tidak memiliki banyak waktu. Dengan begitu, apabila konsumen datang untuk membeli barang, barang yang dicarinya tersebut akan mudah didapat, dengan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Setiap konsumen berharap segala kebutuhan yang diinginkannya bisa diperolehnya di satu toko sehingga konsumen tidak perlu pergi ke toko lain untuk mencari barang yang tidak didapatkannya di toko swalayan.
2. Harga murah
      Toko swalayan diharapkan bisa memberikan harga yang wajar dan bersaing sesuai produk atau jasa yang ditawarkan. Salah satu yang harus selalu diperhatikan adalah masalah harga, harga yang murah (dibandingkan dengan toko lain) akan membuat konsumen senang datang ke toko kita apalagi bila harga murah didapatkan konsumen dalam kebutuhan pokok sehari-hari. Toko swalayan sebaiknya mengecek harga toko-toko sekitar secara rutin. Apabila harga di toko kita cukup mahal dibandingkan dengan harga di toko sekitar, maka kita harus mengambil suatu kebijaksanaan agar harga di toko kita bisu terjangkau oleh pelanggan kita. Untuk mengetahui barang-barang apa saja yang perlu dicek di toko sekitar, lihat data dari barang-barang di toko kita yang fast moving/ barang yang cepat laku terjual. Dari barang yang fast moving itulah kita bisa mengutamakan pengecekan di toko sekitar.
   
3. Suasana
      Kenyamanan tempat belanja/toko swalayan membuat konsumen senang berada di dalam toko. Begitu juga jika toko bersih dan sehat serta sejuk karena dilengkapi dengan pendingin ruangan sehingga pelanggan merasa tenang saat memilih kebutuhannya yang juga ditunjang dengan situasi yang aman dan tidak berdesakan.
4. Mutu/Kualitas Sarang
      Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas barang, Kita harus menjaga agar barang yang dijual berkualitas. Sebagai informasi tambahan, tanggal expire date produk juga penting untuk diperhatikan.
5. Display
      Pajangan barang yang teratur dan rapi akan membuat konsumen tertarik untuk mendekat, melihat, menyentuh, bahkan membeli barang tersebut.
6. Pelayanan
      Toko swalayan tidak hanya menjual produk, tetapi yang lebih penting lagi adalah menjual pelayanan. Pelayanan bisa menjadi salah satu pembeda antara toko yang satu dengan yang lain dan menjadi salah satu sumber untuk memenangkan persaingan.
7. Kasir
      Lokasi kasir merupakan pintu akhir konsumen yang berkunjung ke tempat kita. Saat kasir menjumlah barang menggunakan mesin cash register, kasir juga berperan terhadap kontrol dari barang itu sendiri. Barang yang keluar seharusnya bermutu baik. Kasir yang melayani dengan ramah dan mengucapkan terima kasih serta selamat jalan akan memberikan kesan tersendiri bagi konsumen sehingga konsumen akan dengan senang hati mengulangi kunjungannya ke toko swalayan itu.
   
8. Program Promosi
      Mengharapkan konsumen datang ke toko swalayan kita tidaklah mudah tanpa ditunjang dengan program promosi. Promosi dapat pula dilakukan bersama dengan masyarakat sekitar, yaitu dengan mengadakan suatu acara di lokasi toko sehingga konsumen akan datang untuk berpartisipasi dalam acara tersebut / menyaksikan acara. Dengan begitu, mereka juga diharapkan akan masuk ke dalam toko sekaligus berbelanja. Promosi pun bisa dilakukan dengan harga murah yang dimuat dalam leaflet / brosur yang diberikan kepada konsumen. Untuk mengatasi hari-hari sepi, seperti halnya hari Senin atau Selasa, perlu juga dibuat program promosi yang membuat masyarakat tertarik untuk datang ke toko.
9. Halaman Parkir
      Lokasi toko swalayan yang tidak ditunjang dengan sarana parkir yang memadai akan membuat konsumen enggan datang ke toko kita. Waktu yang sedikit tak akan cukup bila konsumen harus mencari lokasi yang cukup jauh dari toko untuk sekedar memarkir kendaraan. Hal itu juga akan menyulitkan konsumen yang membawa barang belanjaan cukup banyak.
   

F. Pengelompokan Barang (Grouping)

      Setelah kita mengetahui layout toko, bagian penting lainnya adalah grouping / pengelompokan barang. Pengelompokan barang menjadi sangat penting karena itu akan tercermin dalam proses display dan dirasakan langsung oleh customer. Di samping itu, pengelompokan yang benar akan mempermudah cara kerja karyawan toko itu sendiri. Kesalahan dalam grouping akan bermuara pada kesulitan konsumen dalam memilih produk dan bisa mengakibatkan turunnya penjualan.
      Secara umum, pengelompokan barang dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu food dan non-food. Kemudian, dipecah lagi menjadi sub­group yang terdiri dari jenis barang (artikel).
   
      Perhatikan bagan berikut.
      GROUP  ------------- > SUB-GROUP  ----------> JENIS BARANG
   
      non-food -------------->   pecah belah   -----------> gelas, cangkir
 
      Dengan demikian, digunakan logika sederhana dalam pengelompokan ini, di mana konsumen akan menjadi lebih mudah mencari barang yang dibutuhkan.
   

DAFTAR PUSTAKA :
Sopiah dan Syihabudhin. 2008. Manajemen Bisnis Ritel. Andi, Yogyakarta. 

Baca SelengkapnyaManajemen Toko Swalayan

Thursday, February 13, 2014

Konsep Dasar Pemasaran

Read Offline, Save or Download as :
PDF : Konsep Dasar Pemasaran.Pdf
Doc : Konsep Dasar Pemasaran.docx

A. Pengertian Pemasaran

     Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi yang diberikan sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan para ahli tersebut dalam memandang dan meninjau pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas pertukaran merupakan hal sentral. Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran dimana seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan sejumlah nilai keberbagai macam kelompok sosial untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Definisi yang paling sesuai dengan tujuan tersebut adalah: Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler,1997). Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands).

B. Manajemen Pemasaran

     Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang banyak. Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak sesuai dengan yang diinginkannya. Dengan demikian, manajemen pemasaran dapat diartikan : Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997)
     Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terkait.
     Manajemen pemasaran dapat diterapkan pada semua bidang usaha. Dalam manajemen terdapat fungsi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan atau penerapan serta pengawasan. Tahap perencanaan merupakan tahap yang menentukan terhadap kelangsungan dan kesuksesan suatu organisasi pemasaran. Proses perencanaan merupakan satu proses yang selalu memandang ke depan atau pada kemungkinan masa akan datang termasuk dalam pengembangan program, kebijakan dan prosedur untuk mencapai tujuan pemasaran.

C. Perkembangan Falsafah Manajemen Pemasaran

     Sesuai dengan perkembangannya dan waktu ke waktu terdapat lima konsep pemasaran yang mendasari cara organisasi melakukan kegiatan pemasarannya. Adapun perkembangan konsep-konsep tersebut dari awal hingga sekarang akan diuraikan berikut ini:
     1. Konsep Produksi
     Dalam konsep berwawasan produksi berpendapat bahwa konsumen menyukai produk yang tersedia di mana-mana dan dengan harga murah. Produsen yang berwawasan produksi mi perhatiannya senantiasa tertuju pada usaha mencapai efisiensi produksi yang tinggi serta daerah penyaluran yang luas bagi barang hasil produksinya. Konsep produksi ini merupakan konsep yang klasik dan tertua dalam sejarah perkembangan pemasaran. Dalam konsep produksi ini, kejadian konsumen akan memilih produk yang murah dan mudah didapat akan berlangsung bila dalam kondisi:
a. Permintaan barang melebihi penawarannya, dimana konsumen ingin mendapatkan barang tanpa memperhatikan detil barangnya dan produsen memusatkan perhatiannya pada tingkat produksi yang tinggi.
b. Biaya produksi tinggi dan harus diturunkan dengan peningkatan produktivitas untuk memperluas pasar. Tingkat penjualan yang tinggi akan dapat menekan biaya produksi.
     2. Konsep Produk
     Produsen yang berwawasan produk berpendapat bahwa konsumen hanya akan memilih produk yang berkualitas, atau mempunyai kelebihan-kelebihan lain yang sifatnya inovatif menurut anggapan produsen. Oleh karenanya produsen disini akan memusatkan perhatiannya untuk membuat produk yang lebih baik dan dan selalu berusaha terus untuk mengembangkan dan menyempurnakannya dan kurang memperhatikan masukan dari pelanggan. Sebagai akibatnya memang kualitas produk akan berkembang dan sempurna akan tetapi keinginan pasar terabaikan, sehingga pada akhirnya produk yang baik tersebut akan kekurangan pasar atau bahkan kehilangan pasar sama sekali, karena produk yang baik atau sempurna tersebut belum tentu sesuai dengan keinginan konsumen, baik itu dalam hal model, kualitas ataupun harga. Konsep produksi ini terutama banyak diterapkan di negara-negara terbelakang atau sedang berkembang dimana konsumen tidak banyak pilihan untuk suatu produk, dan rata-rata daya beli konsumen rendah.
     3. Konsep Penjualan
     Dalam konsep ini produsen berpendapat bahwa agar konsumen membeli produk yang dihasilkan oleh organisasi maka harus ada upaya aktif dan produsen untuk melakukan usaha penjualan dan promosi penjualan yang agresif. Konsumen tidak boleh dibiarkan memilih dan membeli sendiri tanpa upaya aktif dan produsen untuk membujuknya membeli dalam jumlah tertentu yang diinginkan produsen. Konsumen yang tidak mempunyai keinginan untuk membeli juga harus diupayakan agar mereka membeli produk yang dihasilkan. Konsep penjualan ini banyak dipakai terutama untuk barang-barang yang tidak dicari, atau tidak terpikir oleh konsumen untuk membelinya, misalnya kebutuhan akan asuaransi, buku ensikiopedi, tanah kuburan, dan lain-lain. Pada umumnya organisasi atau perusahaan menerapkan konsep produk ini j ika mereka mengalami kelebihan kapasitas produksinya. Tujuan mereka terfokus pada upaya menjual apa yang mereka hasilkan dan bukan pada keinginan pasar. Jadi di sini kebutuhan penjualah yang diutamakan bukan kebutuhan pasar.
   
     4. Konsep Pemasaran
     Konsep yang sangat berbeda dengan tiga konsep yang telah diuraikan adalah konsep pemasaran. Konsep ini berpendapat bahwa menentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien merupakan kunci utama dalam mencapai sasaran dan tujuan organisasi. Jadi di sini kebutuhan pasarlah yang paling diutamakan bukan kebutuhan atau kepentingan penjual. Di sini harus diciptakan bagaimana menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antara produsen dan konsumen. Produsen harus dapat mengkoordinir semua kegiatan yang berkaitan dengan pelanggan. Singkatnya konsep berwawasan pemasaran ini berlandaskan pada empat aspek utama yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terkoordinir, dan keuntungan melalui kepuasan pelanggan.
     Konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi konsep pemasaran merupakan orientasi perusahaan yang menekankan bahwa tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar dan selanjutnya memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut sehingga dicapai tingkat kepuasan langganan yang melebihi dari kepuasan yang diberikan oleh para saingan.
     Pada hakikatnya konsep pemasaran menekankan orientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen yang didukung oleh kegiatan pemasaran yang terpadu yang ditujukan untuk menciptakan kepuasan langganan sebagai kunci untuk keberhasilan mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian ada empat unsur pokok yang terdapat dalam konsep pemasaran, yaitu: orientasi pada konsumen (kebutuhan dan keinginan konsumen), kegiatan pemasaran yang terpadu, kepuasan konsumen atau pelanggan, dan tujuan perusahaan jangka panjang. Konsep pemasaran ini sering dicampuradukkan atau dikaburkan dengan istilah konsep penjualan. Konsep penjualan menekankan orientasi pada produk yang dihasilkan untuk dijual yang didukung dengan kegiatan penjualan dan promosi, sehingga tujuan perusahaan jangka pendek dapat dicapai melalui pencapaian target penjualan. Kalau digambarkan secara skematis perbedaan konsep pemasaran dan konsep penjualan adalah sebagai berikut :
   

   
     Pada prinsipnya ada beberapa dasar pemikiran yang digunakan dalam konsep pemasaran, yaitu:
a. Para konsumen dapat dikelompokkan menjadi beberapa segmen pasar yang berbeda tergantung pada kebutuhan dan keinginan mereka.
b. Konsumen pada salah satu segmen pasar yang manapun akan memilih penawaran dari perusahaan yang dianggap paling mampu memberikan kepuasan atas kebutuhan dan keinginan tertentu mereka.
c. Tugas organisasi perusahaan adalah melakukan riset dan menentukan pasar yang menjadi sasarannya serta mengembangkan penawaran dan program pemasaran secara efektif sebagai kunci untuk menarik pembeli dan mempertahankannya sebagai langganan.
   
     Konsep pemasaran merupakan alat untuk mencapai tujuan atau sasaran perusahaan. Oleh karena itu orientasi perusahaan dalam usaha untuk memuaskan konsumen dilakukan dalam rangka pencapai tujuan atau sasaran perusahaan seperti tingkat laba/keuntungan, pertumbuhan dan peningkatan share pasar. Demi keberhasilan perusahaan, para pemimpin .perusahaan (terutama di Indonesia) hendaknya memulai mengubah orientasi atau pandangannya, yaitu dengan mulai menjalankan konsep pemasaran dalam perusahaannya. Dengan menjalankan konsep pemasaran secara tepat dalam menjalankan kegiatan usaha perusahaan, maka hal ini akan banyak membantu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi perusahaan di Indonesia dewasa ini.
     Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya harus efisien menjalankan konsep pemasaran agar keuntungan yang diharapkan dapat terealisasi dengan baik. Ini menandakan bahwa kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasi dan dikelola dengan cara yang lebih baik.
     Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Kegiatan perusahaan yang berdasar pada konsep pemasaran ini harus diarahkan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Secara definitif dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha, 1996).
     Dari definisi tersebut, perusahaan memiliki konsekuensi seluruh kegiatan perusahaan harus diarahkan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan mampu memberikan kepuasan agar mendapat laba dalam jangka panjang. Organisasi perusahaan yang menerapkan konsep pemasaran ini disebut organisasi pemasaran.
     Konsep pemasaran juga menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan pasar sasaran (Kotler, 1997). Konsep pemasaran ini bersandar pada empat pilar, yaitu : pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu dan profitabilitas.
     Dewasa ini konsep pemasaran mengalami perkembangan yang semakin maju sejalan dengan majunya masyarakat dan teknologi. Perusahaan tidak lagi berorientasi hanya pada pembeli saja, akan tetapi berorientasi pada masyarakat atau manusia. Konsep yang demikianlah yang disebut dengan konsep pemasaran masyarakat (Swastha, 1996).
     Selanjutnya akan dibahas tiga faktor penting yang digunakan sebagai dasar dalam konsep pemasaran (Swastha, 1996):
   
     a. Orientasi konsumen
     Pada intinya, jika suatu perusahaan ingin menerapkan orientasi konsumen ini, maka :
o Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
o Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.
o Menentukan produk dan program pemasarannya.
o Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka.
o Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.
   
     b. Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan
     Untuk memberikan kepuasan secara optimal kepada konsumen, semua elemen pemasaran yang ada harus diintegrasikan. Hindari adanya pertentangan antara perusahaan dengan pasarnya. Salah satu cara penyelesaian untuk mengatasi masalah koordinasi dan integrasi ini dapat menggunakan satu orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pemasaran, yaitu manajer pemasaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap orang dan bagian dalam perusahaan turut serta dalam suatu upaya yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
   
     c. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen
     Salah satu tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan profit atau laba. Dengan laba tersebut perusahaan bisa tumbuh dan berkembang dengan kemampuan yang lebih besar. Sebenarnya laba merupakan tujuan umum dari sebuah perusahaan. Banyak perusahaan yang mempunyai tujuan lain disamping laba. Dengan menggunakan konsep pemasaran ini, hubungan antara perusahaan dan konsumen akan dapat diperbaiki yang pada akhirnya akan menguntungkan bagi perusahaan.
   

Baca SelengkapnyaKonsep Dasar Pemasaran